Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Tarif PPN Produk Tekstil Naik, Usaha Informal Diprediksi Bertambah

A+
A-
1
A+
A-
1
Tarif PPN Produk Tekstil Naik, Usaha Informal Diprediksi Bertambah

Ilustrasi.

NEW DELHI, DDTCNews – Penasihat Gubernur West Bengal Amit Mitra meminta Perdana Menteri India Narendra Modi untuk tidak menaikkan PPN atau GST atas produk tekstil karena dikhawatirkan dapat menambah beban masyarakat.

"Modi, panggil rapat Dewan Goods and Services Tax sekarang dan balikkan keputusan sebelum pedang Damocles jatuh di kepala jutaan orang," sebut Mitra dalam akun media sosialnya, Senin (27/12/2021).

Seperti dilansir business-standard.com, Pemerintah India berencana menaikkan tarif PPN atas tekstil serat buatan dari semula 5% menjadi 12% yang berlaku efektif pada 1 Januari 2022. Menurut Mitra, langkah kebijakan tersebut dinilai tidak tepat.

Baca Juga: Pegawai Pindah Cabang, Hitungan PPh 21-nya Disamakan dengan Resign?

Mitra pun mendesak Menteri Keuangan India Nirmala Sitharaman untuk mengadakan pertemuan dengan Dewan Goods and Services Tax (GST). Pertemuan dilakukan untuk membatalkan kenaikan pajak sebesar 7% atas produk tekstil.

Dia menilai kenaikan tarif pajak barang dan jasa atas produk tekstil serat buatan dapat menyebabkan 15 juta penduduk kehilangan pekerjaan. Selain itu, ia juga memprediksi sebanyak 100.000 perusahaan tekstil akan tutup bila kenaikan tarif PPN tersebut direalisasikan.

Menurutnya, permintaan serat alam perdagangan tekstil rentan terhadap segala jenis kenaikan biaya. Beban yang dihadapi industri tekstil juga makin bertambah menyusul harga produk kapas yang tengah mengalami inflasi 70%.

Baca Juga: WP Tak Patuh Pajak, Ratusan Ribu SIM Card di Negara Ini Diblokir

Selain itu, ia juga mengkhawatirkan perusahaan-perusahaan tekstil terdorong untuk kembali masuk ke sektor informal. Berpalingnya industri tekstil ke dalam sektor informal akan menyebabkan pemerintah justru makin kesulitan dalam menggali penerimaan pajak. (vallen/rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : india, pajak, pajak internasional, produk tekstil, PPN, tarif pajak

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Kamis, 04 Juli 2024 | 18:54 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Ini Fungsi 7 Layanan Pajak yang Sudah Berbasis NIK dan NPWP 16 Digit

Kamis, 04 Juli 2024 | 18:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Penghasilan Orang Pribadi di Bawah PTKP Bisa Bebas PPh Final PHTB

Kamis, 04 Juli 2024 | 16:45 WIB
KONSULTASI PAJAK

Data Padan, Apa Saja Layanan Pajak yang Sudah Mengakomodasi NIK-NPWP?

berita pilihan

Jum'at, 05 Juli 2024 | 17:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Pegawai Pindah Cabang, Hitungan PPh 21-nya Disamakan dengan Resign?

Jum'at, 05 Juli 2024 | 16:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Dukung Kelancaran Ibadah Haji 2024, DJBC dan Saudi Customs Kerja Sama

Jum'at, 05 Juli 2024 | 15:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Nama Pengurus Tak Masuk Akta Pendirian, Boleh Tanda Tangan SPT Badan?

Jum'at, 05 Juli 2024 | 14:54 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Fitur Daftar Bukti Pemotongan di DJP Online Masih Tahap Pengembangan

Jum'at, 05 Juli 2024 | 14:30 WIB
KANWIL DJP SUMATERA UTARA II

Kanwil DJP Sumut Sita Serentak 22 Aset Milik WP senilai Rp673 Juta

Jum'at, 05 Juli 2024 | 13:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Ada Fasilitas Kepabeanan Khusus untuk UMKM, Bisa Perluas Akses Pasar

Jum'at, 05 Juli 2024 | 12:00 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Fasilitas Pajak Masuk dalam Term and Condition Penawaran WK Migas