Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Kadin Minta Tambahan Insentif untuk Perusahaan di KEK

A+
A-
0
A+
A-
0
Kadin Minta Tambahan Insentif untuk Perusahaan di KEK

Ilustrasi.

PHNOM PENH, DDTCNews - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kamboja meminta pemerintah memberikan insentif fiskal tambahan bagi perusahaan yang berinvestasi di kawasan ekonomi khusus (KEK).

Wakil Presiden Kadin Lim Heng mengatakan investasi di KEK akan memberikan dampak lebih besar pada perekonomian nasional. Oleh karena itu, lanjutnya, pemerintah perlu memberikan insentif yang lebih menarik bagi perusahaan di KEK.

"Insentif seperti tax holiday selama 3 sampai 9 tahun dan pembebasan bea masuk untuk bahan baku sudah ada secara nasional, tetapi KEK harus lebih memberikan menguntungkan bagi investor," katanya, dikutip pada Jumat (14/4/2023).

Baca Juga: Pemerintah Pusat Siapkan Rp4 Triliun bagi Pemda yang Atasi Isu-Isu Ini

Lim Heng mengatakan pemerintah melalui Dewan Pembangunan Kamboja selalu mendorong investor domestik dan asing untuk mendirikan perusahaan manufaktur besar di KEK. Meski demikian, belum semua investor benar-benar tertarik menanamkan modalnya di KEK.

Dia menjelaskan hanya investor dengan karakteristik tertentu yang bersedia membangun perusahaan di KEK. Beberapa di antaranya yakni pabrik perakitan mobil atau pabrik industri besar yang membutuhkan lahan luas dan tenaga kerja besar.

Pabrik-pabrik besar lebih memilih KEK karena mempertimbangkan ketersediaan penunjang. Pasalnya, infrastruktur transportasi di perdesaan relatif masih buruk, bahkan kekurangan akses air dan listrik.

Baca Juga: WP Tak Patuh Pajak, Ratusan Ribu SIM Card di Negara Ini Diblokir

Pada saat ini, Kamboja memiliki lebih dari 50 KEK yang dirancang untuk melayani pembangunan sosial-ekonomi nasional.

Selain menambah insentif fiskal, Lim Heng lantas mengusulkan pembentukan dewan pengembangan sektor swasta untuk berinvestasi di KEK. Menurutnya, KEK memiliki potensi besar untuk dikembangkan karena secara sudah didukung dari sisi regulasi.

"Mereka juga memiliki mekanisme yang menyederhanakan ekspor dan impor," ujarnya dilansir phnompenhpost.com. (sap)

Baca Juga: Vietnam Bakal Bebaskan Keuntungan Bunga Green Bond dari Pungutan Pajak

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : pajak internasional, insentif fiskal, insentif pajak, KEK, Kamboja

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Selasa, 25 Juni 2024 | 10:15 WIB
IBU KOTA NUSANTARA

Sudah Ada di DJP Online, Permohonan 3 Insentif Pajak IKN

Senin, 24 Juni 2024 | 18:00 WIB
PROVINSI JAWA TENGAH

Pemprov Siapkan 4 Insentif untuk WP di Jateng, Ada Diskon Pajak 50%

berita pilihan

Jum'at, 05 Juli 2024 | 20:00 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah Pusat Siapkan Rp4 Triliun bagi Pemda yang Atasi Isu-Isu Ini

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Keliru Cantumkan NPWP, Solusinya Bukan Bikin Faktur Pajak Pengganti

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:00 WIB
IBU KOTA NUSANTARA (IKN)

Jokowi: IKN Jadi Sumber Ekonomi Baru, Serap Hasil Tani Daerah Lain

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:00 WIB
PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

Ada Potensi Besar, DPR Minta Pemerintah Perbaiki Pengelolaan PNBP

Jum'at, 05 Juli 2024 | 18:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Ingin Batalkan Faktur Pajak Tapi Beda Tahun, Apakah Bisa?

Jum'at, 05 Juli 2024 | 18:09 WIB
RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa PPh Pasal 26 atas Jasa Luar Negeri

Jum'at, 05 Juli 2024 | 17:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Pegawai Pindah Cabang, Hitungan PPh 21-nya Disamakan dengan Resign?

Jum'at, 05 Juli 2024 | 16:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Dukung Kelancaran Ibadah Haji 2024, DJBC dan Saudi Customs Kerja Sama