Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Ditolak Mentah-mentah oleh Warga, RUU Kenaikan Pajak akan Ditarik

A+
A-
0
A+
A-
0
Ditolak Mentah-mentah oleh Warga, RUU Kenaikan Pajak akan Ditarik

AMMAN, DDTCNews – Pemerintah Yordania akan menarik beleid peningkatan tarif pajak. Pasalnya, demonstrasi warga terjadi berhari-hari di jalan-jalan sekitar Kota Amman untuk menolak kenaikan pajak tersebut.

Perdana Menteri Yordania Omar Razzaz mengatakan pemerintah akan segera menarik rancangan undang-undang pajak kontroversial itu.

“Setiap warga juga memiliki hak untuk suara mereka didengar melalui sarana resmi, baik melalui media sosial maupun pertemuan secara langsung. Hal ini yang menjadi merupakan hal yang sah dimiliki warga negara,” paparnya di Amman, Kamis (7/6).

Baca Juga: Gelombang Demo Makin Deras, Gen Z di Kenya Kompak Tolak Kenaikan Pajak

Dia menjelaskan pemerintah Yordania perlu mendengarkan diskusi dan harus mengambil langkah untuk kembali ke jalan yang benar. Tujuan beleid itu adalah untuk meningkatkan pengumpulan pajak.

"Kami perlu berkonsultasi luas dengan badan-badan sipil atas sistem pajak baru yang tidak akan menginjak-injak hak warga negara,” katanya seperti dilansir euronews.com

Sebelumnya seorang Analis Yordania Nidal Mansour menjelaskan pemerintah berurusan dengan masyarakat yang sedang mengalami kesulitan ekonomi cukup parah. Padahal masyarakat merupakan sumber utama pendapatan, tapi pemerintah tidak memikirkan sumber lain seperti meningkatkan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, atau bahkan mencoba untuk menarik investor.

Baca Juga: Ramai Tuai Penolakan, PM Thailand Batalkan Pengenaan Pajak Turis

Pemerintahan Yordania saat ini berada di bawah tekanan International Monetary Fund (IMF) dalam menerapkan reformasi ekonomi dan melakukan berbagai langkah penghematan untuk mendapatkan pertumbuhan utang yang masih dalam ambang batas aman.

Pasalnya kerajaan pro barat telah mengalami kemunduran ekonomi, ditambah dengan meningkatnya angka pengangguran. Sebagian wilayah justru terkena konflik berkepanjangan seperti di Suriah dan Irak, bahkan juga sempat terjadi pengungsian dalam jumlah yang besar pada beberapa tahun lalu.

Akibat kenaikan tarif pajak itu, banyak warga Yordania merasa sedang diperas secara finansial oleh pemerintah yang dianggap korup dan merasa masyarakat tidak mendapatkan layanan dari hasil pajak yang telah dibayarkan. (Amu)

Baca Juga: Jokowi Terima Surat Kepercayaan 10 Dubes, Fokus Kerja Sama Ekonomi

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : berita pajak internasional, kenaikan pajak, yordania

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Selasa, 19 Februari 2019 | 11:06 WIB
CHINA

Insentif Pajak Penggunaan Lahan Dirilis

Jum'at, 08 Februari 2019 | 11:13 WIB
PRANCIS

OECD Rilis Catatan Kebijakan Pajak Ekonomi Digital

Rabu, 06 Februari 2019 | 15:49 WIB
BELGIA

Perlunya Standarisasi Laporan Transparansi Pajak

Senin, 04 Februari 2019 | 15:05 WIB
AMERIKA SERIKAT

Partai Republik AS Usul Kenaikan Tarif Pajak Marginal Orang Pribadi

berita pilihan

Jum'at, 05 Juli 2024 | 20:00 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah Pusat Siapkan Rp4 Triliun bagi Pemda yang Atasi Isu-Isu Ini

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Keliru Cantumkan NPWP, Solusinya Bukan Bikin Faktur Pajak Pengganti

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:00 WIB
IBU KOTA NUSANTARA (IKN)

Jokowi: IKN Jadi Sumber Ekonomi Baru, Serap Hasil Tani Daerah Lain

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:00 WIB
PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

Ada Potensi Besar, DPR Minta Pemerintah Perbaiki Pengelolaan PNBP

Jum'at, 05 Juli 2024 | 18:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Ingin Batalkan Faktur Pajak Tapi Beda Tahun, Apakah Bisa?

Jum'at, 05 Juli 2024 | 18:09 WIB
RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa PPh Pasal 26 atas Jasa Luar Negeri

Jum'at, 05 Juli 2024 | 17:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Pegawai Pindah Cabang, Hitungan PPh 21-nya Disamakan dengan Resign?

Jum'at, 05 Juli 2024 | 16:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Dukung Kelancaran Ibadah Haji 2024, DJBC dan Saudi Customs Kerja Sama