Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Menilik Posisi Teknologi dalam Transformasi Pajak di Masa Depan

A+
A-
110
A+
A-
110
Menilik Posisi Teknologi dalam Transformasi Pajak di Masa Depan

KEMUNCULAN tren teknologi baru seperti blockchain, artificial intelligence, dan teknologi lainnya mengisyaratkan peluang terjadinya evolusi peran pajak. Perkembangan teknologi dimanfaatkan untuk meningkatkan proses administrasi, kepatuhan, serta transparansi pajak.

Dalam jurnal yang berjudul The Latest Generation of Tax Function and the Role of Technology, Sveinung Baumann-Larsen dan Antonio Giannelli menganalisis peran teknologi, sumber daya manusia, dan proses dalam mendorong transformasi pajak.

Umumnya, transformasi dilakukan pada skala besar, baik dari kegiatan bisnis maupun fungsi keuangan. Namun, pajak sering kali menjadi salah satu aspek transformasi yang luput untuk diperhatikan lantaran minimnya pengetahuan dan pemahaman mengenai potensi dan kontribusi dari pajak.

Baca Juga: Respons Perkembangan Teknologi AI, IMF Rekomendasikan Kebijakan Pajak

Penulis menjelaskan transformasi pajak yang berhasil adalah transformasi yang memprioritaskan pajak terlebih dahulu dalam prosesnya. Apabila prioritas pajak dikesampingkan akan menyebabkan masalah kepatuhan pajak dan inefisiensi dalam penyusunan teknologi pajak.

Transformasi pajak makin diperlukan seiring adanya perubahan pada peraturan pajak dan tuntutan transparansi yang makin meningkat. Terdapat tiga indikator yang harus bersinergi dalam transformasi pajak, yaitu teknologi, sumber daya manusia, dan keunggulan proses.

Teknologi
KEMAJUAN teknologi memberikan banyak pilihan untuk mendukung transformasi perpajakan. Wajib pajak harus melihat teknologi yang tepat untuk kebutuhan spesifik dengan mempertimbangkan biaya dan manfaat ketika merancang peta panduan teknologi pajak yang digunakan. Tren teknologi yang biasanya digunakan dalam perpajakan di antaranya seperti blockchain, artificial intelligence, dan lainnya.

Baca Juga: DJP: M-Pajak Cocok untuk WP dari Generasi yang Senang Pegang Gadget

Blockchain adalah teknologi buku besar digital dari transaksi keuangan. Pengguna dapat mengolah data keuangan dan aset lainnya dengan efisien. Blockchain dapat dikonfigurasi dengan sangat efektif untuk pajak, terutama dalam transaksi pajak tidak langsung dan transfer pricing melalui fitur smart contract.

Sementara itu, Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan adalah teknologi yang dikonfigurasi secara ideal untuk otomatisasi dalam pajak. AI dapat digunakan untuk melaksanakan kewajiban rutin kepatuhan pajak.

Untuk itu, kolaborasi antara teknologi dan pajak menjadi salah satu landasan transformasi yang sukses. Namun, penggunaan teknologi yang tepat harus diikuti dengan sumber daya manusia dan proses yang mendukung efektivitasnya.

Baca Juga: Mengupas Tantangan Pajak Akibat Mobilitas Individu di Era Digital

Sumber Daya Manusia
SEIRING dengan adanya evolusi peran pajak, terdapat dua jenis profesional pajak yang memiliki perbedaan ruang lingkup. Pertama, profesional pajak yang memahami aspek dan pengetahuan pajak secara teknis. Perannya menjadi ahli dalam memahami kebijakan pajak domestik dan global, peraturan pajak, dan kepatuhan pajak.

Kedua, professional pajak sebagai teknolog pajak/tax technologist. Penulis menjelaskan bahwa teknolog pajak dibutuhkan karena kemampuan manajemen data dan teknologi sehingga peran tersebut merupakan prioritas dalam menjalankan transformasi pajak.

Teknolog pajak adalah istilah yang masih baru tetapi memiliki peran yang diperlukan. Teknolog pajak perlu untuk menjadi acuan untuk mendorong transformasi pajak. Hal ini menjelaskan bahwa kedua jenis profesional pajak tersebut dapat berkolaborasi untuk membangun transformasi pajak yang didukung dengan teknologi terbaru.

Baca Juga: Ditjen Pajak Kumpulkan Rp 1,82 Triliun dari Pinjol dan Fintech

Setidaknya seorang teknolog pajak diberikan tiga tanggung jawab penting, yaitu menjadi penghubung yang terpercaya dan informatif antardomain fungsional pajak yang berbeda dalam memahami persyaratan data dan teknologi, berfokus kepada keunggulan proses dalam pajak, serta menjadi komunikator antara domain fungsional pajak dengan IT (Information-Technology).

Profesional pajak perlu mengembangkan keterampilan dan pengetahuan untuk menggunakan teknologi terbaru. Kombinasi keterampilan dan pengetahuan yang tepat dalam menggunakan teknologi akan mendorong transformasi ke depannya. Pengetahuan tentang perangkat lunak pajak akan membentuk dasar dari generasi baru teknologi pajak.

Keunggulan Proses
KEUNGGULAN proses menjadi kompetensi baru yang muncul melalui transformasi pajak. Keunggulan proses dilihat dengan terintegrasinya konektivitas antara fungsi pajak dan fungsi rutin lainnya dalam bisnis yang terhubung langsung dengan pajak.

Baca Juga: Transaksi e-Commerce Diprediksi Tembus Rp 1.730 Triliun pada 2025

Penulis menjelaskan transformasi pajak dilakukan pada tingkat strategis, taktis, dan operasional dalam kegiatan bisnis. Integrasi proses bisnis dan transformasi pada fungsi dan lintas bisnis perlu untuk dikembangkan. Proses ini dapat dijalankan dengan adanya teknologi.

Dengan kemunculan teknologi, keunggulan proses dalam kolaborasi lintas fungsi sekarang menjadi kebutuhan. Jika melihat fase sebelumnya, fungsi pajak tidak memiliki kolaborasi dengan IT sebelumnya. Untuk itu, kolaborasi dengan bagian IT akan menjadi salah satu faktor keberhasilan terbesar dalam melakukan transformasi.

Pendekatan tradisional dalam pajak juga harus berubah. Peran pajak yang terbukti pada masa depan akan diaktifkan oleh teknologi, proses, dan sumber daya manusia. Sebuah teknologi tidak dapat digunakan tanpa sumber daya manusia dan pengetahuan yang tepat.

Baca Juga: Otoritas Ini Pertimbangkan Penggunaan AI untuk Kelola Perpajakan

Proses yang salah atau tidak memadai juga akan memperumit dan menurunkan efisiensi teknologi. Kolaborasi secara harmonis bukanlah hal yang sederhana, tetapi merupakan puncak dari transformasi perpajakan.

Peta Panduan Teknologi Pajak
TRANSFORMASI pajak dilakukan untuk memberikan dukungan dalam proses perpajakan secara menyeluruh dan berkelanjutan. Untuk itu, membuat sebuah peta panduan teknologi pajak menjadi salah satu hal yang penting.

Pembuatan peta panduan teknologi pajak dapat digunakan untuk mengetahui arah dan tujuan transformasi pajak yang ingin dicapai dari pendekatan berbasis teknologi. Hal ini membantu evaluasi dalam pemilihan teknologi yang tepat berdasarkan kebutuhan dan tujuan bisnis.

Baca Juga: Percepat Penyelesaian Sengketa Pajak, Data Analytics Dikembangkan

Sama halnya dengan transformasi, metodologi yang tepat juga memerlukan penilaian peran pajak untuk mengidentifikasi tantangan dan kesenjangannya. Pengembangan rencana jangka panjang dibutuhkan untuk ditinjau secara berkelanjutan berdasarkan prioritas dan kebutuhan sehingga diperlukannya upaya kolaboratif dalam menyusun peta panduan teknologi pajak.

Penutup
KEBUTUHAN peran pajak tradisional memiliki perbedaan signifikan dengan kebutuhan peran pajak yang didukung teknologi. Hal ini dikarenakan secara historis, pajak bukanlah bidang yang berkaitan langsung dengan teknologi. Untuk itu, kebutuhan akan teknologi, sumber daya manusia, dan proses sangat diperlukan.

Transformasi pajak adalah kegiatan yang berkelanjutan dan kolaboratif yang memerlukan komunikasi yang baik. Tidak semuanya dapat bergantung pada teknolog pajak. Seorang teknolog pajak hanya dapat mendorong inisiatif transformasi pajak ke depan.

Baca Juga: Memahami Konsep Pajak dan Kaitannya dengan Konstitusi

Jurnal yang diterbitkan ini dapat dijadikan referensi dan panduan bagi pelaku bisnis, praktisi, dan perumus kebijakan dalam upaya transformasi pajak. Jurnal ini menjelaskan secara rinci dan sistematis mengenai indikator penting dan posisi teknologi dalam melihat peran pajak pada masa depan.

Pajak harus menjadi bagian dalam transformasi teknologi sebagai prioritas utama. Teknologi dapat diterapkan secara efektif melalui kolaborasi dengan pengetahuan pajak yang tepat akan menjadi alat keberhasilan transformasi peran pajak pada masa depan.

*Artikel ini merupakan artikel yang diikutsertakan dalam Lomba Resensi Jurnal untuk memeriahkan HUT ke-14 DDTC. Simak artikel lainnya di sini.

Baca Juga: Dampak Digitalisasi terhadap Urusan Pajak Perusahaan dan Otoritas

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : resensi, resensi jurnal, lomba resensi jurnal, hut ddtc ke-14, transformasi pajak, teknologi

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

Dika Meiyani

Jum'at, 06 Agustus 2021 | 09:12 WIB
terimakasih infonya DDTC
1

ARTIKEL TERKAIT

Senin, 17 Juli 2023 | 11:35 WIB
RESENSI BUKU

Akuntansi Pajak, 10 Langkah Sebelum Ungkap PPh di Laporan Keuangan

Minggu, 18 Juni 2023 | 10:30 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Efisiensi Administrasi Pajak, DJP Terus Optimalkan Teknologi AI

Minggu, 18 Juni 2023 | 08:00 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

DJP Siap Pastikan Tak Ada Diskriminasi Wajib Pajak

berita pilihan

Jum'at, 05 Juli 2024 | 20:00 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah Pusat Siapkan Rp4 Triliun bagi Pemda yang Atasi Isu-Isu Ini

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Keliru Cantumkan NPWP, Solusinya Bukan Bikin Faktur Pajak Pengganti

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:00 WIB
IBU KOTA NUSANTARA (IKN)

Jokowi: IKN Jadi Sumber Ekonomi Baru, Serap Hasil Tani Daerah Lain

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:00 WIB
PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

Ada Potensi Besar, DPR Minta Pemerintah Perbaiki Pengelolaan PNBP

Jum'at, 05 Juli 2024 | 18:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Ingin Batalkan Faktur Pajak Tapi Beda Tahun, Apakah Bisa?

Jum'at, 05 Juli 2024 | 18:09 WIB
RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa PPh Pasal 26 atas Jasa Luar Negeri

Jum'at, 05 Juli 2024 | 17:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Pegawai Pindah Cabang, Hitungan PPh 21-nya Disamakan dengan Resign?

Jum'at, 05 Juli 2024 | 16:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Dukung Kelancaran Ibadah Haji 2024, DJBC dan Saudi Customs Kerja Sama