Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Literasi
Selasa, 02 Juli 2024 | 15:00 WIB
PANDUAN PAJAK PEMULA
Senin, 01 Juli 2024 | 18:12 WIB
KAMUS PAJAK
Jum'at, 28 Juni 2024 | 20:00 WIB
KAMUS AKUNTANSI DAN PAJAK
Jum'at, 28 Juni 2024 | 19:30 WIB
RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI
Data & Alat
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Rabu, 19 Juni 2024 | 10:03 WIB
KURS PAJAK 19 JUNI 2024 - 25 JUNI 2024
Fokus
Reportase

Sering Belanja Online? Begini Hitungan Pungutan Paket dari Luar Negeri

A+
A-
1
A+
A-
1
Sering Belanja Online? Begini Hitungan Pungutan Paket dari Luar Negeri

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Ada kewajiban perpajakan yang ditanggung oleh penerima barang kiriman dari luar negeri. Bagi Anda yang kerap berbelanja online dari luar negeri, tentu familiar dengan pungutan bea masuk (BM) dan pajak dalam rangka impor (PDRI) atas barang kiriman luar negeri.

Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) lantas memberikan perincian tarif pungutan barang kiriman luar negeri. Ketentuan ini berlaku atas seluruh jenis barang kiriman dari luar negeri, dengan sejumlah pengkhususan atas barang tertentu.

"Buat Kamu yang sering belanja online dari luar negeri, harus banget tahu nih!" tulis Kantor Bea Cukai Pekanbaru dalam unggahannya di media sosial, dikutip pada Selasa (9/5/2023).

Baca Juga: Pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP), Begini Ketentuannya

Pertama, khusus produk tekstil, tas, dan alas kaki dikenakan tarif khusus sesuai dengan Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI).

Kedua, barang selain produk tekstil, tas, dan alas kaki dengan nilai barang kurang atau sama dengan US$3 dikenakan pungutan PPN 11%.

Ketiga, barang selain produk tekstil, tas, dan alas kaki dengan nilai barang lebih dari US$3 sampai dengan US$1.500 dikenakan pungutan bea masuk 7,5% dan PPN 11%.

Baca Juga: Ada Banyak Fasilitas di IKN, Begini Strategi Pengawasan Pemanfaatannya

Keempat, barang selain produk tekstil, tas, dan alas kaki dengan nilai barang lebih dari US$1.500 dikenakan tarif sesuai dengan BTKI. Dokumen penyelesaiannya menggunakan Pemberitahuan Impor Barang (PIB) atau PIB Khusus (PIBK).

Contoh Perhitungan 1

Nilai barang kurang dari atau sama dengan US$3 untuk selain produk tas, koper, alas kaki, sepatu, garmen, dan tekstil. Pungutan yang dikenakan adalah PPN 11%.

Baca Juga: Semua Barang Impor di Thailand Dipungut PPN Mulai 5 Juli 2024

Kak Ncus membeli barang dari luar negeri dengan perincian harga sebagai berikut:
Harga barang = FOB US$2
Ongkos kirim = US$1
Asuransi = US$2
Kurs = US$ setara Rp15.000

Nilai Pabean (NP) = (Nilai Barang + Ongkos Kirim + Asuransi) x Kurs
= (2 + 1 + 2) x Rp15.000
= Rp75.000

Bea Masuk (BM) = 0 (nol), dibebaskan

Baca Juga: Waspada Penipuan! Daftar IMEI Tak Bisa untuk Ponsel Pembelian Domestik

Nilai Impor (NI) = Bea Masuk + Nilai Pabean
= 0 + Rp75.000
= Rp75.000

PPN = 11% x Nilai Impor
= 11% x Rp75.000
= Rp8.250
= Rp9.000 (dibulatkan ke atas dalam ribuan)

PPh = 0 (tidak dipungut)

Baca Juga: Penerimaan Bea dan Cukai Tembus Rp109 Triliun, Turun 7,8 Persen

Pungutan yang dikenakan adalah PPN senilai Rp9.000.

Contoh Perhitungan 2

Nilai barang lebih dari US$3 samnpai dengan US$1.500, untuk produk selain tas, koper, alas kaki, sepatu, garmen, dan tekstil.

Baca Juga: Impor Barang untuk Operasi Geotermal Bebas Bea Masuk, Ini Ketentuannya

Pungutan yang dikenakan adalah Bea Masuk + PPN

Kak Tom membeli barang dari luar negeri dengan perincian harga sebagai berikut:
Harga Barang = FOB US$4 (karena FOB di atas US$3 maka dikenakan bea masuk)
Ongkos kirim = US$18
Asuransi = US$2
Kurs = US$1 setara Rp15.000

Nilai Pabean (NP) = (Nilai Barang + Ongkos Kirim + Asuransi) x Kurs
= (4+18+2) x Rp15.000
= Rp360.000

Baca Juga: Ada 2 Kawasan Berfasilitas, Investasi Asing Bakal Ramai Masuk ke Batam

Bea Masuk (BM) = Tarif BM x NP
= 7,5% X Rp360.000
= Rp27.000

Nilai Impor (NI) = NP + BM
= Rp360.000 + Rp27.000
= Rp387.000

PPN = Tarif PPN x NI
= 11% x Rp387.000
= Rp42.570
= Rp43.000 (dibulatkan ke atas)

Baca Juga: KPUBC Batam Raup Rp176 Miliar dari Bea dan Cukai hingga Mei 2024

PPh = 0 (nol), tidak dipungut

Total pungutan adalah Bea Masuk + PPN = Rp27.000 + Rp43.000 = Rp70.000

Contoh Perhitungan 3

Baca Juga: Terkait Solusi Masalah Industri Tekstil, Apa Itu Dumping dan BMAD?

Untuk produk tas, koper, alas kaki, sepatu, garmen, dan tekstil.

Pungutan yang dikenakan adalah Bea Masuk (Tarif MFN) + PPN + PPh

Kak Aziz membeli produk tas (HS Code) 4202.11.10) dari luar negeri dengan perincian harga sebagai berikut:
Harga barang = FOB US$20
Ongkos kirim = US$10
Asuransi = US$1 setara Rp15.000

Baca Juga: Barang Impor untuk Keperluan Kegiatan Hulu Migas Bisa Bebas Bea Masuk

Nilai Pabean (NP) = (Nilai Barang + Ongkos Kirim + Asuransi) x Kurs
= (20+10+2) x Rp15.000
= Rp480.000

Bea Masuk (BM) = Tarif MFN x Nilai Pabean
= Rp15% X Rp480.000
= Rp72.000

Nilai Impor (NI) = Bea Masuk + Nilai Pabean
Rp72.000 + Rp480.000
= Rp552.000

Baca Juga: Ada Gelombang PHK Industri Tekstil, RI Siapkan Bea Masuk Antidumping

PPN = 11% x Nilai Impor
= 11% x Rp552.000
= Rp60.720
= Rp61.000 (dibulatkan ke atas dalam ribuan)

PPh = 10% (dengan NPWP) x Rp552.000
= Rp56.000 (pembulatan ke atas dalam ribuan)

Total pungutan adalah BM + PPN + PPh = Rp72.000 + Rp61.000 + Rp56.000 = Rp189.000

Baca Juga: Impor Melonjak, Pemerintah Selidiki Perpanjangan Safeguard Impor Ubin

Catatannya, khusus pungutan PPh, jika importir tidak menunjukkan NPWP maka tarif PPh dikenakan 100% lebih tinggi atau 2 kali lipat. Simulasi perhitungan pungutan barang juga bisa dicek pada aplikasi Mobile Bea Cukai. (sap)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : layanan kepabeanan, bea masuk, impor, pajak dalam rangka impor, PDRI, Mobile Bea Cukai

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Minggu, 16 Juni 2024 | 16:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

DJBC Siapkan Fasilitas Kepabeanan untuk Pameran IndoBuildTech 2024

Sabtu, 15 Juni 2024 | 10:30 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Importir yang Peroleh Layanan Rush Handling Tetap Harus Serahkan PIB

Jum'at, 14 Juni 2024 | 18:30 WIB
LAYANAN KEPABEANAN

Konser di Jogja, Westlife Peroleh Fasilitas ATA Carnet dari Bea Cukai

berita pilihan

Rabu, 03 Juli 2024 | 10:30 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Kemenperin Beri Usulan Terkait Insentif Perpajakan Industri Farmasi

Rabu, 03 Juli 2024 | 10:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

e-Faktur Masih Pakai Format NPWP 15 Digit, Begini Penjelasan DJP

Rabu, 03 Juli 2024 | 09:30 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Strategi Turunkan Harga Obat dan Alkes, Insentif Perpajakan Disiapkan

Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Masih Lesu Terhadap Mayoritas Negara Mitra

Rabu, 03 Juli 2024 | 08:30 WIB
BERITA PAJAK HARI INI

Kejar Target Penerimaan Pajak, Kemenkeu Optimalisasi Proses Restitusi

Selasa, 02 Juli 2024 | 19:54 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Coretax DJP, TAM Disebut Punya 4 Manfaat Ini bagi Wajib Pajak

Selasa, 02 Juli 2024 | 19:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

PKP Lupa Passphrase Sertifikat Elektronik e-Faktur, Ini Solusinya

Selasa, 02 Juli 2024 | 18:30 WIB
PROVINSI DKI JAKARTA

Semester I/2024, Pemprov DKI Jakarta Kumpulkan Pajak Rp16,8 Triliun

Selasa, 02 Juli 2024 | 18:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP), Begini Ketentuannya