Hati-Hati! Penghapusan Sanksi Coretax Tidak untuk Semua Masa Pajak

Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews – Dirjen Pajak Suryo Utomo memberikan penghapusan sanksi administratif atas keterlambatan pembayaran dan pelaporan pajak akibat implementasi coretax system. Penghapusan sanksi itu diberikan melalui Keputusan Dirjen Pajak No. KEP-67/PJ/2025.
Namun, ada hal-hal yang perlu jadi perhatian. Seiring dengan terbitnya keputusan tersebut, wajib pajak perlu mencermati masa pajak yang telah diberikan penghapusan sanksi dalam KEP-67/PJ/2025. Selain itu, wajib pajak juga perlu memperhatikan relaksasi batas pembayaran dan pelaporan pajak dalam KEP-67/PJ/2025.
“Wajib Pajak diberikan penghapusan sanksi administratif yang terutang atas keterlambatan: a. pembayaran dan/atau penyetoran pajak; dan/atau b. pelaporan pajak atau penyampaian Surat Pemberitahuan, dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan wajib pajak atau bukan karena kesalahannya,” bunyi diktum pertama KEP-67/PJ/2025, dikutip pada Jumat (28/2/2025).
Diktum Kedua KEP-67/PJ/2025 menguraikan keterlambatan pembayaran dan/atau penyetoran pajak yang diberikan penghapusan sanksi. Melalui diktum kedua, dirjen pajak juga mengatur batas relaksasi pembayaran dan/atau penyetorannya.
Untuk mempermudah, berikut rangkumannya.
Berdasarkan rangkuman tersebut, misalnya, keterlambatan penyetoran PPN masa pajak Januari 2025 tidak akan dikenakan sanksi sepanjang disetorkan maksimal 10 Maret 2025. Selain itu, terlihat penghapusan sanksi atas keterlambatan pembayaran pajak belum diberikan untuk masa pajak di atas Januari 2025.
Selanjutnya, Diktum Ketiga KEP-67/PJ/2025 memerinci keterlambatan pelaporan pajak atau penyampaian SPT yang diberikan penghapusan sanksi. Melalui diktum tersebut, dirjen pajak juga mengatur batas waktu relaksasi pelaporan pajak atau penyampaian SPT. Untuk mempermudah, berikut rangkumannya.
Berdasarkan rangkuman tersebut, misalnya, keterlambatan penyampaian SPT Masa PPN masa pajak Januari 2025 tidak akan dikenakan sanksi sepanjang dilaporkan maksimal 10 Maret 2025. Selain itu, terlihat penghapusan sanksi sudah diatur hingga masa pajak Maret 2025.
Perlu diingat, penghapusan sanksi tersebut dilakukan dengan tidak menerbitkan Surat Tagihan pajak (STP). Adapun atas keterlambatan yang sudah diterbitkan STP maka kepala Kantor Wilayah (Kanwil) DJP (DJP) akan menghapus pengenaan sanksi tersebut secara jabatan. (sap)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.