Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Fokus
Reportase

PBB Sebut Negara Miskin dan Berkembang Paling Terpukul akibat Tarif AS

A+
A-
0
A+
A-
0
PBB Sebut Negara Miskin dan Berkembang Paling Terpukul akibat Tarif AS

Ilustrasi. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/YU

JAKARTA, DDTCNews - Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyoroti negara-negara rentan dan berpenghasilan rendah akan menghadapi risiko paling berat akibat kebijakan tarif impor Amerika Serikat meskipun saat ini pengenaannya masih ditangguhkan.

Dalam laporan terbarunya, PBB memetakan 3 kategori negara yang paling terdampak tarif AS yakni negara kepulauan kecil yang sedang berkembang, negara paling tidak berkembang, dan negara berkembang yang letak geografisnya jauh dari laut atau hanya dikelilingi daratan.

PBB menjelaskan negara-negara tersebut akan kesulitan menghadapi tarif impor tinggi lantaran selama ini paling banyak mengeskpor ke AS.

Baca Juga: Impor Barang Non-Pribadi Kena Bea Masuk 10%, Tak Lagi Pakai Tarif MFN

"Negara-negara [yang tergolong 3 kategori di atas] menghadapi risiko ekonomi paling besar dari tarif AS yang tinggi karena AS menyerap sebagian besar ekspor mereka," tulis laporan PBB, dikutip pada Selasa (3/6/2025).

PBB melaporkan semua negara dengan ekonomi rentan akan menghadapi tarif ekspor yang lebih tinggi daripada yang mereka kenakan pada barang-barang ekspor AS. Imbasnya, sederet negara akan mengalami kemerosotan ekspor.

Semua negara kecuali Kanada, China, dan Meksiko akan menghadapi tarif impor khusus sebesar 10%. Kemudian, beberapa negara bisa dikenakan tarif hingga 50% melalui skema tarif spesifik, yang saat ini sedang ditunda hingga Juli 2025.

Baca Juga: Bikin Utang Melambung, Elon Musk Tolak RUU Pajak Trump

Sementara itu, PBB mencatat sedikitnya ada 11 negara paling rentan yang akan menghadapi tarif impor khusus dari AS. Contohnya Angola dan Fiji diprediksi terkena 32%, serta Lesotho dan Afrika Selatan yang bisa kena tarif hingga 50%.

"Puluhan ekonomi yang rentan dapat mengalami penurunan ekspor. Oleh karena itu, PBB mendesak Amerika Serikat untuk menyelamatkan mereka dan melindungi perkembangan negara mereka," ulas laporan PBB. (dik)

Baca Juga: Fasilitas Kepabeanan Jemaah Haji Reguler dan Khusus Beda, Ini Sebabnya

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : amerika serikat, bea masuk, pajak internasional, pbb

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Senin, 26 Mei 2025 | 13:30 WIB
UNI EMIRAT ARAB

Pacu Investasi, Uni Emirat Arab Bebaskan BUMN Asing dari PPh Badan

Minggu, 25 Mei 2025 | 14:30 WIB
AMERIKA SERIKAT

Negosiasi dengan Uni Eropa Gagal, AS Siap Kenakan Bea Masuk 50 Persen

Minggu, 25 Mei 2025 | 12:30 WIB
PERATURAN PAJAK

Apa Saja Sektor Lainnya dalam Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) P5L?

berita pilihan

Kamis, 05 Juni 2025 | 09:30 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

DPR: Masyarakat Kelas Menengah Juga Perlu Dijangkau Stimulus Ekonomi

Kamis, 05 Juni 2025 | 08:30 WIB
PER-8/PJ/2025

DJP Perinci Cara Pengajuan Angsuran PPh Final Revaluasi Aktiva Tetap

Kamis, 05 Juni 2025 | 06:30 WIB
BERITA PAJAK HARI INI

Ada PER-11/PJ/2025, Jumlah Lampiran SPT Tahunan Badan Kini Bertambah

Rabu, 04 Juni 2025 | 19:30 WIB
PER-11/PJ/2025

PER-11/PJ/2025 Berlaku, Jumlah Lampiran SPT Tahunan Badan Bertambah

Rabu, 04 Juni 2025 | 19:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Omzet Tembus Rp4,8 M Tengah Tahun, Sampai Kapan Boleh Pakai PPh 0,5%?

Rabu, 04 Juni 2025 | 18:00 WIB
THAILAND

Dipantau Ketat, Otoritas Ingatkan Influencer Patuh Pajak

Rabu, 04 Juni 2025 | 17:30 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Bahlil: Sektor Energi Akan Buka 6,2 Juta Lapangan Kerja hingga 2030