Pelaku Usaha Khawatir Thailand Tiru RI Tetapkan Bea Masuk 0% untuk AS

Ilustrasi.
BANGKOK, DDTCNews - Federasi Industri Manufaktur Thailand atau Federation of Thai Industries (FTI) khawatir negosiasi tarif bea masuk antara pemerintah Thailand dan AS justru menimbulkan isu baru terhadap perkembangan manufaktur di dalam negeri.
Wakil Ketua FTI Nava Chantanasurakon berharap keputusan Vietnam dan Indonesia yang sama-sama sepakat untuk memangkas tarif bea masuk menjadi 0% atas produk dari AS jangan sampai ditiru oleh Thailand.
"Jika Thailand dipaksa untuk mengadopsi formula negosiasi Indonesia, justru akan menimbulkan kekhawatiran lebih besar lagi bagi industri," katanya seperti dikutip dari nationthailand.com, Kamis (17/7/2025).
Melihat dua negara tetangga yang berhasil mencapai kesepakatan dagang dengan AS, Nava menilai bahan negosiasi tarif nol persen tersebut justru menekan pemerintah Thailand untuk memberikan konsesi serupa.
Terlebih, Thailand mengalami surplus perdagangan dengan AS senilai US$45 miliar pada 2024. Jumlah itu 2,5 kali lebih besar daripada Indonesia.
Oleh karena itu, pelaku industri manufaktur Thailand mengaku keberatan jika pemerintah memangkas tarif bea masuk produk AS menjadi nol. Namun, Nava mengaku FTI akan menerima jika pemerintah memasang tarif 0% hanya untuk beberapa kategori produk.
Misal, lanjutnya, produk farmasi yang diimpor dari AS dapat dikenai tarif bea masuk 0% lantaran AS memiliki kapasitas lebih besar untuk memproduksi obat-obatan berkualitas tinggi.
Meski begitu, dia mewanti-wanti jangan sampai produk industri sektor petrokimia AS diberikan tarif 0% karena berpotensi besar memukul daya saing produk domestik.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Jatuporn Buruspat mengatakan delegasi yang dipimpin Menteri Keuangan Thailand sedang dalam proses negosiasi dengan US Trade Representative.
Dia menuturkan perwakilan sudah menawarkan proposal baru dan mengincar kesepakatan serupa dengan negara tetangga itu.
"Thailand telah mengusulkan pengurangan tarif pada 10.000 lini produk dari AS menjadi 0%, juga mengajukan proposal tambahan kepada AS untuk mendapatkan manfaat perdagangan ke depannya," tuturnya.
Sebagai informasi, Vietnam dan Indonesia sudah mendapatkan kejelasan perihal tarif bea masuk yang ditetapkan AS. Untuk Vietnam, AS menetapkan bea masuk 20%, dari awalnya 46%. Untuk Indonesia, AS menetapkan tarif sebesar 19% dari sebelumnya 32%. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.