Bakal Pungut Pajak Karbon, PM Malaysia Yakin Tak Hambat Investasi

Ilustrasi.
KUALA LUMPUR, DDTCNews - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim meyakini penerapan pajak karbon tidak akan menghambat pertumbuhan bisnis perusahaan, termasuk menghalangi investor berinvestasi.
Anwar menekankan bahwa tren dekarbonisasi global perlu diimbangi dengan kebijakan yang realistis. Sejalan dengan itu, lanjutnya, pemerintah Malaysia akan merancang regulasi pajak karbon secara hati-hati dan bertahap.
"Pajak karbon yang diusulkan seharusnya tidak dipandang sebagai beban yang kesannya bakal mengorbankan perusahaan yang akan berinvestasi," katanya, dikutip pada Senin (7/7/2025).
Anwar menjelaskan pemerintah masih menggodok regulasi mengenai pajak karbon. Rencananya, kebijakan anyar tersebut akan dikenalkan sekaligus diterapkan pada 2026 mendatang.
Dia menuturkan terdapat sejumlah sektor usaha yang menjadi prioritas untuk dikenakan pajak karbon lantaran mengeluarkan emisi karbon paling banyak. Salah satunya ialah sektor industri besi dan baja, serta energi.
"Pajak karbon yang ditetapkan untuk diperkenalkan pada 2026. Ini sejalan dengan strategi pemerintah untuk mengadopsi teknologi rendah karbon dan memenuhi target pengurangan emisi," tutur Anwar seperti dilansir dari thesun.my.
Dia juga menambahkan bahwa pemerintah akan menghentikan pembukaan lahan gambut baru untuk perkebunan kelapa sawit. Meski industri dan komoditas minyak kelapa sawit sangat vital bagi negara, dia menilai deforestasi itu justru akan menyumbang emisi karbon yang signifikan ke depannya.
Seiring dengan komitmen mengatasi perubahan iklim, termasuk mengurangi emisi, Anwal juga akan mempromosikan Malaysia dan Asean sebagai pusat investasi yang dinamis. Dia juga menjanjikan pertumbuhan bisnis yang baik bagi para investor. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.