Bertemu Menkeu Jepang, Sri Mulyani Bahas Dampak Tarif AS ke Otomotif

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/YU
JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membahas dampak kebijakan tarif bea masuk di Amerika Serikat (AS) saat bertemu dengan Menteri Keuangan Jepang Katsunobu Kato.
Sri Mulyani mengatakan pertemuannya dengan Kato banyak membahas mengenai tantangan dan respons kedua negara dalam menghadapi kebijakan tarif AS. Menurutnya, Jepang termasuk negara yang mewaspadai risiko kebijakan tarif AS terhadap sektor otomotif dan elektronik.
"Diskusi kami juga mencakup dampak eskalasi perang tarif terhadap industri otomotif dan elektronik yang selama ini menjadi pilar perdagangan global dan didominasi oleh AS, Jepang, Tiongkok, dan Eropa," katanya melalui Instagram, Senin (5/5/2025).
Sri Mulyani bertemu dengan Kato di sela agenda Asean+3 Finance Ministers and Central Bank Governors’ Meeting di Milan, Italia. Pembicaraan mengenai kebijakan tarif AS sangat penting karena Jepang pernah dihadapi persoalan tersebut pada era 1980-an.
Dia menjelaskan pengalaman Jepang dalam menghadapi perang dagang dengan AS memberikan perspektif yang sangat berharga dan menjadi referensi penting dalam menyusun langkah ke depan.
Menurutnya, Indonesia saat ini telah mendapatkan respons positif dari pemerintah AS sebagai salah satu negara first mover yang secara proaktif melakukan negosiasi tarif. Sebagai bagian dari negosiasi, Indonesia telah menyiapkan paket kebijakan yang komprehensif mencakup berbagai isu yakni tariff barrier, non-tariff barrier, serta defisit neraca perdagangan AS.
Di tengah tantangan akibat kebijakan tarif AS tersebut, Jepang sepakat untuk memperkuat kerja sama perdagangan di kawasan Asean.
"Kami juga sepakat bahwa kedekatan budaya, geografis dan sejarah antara negara Asean+3 merupakan fondasi kuat untuk menciptakan stabilitas dan kesejahteraan di kawasan," ujarnya.
Asean+3 merupakan kerangka kerja kerja sama yang melibatkan 10 negara anggota Asean serta 3 negara di Asia Timur meliputi China, Jepang, dan Korea Selatan. Kerja sama tersebut difokuskan pada berbagai bidang termasuk perdagangan dan keuangan.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengumumkan pengenaan tarif impor resiprokal ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Atas barang impor dari Indonesia, AS mengenakan bea masuk resiprokal sebesar 32%.
Kebijakan tarif AS ini semula dijawalkan mulai berlaku pada 9 April 2025, tetapi kemudian ditunda selama 90 hari. Pada saat ini, pemerintah tengah melakukan negosiasi teknis terkait bea masuk resiprokal dengan delegasi AS. (dik)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.