Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Rabu, 26 Februari 2025 | 08:15 WIB
KURS PAJAK 26 FEBRUARI 2025 - 04 MARET 2025
Rabu, 19 Februari 2025 | 09:45 WIB
KURS PAJAK 19 FEBRUARI 2025 - 25 FEBRUARI 2025
Rabu, 12 Februari 2025 | 09:27 WIB
KURS PAJAK 12 FEBRUARI 2025 - 18 FEBRUARI 2025
Rabu, 05 Februari 2025 | 11:07 WIB
PAJAK MINIMUM GLOBAL
Fokus
Reportase

Bea Masuk Barang Kiriman Tertentu Disederhanakan, Termasuk Tas-Sepatu

A+
A-
0
A+
A-
0
Bea Masuk Barang Kiriman Tertentu Disederhanakan, Termasuk Tas-Sepatu

Pengunjung memilih pakaian bekas yang dijual di salah satu stan Cimahi Thrift Zone Vol. 4 di Kota Cimahi, Jawa Barat, Rabu (12/2/2025). ANTARA FOTO/Abdan Syakura/nym.

JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah menyederhanakan besaran tarif bea masuk yang dikenakan terhadap 9 kelompok barang kiriman tertentu melalui PMK 4/2025.

Sesuai dengan ketentuan, barang kiriman dengan nilai pabean lebih dari FOB US$3 sampai dengan FOB US$1.500 sebenarnya dikenakan tarif bea masuk flat sebesar 7,5%. Namun, ketentuan tersebut tidak berlaku terhadap 9 kelompok barang yang sudah ditetapkan.

“… dipungut bea masuk dengan tarif pembebanan ditetapkan: besaran tarif tertentu atas komoditas tertentu; ...” bunyi penggalan Pasal 29 ayat (3) PMK 4/2025.

Baca Juga: Apa Itu Pemeriksaan Fisik Barang Impor?

Perincian besaran tarif bea masuk atas komoditas tertentu diuraikan dalam Pasal 29 ayat (4) PMK 4/2025.

Pertama, 0% untuk barang kiriman berupa buku dan barang lainnya, yang diklasifikasikan dalam pos 49.01, pos 49.02, pos 49.03, dan pos 49.04.

Kedua, 15% untuk barang kiriman berupa kosmetik atau preparat kecantikan, yang diklasifikasikan dalam pos 33.03, pos 33.04, pos 33.05, pos 33.06, dan pos 33.07.

Baca Juga: Ketentuan Baru Barang Kiriman Berlaku 5 Maret, DJBC: Sistem Sudah Siap

Ketiga, 15% untuk barang kiriman berupa barang dari besi atau baja, yang diklasifikasikan dalam bab 73.

Keempat, 15% untuk barang kiriman berupa jam tangan, yang diklasifikasikan dalam pos 91.01 dan pos 91.02.

Kelima, 25% untuk barang kiriman berupa tas, koper dan sejenisnya, yang diklasifikasikan dalam pos 42.02.

Baca Juga: Dinaikkan! Trump Tetapkan Bea Masuk Tambahan Jadi 20% atas Impor China

Keenam, 25% untuk barang kiriman berupa produk tekstil, garmen dan sejenisnya, yang diklasifikasikan dalam bab 61, bab 62, dan bab 63.

Ketujuh, 25% untuk barang kiriman berupa alas kaki, sepatu dan sejenisnya, yang diklasifikasikan dalam bab 64.

Kedelapan, 25% untuk barang kiriman berupa sepeda, skuter dan sejenisnya dengan penggerak motor listrik selain dalam kondisi completely knocked down, yang diklasifikasikan dalam pos tarif 8711.60.92, pos tarif 8711.60.93, pos tarif 8711.60.94, pos tarif 8711.60.95, dan pos tarif 8711.60.99.

Baca Juga: Tarif Bea Masuk dan PDRI Barang Kiriman Terbaru Berdasarkan PMK 4/2025

Kesembilan, 25% untuk barang kiriman berupa sepeda tidak bermotor, yang diklasifikasikan dalam pos 87.12.

Adapun PMK 4/2025 merupakan revisi kedua dari PMK 96/2023. Apabila disandingkan, PMK 96/2023 tidak langsung menyebutkan besaran tarif bea masuk yang dikenakan terhadap komoditas tertentu.

Sebagai informasi, barang kiriman adalah barang yang dikirim melalui penyelenggara pos sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pos. Penyelenggara pos yang dimaksud meliputi 2 pihak, yakni penyelenggara pos yang ditunjuk (PPYD); dan Perusahaan jasa titipan (PJT). Simak Apa Itu Barang Kiriman? (sap)

Baca Juga: Trump Siapkan Bea Masuk 25 Persen atas Impor Barang dari Uni Eropa

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : bea masuk, barang kiriman, barang kiriman tertentu, impor, PMK 4/2025

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Senin, 17 Februari 2025 | 14:30 WIB
PMK 4/2025

Wah! Hadiah Lomba dari Luar Negeri Kini Bisa Bebas Bea Masuk dan Pajak

Senin, 17 Februari 2025 | 12:00 WIB
KINERJA PERDAGANGAN

Awal 2025, Neraca Perdagangan Kembali Surplus US$3,45 Miliar

Senin, 17 Februari 2025 | 12:00 WIB
AMERIKA SERIKAT

Trump Siapkan Bea Masuk Resiprokal bagi Negara yang Terapkan PPN

Senin, 17 Februari 2025 | 10:21 WIB
PMK 4/2025

Penegasan Bea Masuk Barang Kiriman Tertentu Tak Kurangi Penerimaan

berita pilihan

Jum'at, 28 Februari 2025 | 19:30 WIB
THAILAND

Negara Tetangga Ini Bakal Berlakukan Pajak Turis pada Akhir Tahun

Jum'at, 28 Februari 2025 | 19:00 WIB
PMK 15/2025

Pemeriksaan Terfokus, Pemeriksa Wajib Sampaikan Pos SPT yang Diperiksa

Jum'at, 28 Februari 2025 | 17:03 WIB
RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa PPN atas Penyerahan Jasa Asuransi Unit Link

Jum'at, 28 Februari 2025 | 17:00 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu Pemeriksaan Fisik Barang Impor?

Jum'at, 28 Februari 2025 | 16:30 WIB
REKAP PERATURAN

Simak! Daftar Peraturan Perpajakan yang Terbit sepanjang Februari 2025

Jum'at, 28 Februari 2025 | 16:00 WIB
LAYANAN PAJAK

Hati-Hati Penipuan Berkedok Pemutakhiran Data NPWP via Coretax

Jum'at, 28 Februari 2025 | 15:30 WIB
RPJMN 2025-2029

Masuk RPJMN 2025-2029, Pertumbuhan Ekonomi 2029 Ditarget Tembus 8%

Jum'at, 28 Februari 2025 | 15:21 WIB
KONSULTASI PAJAK

Bangun Usaha di Kawasan Industri? Ini Menu Insentif Perpajakannya

Jum'at, 28 Februari 2025 | 15:00 WIB
SELEBRITAS

Ajak WP Segera Lapor SPT Tahunan, Jonatan Christie: Jangan Ditunda

Jum'at, 28 Februari 2025 | 14:30 WIB
KEP-67/PJ/2025

Tak Kena Sanksi! PPh Masa Januari 2025 Disetor Paling Lambat Hari Ini