Cakupan Makan Bergizi Gratis Jadi 6 Juta Anak, Jumlah SPPG Ditambah

Siswa menyantap hidangan saat program makan bergizi gratis (MBG) di SD Negeri Banjarsari 5, Kota Serang, Banten, Jumat (2/5/2025). ANTARA FOTO/Angga Budhiyanto/nym.
JAKARTA, DDTCNews - Badan Gizi Nasional (BGN) masih akan terus menambah jumlah satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) untuk mendukung pelaksanaan program makan bergizi gratis.
Kepala BGN Dadan Hindayana mengatakan penambahan SPPG diperlukan untuk menambah jumlah penerima manfaat program makan bergizi gratis. Saat ini, program makan bergizi gratis baru dinikmati oleh 3,3 juta penerima manfaat.
"Ada potensi penambahan SPPG baru pada 5 Mei dan 14 Mei sehingga pertengahan Mei ini sudah bisa melayani lebih dari 4 juta penerima manfaat," katanya, dikutip pada Minggu (4/5/2025).
Dadan menuturkan jumlah SPPG akan terus ditambah guna meningkatkan jumlah penerima manfaat program makan bergizi gratis dari 3,3 juta menjadi 6 juta setidaknya mulai awal Juni 2025.
"Kita sedang mengejar itu. Kami berharap di awal Juni penerima manfaat sudah mencapai 6 juta dan akan bertahan sampai akhir Juli," ujarnya.
Sembari mengupayakan peningkatan jumlah SPPG, lanjut Dadan, BGN juga sedang melaksanakan pendidikan sarjana penggerak pembangunan Indonesia (SPPI) batch 3.
SPPI batch 3 dilaksanakan Universitas Pertahanan. Saat ini, terdapat 30.000 orang yang mengikuti pendidikan tersebut. Nanti, lulusan SPPI akan bertugas sebagai kepala SPPG di daerah. Jumlah SPPG akan ditambah kembali ketika SPPI batch 3 sudah selesai.
"Kami targetkan pada akhir Agustus sudah bisa melayani 20 juta [penerima manfaat]," tutur Dadan.
Sebagai informasi, Kementerian Keuangan mencatat realisasi anggaran program makan bergizi gratis hingga 29 April 2025 baru mencapai 2,3 triliun, atau 1,34% dari total anggaran yang dialokasikan senilai Rp171 triliun.
Meski realisasinya masih rendah, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengeklaim pemerintah telah melakukan percepatan belanja program makan bergizi gratis.
"Kalau diingat, sampai akhir Februari 2025 ketika itu baru Rp0,3 triliun. Jadi, selama Maret dan April telah dibelanjakan Rp2 triliun tambahan yang berarti itu sekitar Rp1 triliun per bulan. Ini akan terus meningkat,” kata Suahasil. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.