Sebelum Tentukan Laba GloBE, Entitas Perlu Pastikan Standar Akuntansi

Ilustrasi. sumber: freepick
JAKARTA, DDTCNews - Entitas konstituen perlu memastikan standar akuntansi keuangan yang digunakan sebelum entitas konstituen menentukan laba/rugi GloBE untuk keperluan penghitungan pajak tambahan (top-up tax) sesuai dengan ketentuan pajak minimum global.
Merujuk pada Pasal 19 huruf a PMK 136/2024, laba/rugi bersih yang menjadi dasar penghitungan laba/rugi GloBE adalah laba rugi/bersih akuntansi keuangan berdasarkan standar akuntansi keuangan yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan konsolidasi entitas induk utama.
"Penentuan laba/rugi bersih akuntansi keuangan suatu entitas konstituen untuk suatu tahun pajak dalam rangka penghitungan laba/rugi GloBE dilakukan dengan ketentuan: menggunakan laba atau rugi bersih akuntansi keuangan sebelum penyesuaian konsolidasi berdasarkan standar akuntansi keuangan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasi entitas induk utama," bunyi Pasal 19 huruf a PMK 136/2024, dikutip Selasa (18/2/2025).
Ditegaskan pula dalam commentary atas GloBE rules, laba/rugi harus ditentukan menggunakan standar akuntansi yang digunakan untuk menentukan laba/rugi entitas konstituen dalam laporan keuangan konsolidasi.
Umumnya, standar akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi oleh entitas induk utama adalah standar akuntansi keuangan yang dapat diterima.
Lalu, apa yang perlu dilakukan entitas konstituen dalam hal laba/rugi akuntansi keuangan tidak dapat ditentukan berdasarkan standar akuntansi laporan keuangan konsolidasi entitas induk utama sesuai dengan Pasal 19 huruf a PMK 136/2024?
Dalam kasus ini, Pasal 19 huruf b PMK 136/2024 memungkinkan penentuan laba/rugi bersih akuntansi menggunakan standar akuntansi keuangan yang dapat diterima atau standar akuntansi keuangan yang diakui.
Standar akuntansi keuangan yang dapat diterima mencakup IFRS dan prinsip akuntansi yang umum diterima di Australia, Brasil, Kanada, Uni Eropa, negara-negara anggota wilayah ekonomi Eropa, Hong Kong, Jepang, Meksiko, Selandia Baru, China, India, Korea Selatan, Rusia, Singapura, Swiss, Inggris, dan Amerika Serikat (AS).
Adapun standar akuntansi keuangan yang diakui adalah prinsip akuntansi yang umum yang diperbolehkan oleh badan akuntansi yang berwenang (authorised accounting body) di negara atau yurisdiksi suatu entitas berada.
Penentuan laba/rugi bersih akuntansi berdasarkan Pasal 19 huruf b dapat dilakukan bila entitas konstituen dapat memenuhi 3 kriteria. Pertama, akun-akun keuangan entitas konstituen diselenggarakan berdasarkan standar akuntansi keuangan yang dapat diterima atau standar akuntansi keuangan yang diakui. Kedua, informasi yang terdapat dalam akun keuangan dapat diandalkan.
Ketiga, perbedaan permanen agregat lebih dari EUR1 juta yang timbul dari penerapan prinsip atau standar tertentu pada pos penghasilan, biaya, atau transaksi yang berbeda dari standar keuangan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi entitas induk utama, disesuaikan dengan perlakuan berdasarkan standar akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi entitas induk utama.
Ketika laba/rugi bersih akuntansi keuangan sudah ditentukan sesuai dengan Pasal 19 PMK 136/2024, barulah entitas konstituen menentukan laba/rugi GloBE dengan cara melakukan penyesuaian umum, penyesuaian pilihan, dan penyesuaian khusus sebagaimana diatur dalam Pasal 20 PMK 136/2024.
Penyesuaian umum terdiri dari penyesuaian akun keuangan umum, penyesuaian penentuan harga transfer, penyesuaian qualified refundable tax credit (QRTC) dan nonqualified refundable tax credit (NQRTC), serta penyesuaian pengaturan pembiayaan intragrup.
Lebih lanjut, penyesuaian pilihan terdiri dari penyesuaian kompensasi berbasis saham (stock-based compensation), penyesuaian keuntungan dan kerugian atas harta dan kewajiban berdasarkan prinsip realisasi, penyesuaian keuntungan harta agregat, dan penyesuaian atas penerapan konsolidasi pajak grup.
Terakhir, penyesuaian khusus terdiri dari penyesuaian untuk perusahaan asuransi, penyesuaian untuk bank, penyesuaian penghasilan pelayaran internasional, penyesuaian untuk bentuk usaha tetap, dan penyesuaian untuk flow-through entity. (sap)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.