Trump Kenakan Tarif 19% atas Barang RI, Prabowo: Saya Tetap Nego

Presiden Prabowo Subianto melambaikan tangan saat menaiki Pesawat Kepresidenan PK-GRD untuk bertolak ke Arab Saudi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (1/7/2025). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.
JAKARTA, DDTCNews - Presiden Prabowo Subianto mengatakan pemerintah Indonesia masih akan menegosiasikan tarif bea masuk yang diberlakukan AS atas produk Indonesia.
Menurut Prabowo, kesepakatan perdagangan yang sudah dicapai oleh Indonesia dan AS masih bisa dinegosiasikan ulang di kemudian hari.
"Saya tetap nego, saya katakan beliau ini [Presiden AS Donald Trump] seorang negosiator yang cukup keras," katanya, dikutip pada Rabu (16/7/2025).
Dalam kesepakatan yang dicapai antara Indonesia dan AS, barang Indonesia yang diimpor oleh AS akan dikenai bea masuk sebesar 19%. Adapun barang AS yang masuk ke Indonesia akan dibebaskan dari bea masuk.
Tak hanya itu, pemerintah Indonesia juga berkomitmen membeli 50 pesawat Boeing dan mengimpor kedelai AS. Menurut Prabowo, pembelian pesawat Boeing diperlukan untuk menambah armada Garuda yang notabene merupakan maskapai flag carrier.
"Kita perlu membesarkan Garuda. Garuda adalah kebanggaan kita. Garuda adalah flag carrier nasional. Garuda lahir pada perang kemerdekaan kita. Jadi, Garuda harus menjadi lambang Indonesia. Saya bertekad membesarkan. Untuk itu, kita butuh pesawat-pesawat baru," ujar Prabowo.
Sebagai informasi, pemerintah AS awalnya berencana memberlakukan bea masuk sebesar 32% atas seluruh barang Indonesia. Bea masuk atas barang Indonesia mampu diturunkan menjadi 19% setelah tercapainya kesepakatan antara Prabowo dan Trump.
Dengan kesepakatan tersebut, tarif bea masuk yang diberlakukan AS atas barang Indonesia tergolong lebih rendah dibandingkan dengan tarif yang berlaku atas barang dari negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Berikut tarif bea masuk yang diberlakukan atas negara-negara Asia Tenggara:
- Laos (40%)
- Malaysia (25%)
- Myanmar (40%)
- Kamboja (36%)
- Thailand (36%)
- Filipina (20%)
- Vietnam (20%)
- Brunei Darussalam (25%)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.