Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Komunitas
Selasa, 13 Mei 2025 | 16:09 WIB
DDTC EXECUTIVE INTERNSHIP PROGRAM
Selasa, 13 Mei 2025 | 13:35 WIB
DDTC ACADEMY - ADIT EXAM PREPARATION COURSE
Rabu, 07 Mei 2025 | 07:48 WIB
DDTC ACADEMY - EXCLUSIVE SEMINAR
Selasa, 06 Mei 2025 | 13:05 WIB
DDTC EXECUTIVE INTERNSHIP PROGRAM
Fokus
Reportase

Ekonomi Tumbuh 4,95%, Sri Mulyani Ungkap Faktor Pendorongnya

A+
A-
0
A+
A-
0
Ekonomi Tumbuh 4,95%, Sri Mulyani Ungkap Faktor Pendorongnya

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan keterangan pers APBN KiTa edisi November 2024 di Jakarta, Jumat (8/11/2024). Sri Mulyani melaporkan APBN 2024 mengalami defisit Rp309,2 triliun atau 1,37 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) per Oktober namun defisit tersebut masih lebih kecil dari yang ditetapkan bersama DPR pada UU APBN, yakni sebesar 2,29 persen. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/tom.

JAKARTA, DDTCNews - Perekonomian RI masih sanggup tumbuh 4,95% pada kuartal III/2024. Pertumbuhan ini sedikit lebih tinggi jika dibandingkan dengan kinerja pada kuartal III/2023 yang tumbuh sebesar 4,49%.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan kinerja perekonomian ini paling banyak didukung oleh konsumsi rumah tangga dari sisi pengeluaran dan sektor manufaktur dari sisi produksi.

“Kemarin BPS telah menyampaikan kuartal III dari perekonomian kita, growth-nya 4,95%,” ungkap Sri Mulyani, dikutip pada Sabtu (9/11/2024).

Baca Juga: Apindo Usul Paket Insentif Pajak Saat Pandemi Kembali Diberikan

Dari sisi pengeluaran, kinerja ekonomi ditopang oleh konsumsi rumah tangga dengan pertumbuhan mencapai 4,91%. Capaian ini terbilang stagnan jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2024 sebesar 4,9%.

Secara terperinci, menkeu menambahkan, pertumbuhan konsumsi ini didorong oleh 3 faktor, yaitu peningkatan mobilitas masyarakat, terjaganya permintaan domestik, dan inflasi yang terkendali pada level 1,7%.

Selanjutnya, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi tumbuh lebih kuat dibanding kuartal sebelumnya. Pada kuartal III/2024, pertumbuhan PMTB mencapai 5,15%, sedangkan pada kuartal sebelumnya bertumbuh sebesar 4,4%.

Baca Juga: Dorong Aktivitas Ekonomi, Anggota DPR Minta Pemerintah Genjot Belanja

Menurut Sri Mulyani, konsumsi rumah tangga dan PMTB berkontribusi sebesar lebih dari 80% terhadap PDB. Hal ini menandakan underlying perekonomian Indonesia masih kuat.

“Untuk dua hal ini, konsumsi rumah tangga dan PMTB, sudah menjelaskan lebih dari 80% dari GDP kita, jadi kalau kita lihat underlying kita masih kuat,” ujarnya.

Kemudian, pada komponen pengeluaran konsumsi pemerintah bertumbuh 4,62%, lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) bertumbuh 11,69%, ekspor tumbuh 9,09%, dan impor naik 11,47%.

Baca Juga: Apakah Tax Amnesty Bisa Ungkit Perekonomian? Begini Penjelasannya

Selanjutnya, apabila pertumbuhan ekonomi dilihat dari sisi produksi, sektor manufaktur menjadi kontributor terbesar dengan pertumbuhan sebesar 4,72%. Capaian ini lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya dengan capaian 3,95%.

Pertumbuhan ini ditopang kuatnya permintaan domestik, permintaan luar negeri, dan industri yang berbasis hilirisasi.

Sementara itu, jika dilihat per sektor, pertumbuhan sektor pertanian tercatat sebesar 1,69%, perdagangan 4,82%, konstruksi bertumbuh 7,48%, pertambangan 3,46%, dan transportasi naik 8,64%. (Syallom Aprinta Cahya Prasdani/sap)

Baca Juga: Luhut Sebut Perlambatan Ekonomi Wajar Terjadi Saat Transisi Pemerintah

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : pertumbuhan ekonomi, perekonomian nasional, kinerja fiskal, PDB, inflasi, makroekonomi, Sri Mulyani

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Selasa, 29 April 2025 | 18:00 WIB
PEREKONOMIAN INDONESIA

World Bank Prediksi Ekonomi RI Hanya Tumbuh 4,7% Tahun Ini

Selasa, 29 April 2025 | 13:30 WIB
PMK 25/2025

PMK Baru! Sri Mulyani Atur Pembebasan Bea Masuk untuk Barang Pindahan

Senin, 28 April 2025 | 18:00 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Bertemu Menkeu Jerman, Sri Mulyani Bahas Aksesi OECD Hingga Tarif AS

berita pilihan

Rabu, 14 Mei 2025 | 11:04 WIB
CORETAX SYSTEM

DJP Ungkap Progres Perbaikan Latensi Coretax, Begini Perinciannya

Rabu, 14 Mei 2025 | 11:00 WIB
INFOGRAFIS PAJAK

Standar-Standar Pemeriksaan yang Menjadi Acuan Pemeriksa Pajak

Rabu, 14 Mei 2025 | 10:53 WIB
LITERATUR PAJAK

Aspek Perpajakan atas Jasa Maklon, Yuk Baca Panduannya di Sini

Rabu, 14 Mei 2025 | 10:35 WIB
KURS PAJAK 14 MEI 2025 - 20 MEI 2025

Kurs Pajak: Rupiah Berlanjut Menguat Atas Nyaris Semua Negara Mitra

Rabu, 14 Mei 2025 | 10:00 WIB
PROVINSI JAWA TENGAH

Adakan Pemutihan, Pemprov Hapus Piutang Pajak Kendaraan Rp223 Miliar

Rabu, 14 Mei 2025 | 09:30 WIB
VIETNAM

Vietnam Segera Terapkan Cukai Minuman Manis

Rabu, 14 Mei 2025 | 09:00 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Apindo Usul Paket Insentif Pajak Saat Pandemi Kembali Diberikan

Rabu, 14 Mei 2025 | 08:30 WIB
KABUPATEN BENGKULU TENGAH

Tingkatkan PAD, Pemkab Gali Potensi Pajak Reklame dan Restoran

Rabu, 14 Mei 2025 | 07:00 WIB
BERITA PAJAK HARI INI

Perlukah Batas Penghasilan Tidak Kena Pajak Dinaikkan? Ini Kata Apindo