Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Fokus
Reportase

Ada Konflik Iran-Israel, Pemerintah Diingatkan Jaga Stabilitas Fiskal

A+
A-
1
A+
A-
1
Ada Konflik Iran-Israel, Pemerintah Diingatkan Jaga Stabilitas Fiskal

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Anggota Komisi XI DPR Charles Meikyansah menilai konflik antara Iran dan Israel berpotensi meningkatkan risiko dalam menjaga stabilitas fiskal Indonesia.

Charles mengatakan ketegangan di Timur Tengah yang mengganggu jalur distribusi minyak seperti Selat Hormuz akan berdampak langsung pada perekonomian Indonesia. Sebagai negara pengimpor minyak, Indonesia menghadapi risiko kenaikan biaya logistik, tekanan terhadap neraca perdagangan, serta gangguan pada stabilitas fiskal.

"Kita sangat rentan terhadap dampak global, terutama kenaikan harga minyak dan tekanan terhadap rupiah. Ini bisa memperbesar beban subsidi, memicu inflasi, dan menekan daya beli masyarakat," katanya, dikutip pada Senin (23/6/2025).

Baca Juga: Optimalisasi Penerimaan 2026, DPR Usulkan 6 Langkah Ini kepada DJBC

Charles mengatakan kekhawatiran yang muncul akibat konflik Iran-Israel bukan hanya persoalan geopolitik semata. Sebab, perang Iran-Israel juga mengancam sektor energi perdagangan hingga investasi nasional dunia, tak terkecuali bagi Indonesia.

Selain itu, ketidakpastian global juga bisa menurunkan minat investasi dan memperlambat ekspansi pelaku usaha.

Menurutnya, komunikasi aktif Presiden Prabowo Subianto dengan para pemimpin dunia akan mampu menjembatani ketegangan antara Iran dan Israel. Meski demikian, ia berharap pemerintah tetap menyiapkan langkah antisipatif yang terukur guna menyikapi eskalasi perang di Timur Tengah.

Baca Juga: Didanai Pajak, Dapur MBG Akan Rekrut Masyarakat Termiskin Jadi Pegawai

Charles memandang pemerintah perlu memperkuat koordinasi fiskal-moneter dalam menghadapi dinamika geopolitik global. Misal, untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan harga komoditas energi.

"Tentunya pemerintah melalui kementerian terkait kita harapkan juga dapat menyiapkan skenario subsidi yang tepat sasaran, menjaga defisit dalam batas aman, dan memberikan kepastian arah kebijakan ekonomi bagi pelaku usaha," ujarnya.

Seperti diketahui, konflik Israel dan Iran kini sudah menjadi perang terbuka. Pada 13 Juni 2025, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke lebih dari 12 lokasi strategis di Iran lewat operasi Rising Lion. Iran pun balas menyerang dengan operasi True Promise III. (dik)

Baca Juga: RAPBN 2026 Mulai Disusun, Ketua DPR Beri Pesan Ini

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : kebijakan fiskal, apbn, stabilitas apbn, iran-israel

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

berita pilihan

Senin, 28 Juli 2025 | 19:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Salah Setor PPh Final UMKM Tak Bisa Dipindahbukukan, Bisanya Restitusi

Senin, 28 Juli 2025 | 19:30 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Menkeu Yakin PPN DTP Tiket Pesawat Dongkrak Jumlah Wisatawan

Senin, 28 Juli 2025 | 18:30 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Redam Dampak Tarif Trump 19%, DPR Sebut Eksportir Butuh Insentif

Senin, 28 Juli 2025 | 18:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Bupot 1721 A1 Belum Fasilitasi NPWP 9990000000999000, Harus Bagaimana?

Senin, 28 Juli 2025 | 17:30 WIB
INSENTIF FISKAL

Pemerintah Realisasikan Rp13,6 Triliun untuk Paket Stimulus Ekonomi

Senin, 28 Juli 2025 | 16:30 WIB
PER-7/PJ/2025

Aturan Diperketat, Cuma KLU Jasa yang Bisa Jadi PKP di Kantor Virtual

Senin, 28 Juli 2025 | 16:15 WIB
UJI MATERIIL

Wamen Rangkap Jabatan Jadi Komisaris, Masyarakat Uji UU ke MK