Dari Uang Pajak! Danantara Bakal Modali Proyek-Proyek Hilirisasi

CEO (Chief Executive Officer) Daya Anagata Nusantara (Danantara) Rosan Roeslani (tengah) berbincang bersama Chief Operating Officer (COO) Bidang Investasi Danantara Pandu Patria Sjahrir (kanan) dan COO Operasional Danantara Dony Oskaria (kiri) usai menghadiri peresmian badan pengelola investasi Danantara di Istana Negara, Jakarta, Senin (24/2/2025). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/nz
JAKARTA, DDTCNews - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) bakal menyuntikkan modal untuk mendanai proyek-proyek hilirisasi.
Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala BPI Danantara Rosan Roeslani mengatakan penanaman modal oleh BPI Danantara pada proyek hilirisasi bakal diawali dengan feasibility study dan due diligence oleh komite investasi dan komite audit dari BPI Danantara.
"Investasinya harus memberikan return yang baik dan acceptable karena ini akan banyak diberikan pendanaan, misalnya oleh Danantara. Jadi, Danantara akan melalui proses yang proper di komite investasi, due diligence, semua step akan kita lalui," katanya, dikutip pada Selasa (4/3/2025).
Rosan menuturkan penanaman modal oleh BPI Danantara dilaksanakan guna mendukung tercapainya target industrialisasi yang ditetapkan oleh pemerintah.
"Pada saat bersamaan, ini memiliki dampak yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi kita dan yang paling penting adalah penciptaan lapangan kerja," ujar Rosan.
Sementara itu, Menteri ESDM sekaligus Ketua Satgas Hilirisasi Bahlil Lahadalia menuturkan bahwa satgas telah menetapkan 21 proyek hilirisasi. Total investasi yang dibutuhkan untuk 21 proyek ini mencapai US$40 miliar.
Proyek hilirisasi dimaksud contohnya pembangunan storage minyak di Pulau Nipah, pembangunan refinery berkapasitas 500.000 barel per hari, hingga pengembangan dimethyl ether (DME) sebagai substitusi LPG.
Menurut Bahlil, hilirisasi yang akan dilakukan oleh pemerintah tidak hanya memprioritaskan pada sektor pertambangan, melainkan juga sektor perikanan, pertanian, dan kehutanan.
Bahlil pun mengeklaim proyek-proyek tersebut bisa terlaksana tanpa memerlukan penanaman modal dari luar negeri. Penanaman modal akan dilakukan salah satunya oleh BPI Danantara.
"Kita tidak butuh investor, negara semua lewat kebijakan Bapak Presiden [Prabowo Subianto] dengan memanfaatkan resource dalam negeri. Yang kita butuh dari mereka adalah teknologinya, capex-nya semua dari pemerintah dan swasta nasional, bahan baku dari kita, offtaker dari kita. Jadi, kali ini tidak ada ketergantungan pada pihak lain," tutur Bahlil.
Sebagai informasi, pemerintah resmi membentuk BPI Danantara berdasarkan UU 1/2025 dan PP 10/2025 tentang Organisasi dan Tata Kelola BPI Danantara. BPI Danantara melaksanakan tugas pemerintah di bidang pengelolaan BUMN.
Anggota dewan pengawas dan badan pelaksana BPI Danantara ditunjuk berdasarkan Keppres 30/2025 tentang Pengangkatan Dewan Pengawas dan Badan Pelaksana BPI Danantara.
Investasi oleh BPI Danantara akan dilaksanakan oleh holding investasi, yakni holding yang bertugas untuk mengelola dividen, memberdayakan aset BUMN, dan melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh Kementerian BUMN atau BPI Danantara.
Setelah dibentuk, pemerintah akan menyuntikkan anggaran senilai lebih dari Rp300 triliun kepada BPI Danantara. Dana tersebut berasal dari efisiensi anggaran.
"Kami berhasil mengamankan lebih dari Rp300 triliun atau hampir dari US$20 miliar dalam bentuk tabungan negara. Dana yang sebelumnya terhambat oleh inefisiensi, korupsi, dan belanja-belanja yang kurang tepat sasaran, kini dana tersebut akan dialokasikan untuk dikelola Danantara Indonesia," ujar Presiden Prabowo Subianto dalam peluncuran BPI Danantara. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.