Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Literasi
Jum'at, 30 Mei 2025 | 14:30 WIB
KELAS PENETAPAN DAN KETETAPAN PAJAK (2)
Jum'at, 30 Mei 2025 | 13:31 WIB
LITERATUR PAJAK
Jum'at, 30 Mei 2025 | 09:45 WIB
RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI
Kamis, 29 Mei 2025 | 13:00 WIB
KELAS PENETAPAN DAN KETETAPAN PAJAK (1)
Komunitas
Selasa, 27 Mei 2025 | 13:32 WIB
DDTC ACADEMY - EXCLUSIVE WEBINAR
Senin, 26 Mei 2025 | 09:27 WIB
DDTC ACADEMY – PRACTICAL COURSE
Kamis, 22 Mei 2025 | 17:43 WIB
DDTC ACADEMY - EXCLUSIVE SEMINAR
Kamis, 22 Mei 2025 | 10:30 WIB
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BULUKUMBA
Fokus
Reportase

Kendala NIK Tidak Valid di Coretax DJP, Bagaimana Cara Mengatasinya?

A+
A-
56
A+
A-
56
Kendala NIK Tidak Valid di Coretax DJP, Bagaimana Cara Mengatasinya?

Made Astrin Dwi Kartini,
DDTC Internal Tax Solution Lead

Pertanyaan:

PERKENALKAN, saya Utomo salah satu staf keuangan di perusahaan farmasi. Saat diberlakukannya Coretax DJP, perusahaan tempat saya bekerja sudah perlahan-lahan menggunakan sistem baru tersebut, terutama untuk pembuatan bukti pemotongan pajak penghasilan Pasal 21 (PPh Pasal 21).

Akan tetapi, ada kendala yang saya temui. Saat saya akan membuat bukti pemotongan PPh Pasal 21 non-pegawai, ternyata tidak bisa. Pesan error yang tercantum adalah “NIK tidak valid”. Kira-kira kami harus melakukan upaya apa untuk mengatasi hal ini? Terima kasih, Bapak/Ibu.

Utomo, Jakarta.

Baca Juga: Bikin Faktur Pajak Lewat Aplikasi Lama, PER-03/PJ/2022 Tetap Berlaku

Jawaban:

TERIMA kasih Pak Utomo atas pertanyaannya. Salah satu kewajiban perpajakan yang mulai dilakukan di sistem coretax berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 81 Tahun 2024 (PMK 81/2024) adalah kewajiban pemotongan PPh Pasal 21.

Selanjutnya, ketentuan soal pemotongan PPh Pasal 21 ini lebih dulu diatur dalam PMK 168/2023. Beleid tersebut mengatur bahwa:

(1) Penerima penghasilan yang dipotong pajak penghasilan Pasal 21 dan/atau pajak penghasilan Pasal 26 sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan merupakan wajib pajak orang pribadi, meliputi:

Baca Juga: PER-11/PJ/2025 Pertegas Ketentuan Pembulatan pada Era Coretax System
  1. pegawai tetap;
  2. pensiunan;
  3. anggota dewan komisaris atau anggota dewan pengawas yang menerima imbalan secara tidak teratur;
  4. pegawai tidak tetap;
  5. bukan pegawai;
  6. peserta kegiatan;
  7. peserta program pensiun yang masih berstatus pegawai; dan
  8. mantai pegawai.”

Dalam konteks ini, perusahaan tempat Pak Utomo bekerja mengategorikan non-pegawai sebagai penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21. Bila ditelusuri, pihak yang disebut sebagai 'non-pegawai' dapat dikategorikan sebagai pegawai tidak tetap tergantung dengan skema kepegawaian yang berlaku di perusahaan. Dengan demikian, sudah tepat apabila perusahaan melakukan pemotongan PPh Pasal 21 atas penghasilan yang diterima oleh non-pegawai tersebut.

Sementara itu, proses pembuatan bukti pemotongan PPh Pasal 21 saat ini berbentuk dokumen elektronik sesuai dengan amanat Pasal 163 ayat (1) PMK 81/2024 yang berbunyi:

“(1) Surat Pemberitahuan Masa pajak penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26 wajib disampaikan oleh pemotong pajak dalam bentuk dokumen elektronik.”

Baca Juga: DJP Perkenalkan Formulir C dalam Format SPT Masa PPN di Era Coretax

Adapun dokumen elektronik yang dimaksud di atas merujuk pada pelaporan melalui sistem Coretax DJP sebagaimana diatur dalam Pasal 477 PMK 81/2024.

Beralih pada pertanyaan Pak Utomo, mengenai kendala adanya pesan error 'NIK tidak valid'. Pesan error ini rupanya banyak ditemukan oleh wajib pajak saat melakukan pemotongan dan/atau pemungutan PPh Pasal 21.

Pesan error ini menunjukkan adanya NIK yang sudah valid secara data kependudukan dan pencatatan sipil namun belum melakukan pemadanan NPWP atau registrasi coretax. Untuk memitigasi kendala tersebut, Ditjen Pajak (DJP) menyiapkan NPWP sementara dengan format 16 digit, yaitu 9990000000999000.

Baca Juga: Ada Insentif PPh Pasal 21 DTP, Asosiasi Industri Ungkap Dampaknya

Untuk sementara Pak Utomo dapat mengganti NIK pihak yang dipotong dengan NPWP sementara yang disediakan oleh DJP agar proses pemotongan PPh Pasal 21 tetap dapat dilakukan. Adapun ketentuan dalam pemotongan menggunakan NPWP sementara adalah sebagai berikut:

NPWP : 9990000000999000
Nama : PENERIMA PENGHASILAN#NIK16digit yang tidak valid
NITKU : 9990000000999000 000000

Pencatuman nama dengan format tersebut dapat digunakan sementara hingga pihak yang dipotong melakukan registrasi Coretax DJP atau aktivasi NIK. Dengan format tersebut, pihak yang dipotong dapat menggunakan PPh yang telah dipotong sebagai kredit pajak pada SPT Tahunan PPh.

Baca Juga: PKP Pedagang Eceran Tak Ditentukan Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha

Jika ingin memperoleh penjelasan yang lebih komprehensif, Bapak juga dapat menghubungi kantor pajak terdekat untuk mendapatkan layanan konsultasi pada helpdesk. Alamat dan nomor telepon kantor pajak dapat dilihat pada tautan berikut https://pajak.go.id/id/daftar-unit-kerja. Demikian jawaban yang dapat saya berikan, semoga membantu.

Sebagai informasi, artikel Konsultasi Coretax hadir setiap pekan untuk menjawab pertanyaan terpilih dari pembaca setia DDTCNews. Bagi Anda yang ingin mengajukan pertanyaan seputar coretax system, silakan mengirimkannya melalui kolom pertanyaan yang tersedia pada kanal Coretax atau klik tautan berikut ini. (sap)

Baca Juga: Diatur dalam PER-11/PJ/2025, DJP Bakal Cek Validitas NPWP dalam SPT

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : Konsultasi Coretax, coretax, coretax system, PPh Pasal 21, bukti pemotongan, bupot PPh Pasal 21, NIK tidak valid

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Sabtu, 24 Mei 2025 | 07:15 WIB
WEEKLY TAX NEWS ROUNDUP

Public Awaits New Director General of Taxes’ Performance, Coretax ASAP

Sabtu, 24 Mei 2025 | 07:00 WIB
BERITA PAJAK SEPEKAN

Publik Menunggu Kinerja Dirjen Pajak Baru, PR Terdekat Soal Coretax

Jum'at, 23 Mei 2025 | 18:00 WIB
CORETAX SYSTEM

Sri Mulyani Mohon WP Beri Waktu Dirjen Pajak Baru Telaah Isu Coretax

Kamis, 22 Mei 2025 | 18:30 WIB
TIPS PAJAK

Cara Daftarkan Objek PBB-P5L Via Coretax DJP

berita pilihan

Jum'at, 30 Mei 2025 | 14:30 WIB
KELAS PENETAPAN DAN KETETAPAN PAJAK (2)

Ketentuan Penerbitan SKPKB

Jum'at, 30 Mei 2025 | 14:00 WIB
NOTA DINAS No.ND-4/PJ/PJ.02/2025

DJP Terbitkan Nota Dinas soal Perlakuan PPh atas Pengelolaan Rusun

Jum'at, 30 Mei 2025 | 13:31 WIB
LITERATUR PAJAK

Muncul di Publikasi Global, Dua Profesional DDTC Ulas Sengketa Pajak

Jum'at, 30 Mei 2025 | 12:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

DJP Bakal Layangkan Surat Teguran dan Tagihan ke Wajib Pajak

Jum'at, 30 Mei 2025 | 11:30 WIB
KANWIL DJP JAKARTA

Setoran Penerimaan Pajak di Jakarta Turun 5 Persen, PPN Paling Anjlok

Jum'at, 30 Mei 2025 | 11:00 WIB
INFOGRAFIS PAJAK

Tugas dan Fungsi Ditjen Strategi Ekonomi dan Fiskal Kemenkeu

Jum'at, 30 Mei 2025 | 10:30 WIB
PER-11/PJ/2025

Bikin Faktur Pajak Lewat Aplikasi Lama, PER-03/PJ/2022 Tetap Berlaku

Jum'at, 30 Mei 2025 | 10:00 WIB
AFRIKA SELATAN

Ditolak Rakyat, Negara Ini Batalkan Rencana Kenaikan PPN

Jum'at, 30 Mei 2025 | 09:45 WIB
RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa Yuridis Pengenaan PPN atas Penyerahan CPO