Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Fokus
Reportase

Manufaktur Global Makin Tertekan, Sri Mulyani Waspadai Hal Ini

A+
A-
0
A+
A-
0
Manufaktur Global Makin Tertekan, Sri Mulyani Waspadai Hal Ini

Ilustrasi. Satgas Pengendalian Lingkungan Hidup KLH meninjau salah satu pabrik di kawasan industri Pulogadung, Jakarta, Senin (16/6/2025). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.

JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur global saat ini mengalami kontraksi dan berada di level terendah sejak Desember 2024.

Sri Mulyani mengatakan PMI Manufaktur global yang hanya berada di level 49,6 menandakan 70,8% negara di dunia kegiatan manufakturnya sedang anjlok. Indonesia pun mengalami kondisi yang sama dengan PMI Manufaktur sebesar 47,4 pada Mei 2025.

"Sektor manufaktur mengalami tekanan kita lihat di sini 49,6 indeks dari PMI manufaktur global ini berarti secara global kegiatan sektor manufaktur cenderung dalam zona kontraktif dan angka ini adalah angka terendah sejak Desember 2024," katanya, dikutip pada Minggu (22/6/2025).

Baca Juga: Presiden Prabowo: Manfaat dari Pertumbuhan Ekonomi Masih Belum Merata

Berdasarkan paparan Sri Mulyani, hanya 29,2% negara yang PMI Manufakturnya masih ekspansif. Contohnya, India, Arab Saudi, Amerika Serikat (AS), Australia, Rusia, dan Filipina.

Menurutnya, lesunya sektor manufaktur global dipicu berbagai faktor. Di antaranya, ketidakpastian global, konflik geopolitik, ketegangan dagang antarnegara, serta kebijakan fiskal yang cukup agresif dari negara-negara maju.

"Ini adalah dampak yang kita lihat dalam geopolitic security yang makin fragile yang makin rapuh dan rentan yang menyebabkan implikasi kepada kegiatan ekonomi ekspor impor manufaktur dan juga dari sisi capital flow yang berdampak kepada seluruh dunia," tuturnya.

Baca Juga: Mendesain Strategi Insentif Pajak yang Efektif: Perlu Sesuai Kebutuhan

Sri Mulyani menyebut pelemahan dan ketidakpastian ekonomi global tentunya akan berdampak pada Indonesia. Misal, permintaan global yang lesu akan menurunkan kinerja ekspor Indonesia dan industri nasional selaku pemasok produk ke pasar internasional.

Di samping itu, lanjutnya, harga komoditas juga mengalami fluktuasi karena disrupsi rantai pasok yang diakibatkan perang di Timur Tengah.

"Nilai tukar juga cenderung mengalami volatilitas, dan suku bunga utang meningkat terutama karena kebijakan fiskal di Amerika Serikat, yaitu legislasi yang sedang dibahas dari kongres ke senat mengenai ekspansi fiskal di sana," ujarnya. (rig)

Baca Juga: DJP Imbau Wajib Pajak Waspadai Modus-Modus Baru Penipuan

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : menkeu sri mulyani, industri manufaktur, PMI Manufaktur, ekonomi, nasional

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Kamis, 19 Juni 2025 | 13:23 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Susun RPMK Baru, Kemenkeu Bakal Perketat Syarat Kuasa Hukum Pajak

Kamis, 19 Juni 2025 | 13:00 WIB
CORETAX SYSTEM

WP Dapat Dobel Validasi SSP PPh PHTB, Begini Cara Pembatalannya

Kamis, 19 Juni 2025 | 12:30 WIB
PEREKONOMIAN INDONESIA

Ketidakpastian Global Akibat Perang Dagang Diprediksi Permanen

Kamis, 19 Juni 2025 | 11:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Nilai Transaksi dengan Pemerintah Cuma Rp2 Juta, Apa Kode Fakturnya?

berita pilihan

Minggu, 22 Juni 2025 | 16:00 WIB
KEBIJAKAN EKONOMI

Presiden Prabowo: Manfaat dari Pertumbuhan Ekonomi Masih Belum Merata

Minggu, 22 Juni 2025 | 15:12 WIB
KEBIJAKAN INSENTIF PAJAK

Mendesain Strategi Insentif Pajak yang Efektif: Perlu Sesuai Kebutuhan

Minggu, 22 Juni 2025 | 15:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

DJP Imbau Wajib Pajak Waspadai Modus-Modus Baru Penipuan

Minggu, 22 Juni 2025 | 13:30 WIB
KEBIJAKAN EKONOMI

Proteksi Ekonomi Digital RI, Kemenko Gagas Kerja Sama Multi Pihak

Minggu, 22 Juni 2025 | 13:19 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Insentif Pajak Bisa Lebih Efektif jika Dibarengi Partisipasi WP

Minggu, 22 Juni 2025 | 13:00 WIB
KABUPATEN CIAMIS

PBB Lunas Tepat Waktu, 48 Desa Dapat Hadiah Motor

Minggu, 22 Juni 2025 | 11:30 WIB
KEBIJAKAN EKONOMI

Pemerintah Targetkan Kerja Sama Dagang dengan Eurasia Rampung 2025

Minggu, 22 Juni 2025 | 11:00 WIB
INFOGRAFIS PAJAK

Ketentuan Tempat Pendaftaran Wajib Pajak dalam PER-7/PJ/2025

Minggu, 22 Juni 2025 | 09:00 WIB
KAMUS PAJAK

Apa Itu Tax Examinations Abroad dalam Pengumpulan Informasi Pajak?

Minggu, 22 Juni 2025 | 08:30 WIB
KABUPATEN MAROS

Gandeng Kejaksaan, Pemda Siap Tagih Utang Pajak Daerah Rp45 Miliar