Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Review
Jum'at, 25 April 2025 | 15:45 WIB
REPORTASE DDTC DARI SINGAPURA
Jum'at, 25 April 2025 | 11:45 WIB
REPORTASE DDTC DARI SINGAPURA
Jum'at, 25 April 2025 | 11:11 WIB
REPORTASE DDTC DARI SINGAPURA
Jum'at, 25 April 2025 | 11:11 WIB
REPORTASE DDTC DARI SINGAPURA
Komunitas
Kamis, 24 April 2025 | 15:10 WIB
STH INDONESIA JENTERA
Rabu, 23 April 2025 | 10:20 WIB
DDTC ACADEMY – PRACTICAL COURSE
Selasa, 22 April 2025 | 16:03 WIB
DDTC ACADEMY - EXCLUSIVE SEMINAR
Senin, 21 April 2025 | 11:38 WIB
DDTC ACADEMY - ADIT Exam Preparation Course
Fokus
Reportase

Syarat Ajukan Angsuran PPh Pasal 29, Simak Lagi Aturannya di Sini

A+
A-
11
A+
A-
11
Syarat Ajukan Angsuran PPh Pasal 29, Simak Lagi Aturannya di Sini

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews – Wajib pajak yang mengalami kesulitan likuiditas dapat mengajukan permohonan angsuran pembayaran PPh Pasal 29. Untuk diperhatikan, PPh Pasal 29 adalah PPh kurang bayar yang tercantum dalam SPT Tahunan PPh.

PPh Pasal 29 harus dilunasi sebelum SPT Tahunan disampaikan dan maksimal pada batas waktu penyampaian SPT Tahunan. Namun, wajib pajak dapat mengajukan permohonan untuk mengangsur pembayaran PPh Pasal 29 tersebut sebagaimana diatur dalam Pasal 9 ayat (4) UU KUP.

“Dirjen pajak atas permohonan wajib pajak dapat memberikan persetujuan untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak termasuk kekurangan pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) [PPh Pasal 29] yang pelaksanaannya diatur dengan atau berdasarkan peraturan menteri keuangan,” bunyi Pasal 9 ayat (4) UU KUP, dikutip pada Minggu (27/4/2025).

Baca Juga: Rosan Klaim Banyak Investor Ingin Bikin Konsorsium Bareng Danantara

Sebelumnya, ketentuan mengenai tata cara pengajuan permohonan angsuran PPh Pasal 29 diatur dalam PMK 242/2014. Namun, PMK 242/2014 kini sudah dicabut dan digantikan dengan PMK 81/2024.

Ketentuan mengenai permohonan angsuran pembayaran PPh Pasal 29 kini diatur dalam Pasal 114 sampai dengan Pasal 121 PMK 81/2024. Berdasarkan pasal-pasal tersebut, permohonan angsuran pembayaran PPh Pasal 29 dapat diajukan oleh:

  1. wajib pajak yang mengalami kesulitan likuiditas; atau
  2. wajib pajak mengalami keadaan di luar kekuasaannya (force majeure), sehingga tidak mampu memenuhi kewajiban pajak pada waktunya.

Terdapat sejumlah syarat yang harus dipenuhi untuk mengajukan permohonan angsuran PPh Pasal 29. Persyaratan tersebut tergantung pada kondisi wajib pajak apakah mengajukan permohonan angsuran pembayaran PPh Pasal 29 karena kesulitan likuiditas atau karena force majeure.

Baca Juga: Trump Akhirnya Bakal Turunkan Tarif Bea Masuk atas Barang China

Berikut ringkasannya:


Apabila disandingkan PMK 242/2014, ada 2 syarat baru yang diatur dalam PMK 81/2024. Pertama, wajib pajak telah menyampaikan SPT Tahunan PPh untuk 2 tahun pajak terakhir, sudah menjadi kewajibannya. Kedua, SPT Masa PPN untuk 3 masa pajak terakhir, yang sudah menjadi kewajiban wajib pajak.

Baca Juga: Menkeu AS Apresiasi Inisiatif Indonesia untuk Negosiasi Dagang

Permohonan angsuran pembayaran PPh Pasal 29 tersebut disampaikan dengan surat permohonan pengangsuran pembayaran PPh Pasal 29. Merujuk Pasal 114 ayat (5) PMK 81/2024, permohonan tersebut disampaikan sesuai dengan ketentuan Pasal 4 PMK 81/2024.

Artinya, permohonan pengangsuran pembayaran PPh Pasal 29 kini bisa diajukan melalui Coretax DJP. Merujuk pada Buku Manual Coretax Modul Layanan Wajib Pajak, permohonan tersebut bisa diajukan melalui Modul Layanan wajib Pajak, menu Layanan Administrasi, dan submenu Buat Permohonan Layanan Administrasi.

Permohonan angsuran pembayaran PPh Pasal 29 tersebut memiliki kode subkategori layanan AS.21 Angsuran/Penundaan PPh Pasal 29. Namun, apabila ditelusuri kategori layanan tersebut belum muncul pada akun Coretax DJP sejumlah wajib pajak. (rig)

Baca Juga: Geliatkan Ekonomi, Negara Ini Bakal Pangkas Tarif PPh Badan

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : angsuran pajak, PPh Pasal 29, coretax djp, coretax, coretax system, spt tahunan, pajak, nasional

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Sabtu, 26 April 2025 | 07:30 WIB
WEEKLY TAX NEWS ROUNDUP

Tax Consultant Offices, Be Ready, Office Permit Will Soon Be Mandatory

Sabtu, 26 April 2025 | 07:00 WIB
BERITA PAJAK SEPEKAN

Kantor Konsultan Pajak Perlu Siap-Siap, Nanti Harus Punya Izin Kantor

Jum'at, 25 April 2025 | 20:01 WIB
EDUKASI PERPAJAKAN

Siap Hadir, Ngobrol Santai soal Perpajakan Lewat Program CUAKAP DDTC

Jum'at, 25 April 2025 | 18:30 WIB
KPP MADYA JAKARTA UTARA

Edukasi WP, Petugas Pajak Jelaskan Definisi Tiap-Tiap Kolom Buku Besar

berita pilihan

Minggu, 27 April 2025 | 17:00 WIB
BPI DANANTARA

Rosan Klaim Banyak Investor Ingin Bikin Konsorsium Bareng Danantara

Minggu, 27 April 2025 | 16:30 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu Pemberitahuan Kesiapan Barang dalam Proses Ekspor?

Minggu, 27 April 2025 | 16:00 WIB
AMERIKA SERIKAT

Trump Akhirnya Bakal Turunkan Tarif Bea Masuk atas Barang China

Minggu, 27 April 2025 | 12:30 WIB
KERJA SAMA INTERNASIONAL

Menkeu AS Apresiasi Inisiatif Indonesia untuk Negosiasi Dagang

Minggu, 27 April 2025 | 12:00 WIB
FINLANDIA

Geliatkan Ekonomi, Negara Ini Bakal Pangkas Tarif PPh Badan

Minggu, 27 April 2025 | 11:00 WIB
INFOGRAFIS PAJAK

Mencari Keadilan Pajak di Indonesia dari Masa ke Masa

Minggu, 27 April 2025 | 10:30 WIB
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA

Laporan Keuangan 4 K/L Ini Dapat Opini WDP, DPR Bakal Tindak Lanjuti

Minggu, 27 April 2025 | 09:30 WIB
AMERIKA SERIKAT

PBB Desak AS Bebaskan Negara Berekonomi Rendah dari Tarif Resiprokal

Minggu, 27 April 2025 | 08:30 WIB
KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

Sasar Hotel Hingga Restoran, Pemda Bakal Pasang 120 Tapping Box