Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Fokus
Reportase

Tak Ada Target Spesifik, Penempatan Dana PPS di SBN Sudah Rp1,76 T

A+
A-
0
A+
A-
0
Tak Ada Target Spesifik, Penempatan Dana PPS di SBN Sudah Rp1,76 T

Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman dalam konferensi pers APBN Kita, dikutip pada Kamis (28/7/2022).

JAKARTA, DDTCNews – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan tidak memiliki target spesifik soal penempatan dana yang diungkapkan melalui program pengungkapan sukarela (PPS) dalam surat berharga negara (SBN).

Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman mengatakan penempatan dana PPS dalam SBN sejauh ini memang terus meningkat. Namun, penerbitan SBN khusus itu dilakukan sesuai dengan permintaan investor atau wajib pajak peserta PPS.

"Kami sifatnya memfasilitasi penempatan dana PPS pada instrumen SBN. Pemerintah tidak secara spesifik menetapkan target untuk penerbitan SBN dalam rangka PPS ini," katanya dalam konferensi pers APBN Kita, dikutip pada Kamis (28/7/2022).

Baca Juga: Bagaimana Ketentuan Pajak Kesenian dan Hiburan di DKI Jakarta?

Luky menuturkan realisasi penerbitan SBN dalam rangka PPS telah mencapai sekitar Rp1,76 triliun. Angka tersebut berasal dari penerbitan Surat Utang Negara (SUN) senilai Rp1,23 triliun dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sejumlah Rp529 miliar.

Khusus SUN, pemerintah menerbitkannya dalam denominasi rupiah dan dolar AS. Apabila diperinci, nominalnya masing-masing mencapai Rp1,05 triliun dan USD11,84 juta.

Penerbitan SBSN khusus melalui private placement dilakukan berdasarkan PMK 51/2019, PMK 38/2020, dan PMK 196/2021. Sesuai dengan PMK 196/2021, wajib pajak dapat menginvestasikan harta bersih yang diungkapkan melalui PPS dalam surat berharga negara (SBN).

Baca Juga: Cadangan Devisa Indonesia Naik Tipis Berkat Pajak dan Global Bond

Pembelian SBN dilakukan melalui dealer utama dengan cara private placement di pasar perdana dengan ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah. Dealer utama juga wajib melaporkan transaksi SBN dalam rangka PPS kepada Ditjen Pajak (DJP).

DJPPR mulai menerbitkan SBN khusus PPS tersebut sejak Februari 2022 dan melakukannya rutin setiap bulan. Hingga akhir tahun, DJPPR akan kembali menawarkan masing-masing 2 kali untuk SUN dan SBSN.

Luky menyebut pemerintah mengadakan PPS sebagaimana diatur UU 7/2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP). Setelah periode program tersebut berakhir pada 30 Juni 2022, wajib pajak masih memiliki kesempatan hingga 30 September 2023 untuk merealisasikan komitmen investasinya, termasuk pada SBN.

Baca Juga: Beli Barang Dapat Cashback Uang, Perlukah Terbitkan Faktur Pajak?

"Wajib pajak punya pilihan lain untuk menginvestasikan dananya, misalnya investasi di sektor hilirisasi sumber daya alam dan juga renewable energi untuk mendapatkan rate yang lebih baik," ujarnya. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : kebijakan pemerintah, PPS, program pengungkapan sukarela, SBN, PMK 196/2021, pajak, nasional

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Selasa, 08 Juli 2025 | 09:30 WIB
AMERIKA SERIKAT

Trump Kenakan Bea Masuk 32% untuk Indonesia, Berlaku Mulai Agustus

Selasa, 08 Juli 2025 | 09:00 WIB
PMK 10/2025

DJP Sebut Insentif PPh Pasal 21 DTP untuk Pemerataan Manfaat Pajak

Selasa, 08 Juli 2025 | 07:30 WIB
BERITA PAJAK HARI INI

DJP Rilis Genta, Aplikasi untuk Unduh Data Faktur Pajak & Bukti Potong

Senin, 07 Juli 2025 | 20:31 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Bea Keluar akan Diperluas untuk Emas & Batubara, Demi Kerek Penerimaan

berita pilihan

Selasa, 08 Juli 2025 | 20:30 WIB
PRROVINSI DKI JAKARTA

Bagaimana Ketentuan Pajak Kesenian dan Hiburan di DKI Jakarta?

Selasa, 08 Juli 2025 | 19:30 WIB
KEBIJAKAN EKONOMI

Cadangan Devisa Indonesia Naik Tipis Berkat Pajak dan Global Bond

Selasa, 08 Juli 2025 | 19:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Beli Barang Dapat Cashback Uang, Perlukah Terbitkan Faktur Pajak?

Selasa, 08 Juli 2025 | 17:30 WIB
KOTA BANDAR LAMPUNG

Tagih Utang Pajak ke WP, Kejari Himpun Setoran PBB Rp2,6 Miliar

Selasa, 08 Juli 2025 | 17:20 WIB
STATISTIK PENERIMAAN PAJAK

Tren Pembayaran Pajak atas Nilai Ketetapan yang Tak Disetujui WP

Selasa, 08 Juli 2025 | 16:00 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

DPR Optimistis Pajak e-Commerce Dorong Kinerja Penerimaan Negara

Selasa, 08 Juli 2025 | 15:30 WIB
UNIVERSITAS GADJAH MADA

Dorong Kinerja Investasi, Sistem Pajak Perlu Ditata Ulang

Selasa, 08 Juli 2025 | 15:00 WIB
PER-11/PJ/2025

Cara Isi Kolom Nama BKP dalam Faktur Pajak Jika Diketahui Jumlah Unit

Selasa, 08 Juli 2025 | 14:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Ditjen Pajak Sediakan Panduan Penggunaan Aplikasi Genta di DJP Online