Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Literasi
Senin, 03 Maret 2025 | 15:30 WIB
KAMUS KEPABEANAN
Senin, 03 Maret 2025 | 08:00 WIB
FOUNDER DDTC DARUSSALAM:
Jum'at, 28 Februari 2025 | 17:03 WIB
RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI
Jum'at, 28 Februari 2025 | 17:00 WIB
KAMUS KEPABEANAN
Fokus
Reportase

Aturan Terbaru Tarif PPN 12 Persen, Download di Sini!

A+
A-
4
A+
A-
4
Aturan Terbaru Tarif PPN 12 Persen, Download di Sini!

Warga memilih produk saat belanja di salah satu industri ritel di Cinunuk, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (1/1/2025). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/YU

JAKARTA, DDTCNews – Kementerian Keuangan resmi menerbitkan aturan yang menjadi dasar penerapan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) 12%. Peraturan yang dimaksud, yaitu Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 131/2024.

PMK 131/2024 diterbitkan untuk mewujudkan aspek keadilan dalam penerapan tarif PPN. Keadilan tersebut diwujudkan dalam bentuk penggunaan nilai lain sebagai dasar pengenaan pajak untuk barang kena pajak (BKP) dan jasa kena pajak (JKP) tertentu.

“Dalam rangka menerapkan tarif PPN guna mewujudkan aspek keadilan…, untuk BKP dan JKP tertentu perlu menggunakan nilai lain sebagai dasar pengenaan pajak,” bunyi salah satu pertimbangan PMK 131/2024, dikutip pada Jumat (3/1/2025).

Baca Juga: Pahami Perbedaan Non-Objek Pajak dengan Pajak Terutang Tidak Dipungut

Berdasarkan Pasal 2 ayat (2) dan ayat (3) PMK 131/2024, tarif PPN 12% dengan DPP berupa harga jual atau nilai impor berlaku untuk BKP yang tergolong mewah. BKP tergolong mewah tersebut baik berupa kendaraan bermotor maupun selain kendaraan bermotor yang dikenakan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM).

Sementara itu, BKP dan JKP yang tidak tergolong barang mewah dikenakan PPN dengan tarif 12%, tetapi menggunakan DPP nilai lain. DPP nilai lain tersebut berupa 11/12 dari nilai impor, harga jual, atau penggantian.

Namun, ketentuan yang diatur dalam PMK 131/2024 tidak berlaku untuk barang kena pajak (BKP) dan/atau jasa kena pajak (JKP) yang pemungutan PPN-nya menggunakan nilai lain atau besaran tertentu yang diatur dalam ketentuan tersendiri.

Baca Juga: PPN Tiket Ditanggung, Pemerintah Ingin Rakyat Bepergian saat Lebaran

Adapun PMK 131/2024 berlaku mulai 31 Desember 2024. Secara umum, PMK 131/2024 terdiri atas 6 pasal. Berikut perinciannya:

  • Pasal 1

Berisi definisi dari istilah-istilah yang digunakan dalam PMK 131/2024.

  • Pasal 2

Pasal ini menerangkan ketentuan tarif PPN dan DPP yang berlaku untuk penyerahan barang yang tergolong mewah.

Baca Juga: Pemerintah Siapkan Stimulus Perpajakan untuk Kegiatan Usaha Bulion
  • Pasal 3

Pasal ini menerangkan ketentuan tarif PPN dan DPP nilai lain yang berlaku untuk BKP dan/atau JKP selain barang mewah. Adapun DPP nilai lain tersebut yaitu 11/12 dari nilai impor, harga jual, atau penggantian.

  • Pasal 4

Pasal ini menyatakan BKP dan/atau JKP yang dipungut dengan menggunakan nilai lain dan besaran tertentu yang diatur dalam ketentuan tersendiri, dikecualikan dari ketentuan Pasal 2 dan Pasal 3.

  • Pasal 5

Pasal ini mengatur masa transisi tarif PPN atas BKP yang tergolong mewah bagi PKP yang menyerahkan BKP ke konsumen akhir (retailer).

Baca Juga: Jenis-Jenis Pajak yang Melekat dalam Penjualan BBM
  • Pasal 6

Pasal ini mengatur PMK 131/2024 berlaku mulai 1 Januari 2025.

Untuk melihat PMK 131/2024 secara lengkap, Anda dapat membaca atau mengunduh peraturan di Perpajakan DDTC. (sap)

Baca Juga: Ada Diskon PPN, Pemerintah Bidik Harga Tiket Pesawat Turun 14 Persen

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : PPN, tarif PPN, PPN 12%, tarif pajak, PMK 131/2024, PPnBM

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Jum'at, 21 Februari 2025 | 11:00 WIB
INFOGRAFIS PAJAK

Insentif PPN/PPnBM Ditanggung Pemerintah atas Pembelian Mobil Listrik

Kamis, 20 Februari 2025 | 21:15 WIB
CORETAX SYSTEM

DJP Akhirnya Rilis Keterangan Tertulis Soal Pengkreditan Pajak Masukan

Kamis, 20 Februari 2025 | 18:30 WIB
TIPS PAJAK

Cara Bikin Kode Billing PPN secara Mandiri atas Jasa dari Luar Negeri

Kamis, 20 Februari 2025 | 14:00 WIB
EXCLUSIVE SEMINAR – DDTC ACADEMY

Spesial! Ikuti 2 Seminar Pajak dan Dapatkan Buku PPN Edisi Kedua DDTC

berita pilihan

Selasa, 04 Maret 2025 | 12:30 WIB
PMK 17/2025

Tak Penuhi Panggilan Penyidik Pajak, Tersangka Bisa Dijemput Polisi

Selasa, 04 Maret 2025 | 12:00 WIB
PAJAK MINIMUM GLOBAL

OECD Tetapkan Daftar Negara dengan Qualified IIR dan QDMTT

Selasa, 04 Maret 2025 | 11:45 WIB
LANGKAH PERBAIKAN DDTCNEWS 2025

DDTCNews Membawa Isu Pajak Makin Membumi, Membuatnya Mudah Dipahami

Selasa, 04 Maret 2025 | 11:00 WIB
INFOGRAFIS PAJAK

Penghapusan Sanksi Telat Bayar Pajak saat Transisi Penerapan Coretax

Selasa, 04 Maret 2025 | 10:30 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Makasih Wajib Pajak! THR Rp50 Triliun Buat ASN Bakal Cair Lebih Cepat

Selasa, 04 Maret 2025 | 10:00 WIB
LITERATUR PAJAK

Pahami Perbedaan Non-Objek Pajak dengan Pajak Terutang Tidak Dipungut

Selasa, 04 Maret 2025 | 09:30 WIB
KERJA SAMA INTERNASIONAL

Hendak Jadi Anggota OECD, Initial Memorandum Ditarget Rampung Juni

Selasa, 04 Maret 2025 | 09:11 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

PPN Tiket Ditanggung, Pemerintah Ingin Rakyat Bepergian saat Lebaran

Selasa, 04 Maret 2025 | 09:00 WIB
PROVINSI RIAU

Tingkatkan PAD, Pemprov Ini Bakal Pungut Pajak Kendaraan atas Kapal