Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Fokus
Reportase

Defisit APBN 2025 Diproyeksi Melebar Jadi 2,78% PDB

A+
A-
0
A+
A-
0
Defisit APBN 2025 Diproyeksi Melebar Jadi 2,78% PDB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah memproyeksikan defisit APBN 2025 akan mencapai Rp662 triliun atau 2,78% terhadap produk domestik bruto (PDB).

Outlook defisit tersebut lebih lebar dari yang tertulis dalam UU APBN 2025, yakni senilai Rp616,2 triliun atau 2,53% PDB. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pelebaran defisit terjadi antara lain karena pendapatan negara 2025 diperkirakan tidak akan mencapai target.

"Untuk defisit totalnya di Rp662 triliun, menjadi 2,78% dari GDP. Agak lebih lebar dibandingkan APBN awal, tetapi cukup manageable," katanya dalam rapat bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR, Selasa (1/7/2025).

Baca Juga: Setoran Kepabeanan dan Cukai Semester I/2025 Tumbuh 9,6%

Sri Mulyani mengatakan pendapatan negara hingga tutup buku diproyeksi hanya senilai Rp2.865,5 triliun atau 95,4% dari target Rp3.005,1 triliun. Angka ini utamanya berasal dari penerimaan perpajakan yang senilai Rp2.387,3 triliun atau 95,8% dari target Rp2.189,3 triliun.

Outlook penerimaan perpajakan tersebut terdiri atas penerimaan pajak senilai Rp2.076,9 triliun atau 94,9% dari target serta penerimaan kepabeanan dan cukai senilai Rp310,4 triliun atau 102,9% dari target.

Di sisi lain, ada penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang diperkirakan senilai Rp477,2 triliun atau 92,9% dari target, serta hibah Rp1 triliun.

Baca Juga: Outlook Pemerintah: Penerimaan Pajak Bakal Shortfall Tahun Ini

Meski diproyeksi tak mencapai target, dia menegaskan bakal tetap mengoptimalkan upaya pengumpulan pendapatan negara.

"Kami meneliti secara detail apakah terjadi anomali dari pola penerimaan sehingga kita bisa meyakinkan bahwa APBN kita dari sisi penerimaan masih bisa kita jaga dan bisa mendukung, terutama program-program pemerintahan yang cukup banyak dan meningkat," ujarnya.

Sri Mulyani mengakui outlook pelebaran defisit APBN 2025 ini tidak terlepas dari peningkatan kebutuhan belanja negara, terutama pada pos belanja kementerian/lembaga (K/L). Belanja K/L diperkirakan mencapai 109,9% dari target seiring dengan kebutuhan belanja prioritas pemerintah seperti makan bergizi gratis, ketahanan pangan, serta peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan.

Baca Juga: Penerimaan Pajak Semester I/2025 Masih Kontraksi 6%

Outlook belanja negara hingga akhir tahun mencapai Rp3.527,5 triliun atau 97,4% dari rencana awal Rp3.621,3 triliun. Angka ini utamanya berupa belanja pemerintah pusat yang senilai Rp2.663,4 triliun, yang terdiri atas belanja K/L senilai Rp1.275,6 triliun dan belanja non-K/L Rp1.387,8 triliun.

Adapun untuk transfer ke daerah, outlook-nya senilai Rp864,1 triliun.

Sejalan dengan outlook pendapatan dan belanja negara 2025, pembiayaan anggaran pada tahun ini akan mencapai Rp662 triliun. Kepada DPR, Sri Mulyani juga mengusulkan penambahan saldo anggaran lebih (SAL) untuk penurunan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) dan pembiayaan defisit.

Baca Juga: Sri Mulyani Serahkan RUU P2 APBN 2024 kepada DPR

"Kami akan minta persetujuan DPR untuk menggunakan sisa anggaran lebih Rp85,6 triliun sehingga kenaikan defisit itu tidak harus dibiayai semua dengan penerbitan surat utang, namun gunakan cash yang ada," imbuhnya. (dik)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : apbn 2025, apbn, defisit apbn, pendapatan negara, belanja negara

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Rabu, 18 Juni 2025 | 17:00 WIB
PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

Realisasi PNBP hingga Mei 2025 Terkontraksi 24,9%

Rabu, 18 Juni 2025 | 13:30 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Bimo Wijayanto Beberkan Strateginya Kerek Tax Ratio

Rabu, 18 Juni 2025 | 13:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Harga Turun, Kontribusi Nikel terhadap Pajak Diperkirakan Mengecil

Rabu, 18 Juni 2025 | 10:30 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Sri Mulyani Waspadai Efek Gejolak Harga Komoditas ke Penerimaan Pajak

berita pilihan

Selasa, 01 Juli 2025 | 19:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Suami Istri Pengusaha tapi NPWP Terpisah, Bagaimana Penentuan PKP-nya?

Selasa, 01 Juli 2025 | 19:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

NPWP Badan Statusnya Nonefektif, Diaktifkan Lagi atau Bikin NPWP Baru?

Selasa, 01 Juli 2025 | 18:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Alamat Tak Sesuai Sebenarnya, DJP Bisa Cabut Status PKP secara Jabatan

Selasa, 01 Juli 2025 | 17:30 WIB
PENERIMAAN KEPABEANAN DAN CUKAI

Setoran Kepabeanan dan Cukai Semester I/2025 Tumbuh 9,6%

Selasa, 01 Juli 2025 | 16:30 WIB
APBN 2025

Outlook Pemerintah: Penerimaan Pajak Bakal Shortfall Tahun Ini

Selasa, 01 Juli 2025 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Semester I/2025 Masih Kontraksi 6%

Selasa, 01 Juli 2025 | 15:38 WIB
SIDANG PARIPURNA DPR

Sri Mulyani Serahkan RUU P2 APBN 2024 kepada DPR

Selasa, 01 Juli 2025 | 15:30 WIB
PERATURAN PAJAK

Dapat Hadiah Undian dari Acara Giveaway? Begini Pajak Penghasilannya