Harga Referensi Melemah, Tarif Bea Keluar CPO Turun Jadi US$52/MT

Harga TBS kelapa sawit di Aceh Barat Pekerja membongkar dan menata tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di salah satu tempat penampungan Desa Leuhan, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/Spt.
JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat harga minyak kelapa sawit (CPO) mengalami penurunan sehingga berdampak pada tarif bea keluar yang berlaku pada Juni 2025.
Plt Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag Isy Karim menyebutkan harga referensi CPO pada Juni 2025 senilai US$856,38/MT atau turun 7,36% dari bulan sebelumnya. Berdasarkan harga referensi tersebut, pemerintah menetapkan pengenaan bea keluar CPO sebesar US$52/MT pada bulan ini, turun dari bulan lalu senilai US$74/MT.
"Penurunan harga referensi CPO dipengaruhi beberapa faktor di antaranya peningkatan produksi di Malaysia, proyeksi penurunan permintaan dari India sebagai negara konsumen utama, dan peningkatan nilai dolar Amerika Serikat," ujarnya, dikutip pada Minggu (1/6/2025).
Isy mengatakan penetapan tarif bea keluar atas ekspor CPO dan produk turunannya mengacu pada PMK 38/2024. Pada kolom 5 lampiran huruf C PMK tersebut, diatur tarif bea keluar senilai US$74/MT berlaku berdasarkan harga referensi CPO pada periode 1-30 Juni 2025.
PMK 38/2024 mengatur harga referensi CPO di atas US$680/MT bakal kena bea keluar, lebih rendah dari ketentuan yang lama senilai US$750/MT. Revisi dilakukan untuk mengantisipasi perubahan harga CPO di pasar global serta mendukung kebijakan hilirisasi.
Ia menerangkan penetapan harga referensi CPO bersumber dari rata-rata harga selama periode 25 April–24 Mei 2025 pada Bursa CPO di Indonesia sebesar US$804,50/MT, Bursa CPO di Malaysia sebesar US$908,27/MT, dan Harga Port CPO Rotterdam sebesar US$1.132,90/MT.
Merujuk pada Permendag 46/2022, bila terdapat perbedaan harga rata-rata pada tiga sumber harga sebesar lebih dari US$40, maka perhitungan harga referensi CPO menggunakan rata-rata dari dua sumber harga yang menjadi median dan sumber harga terdekat dari median. Artinya, harga referensi bersumber dari Bursa CPO di Malaysia dan Bursa CPO di Indonesia.
Berdasarkan perhitungan tersebut, harga referensi CPO ditetapkan sebesar US$856,38/MT.
Sementara itu, harga referensi biji kakao periode Juni 2025 ditetapkan sebesar US$9.591,52/MT atau naik 14,41% dari bulan lalu. Hal ini berdampak pada peningkatan harga patokan ekspor (HPE) biji kakao pada Juni 2025 menjadi USD 9.127/MT atau naik 14,82% dari periode Mei 2025.
Peningkatan harga referensi dan HPE biji kakao ini dipengaruhi penurunan produksi di negara produsen utama di wilayah Afrika Barat akibat curah hujan yang tinggi. Namun, peningkatan harga ini tidak berdampak pada bea keluar biji kakao yang tetap sebesar 15% sesuai kolom 4 lampiran huruf B pada PMK 38/2024. (dik)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.