Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Literasi
Kamis, 15 Mei 2025 | 12:30 WIB
KAMUS CUKAI
Kamis, 15 Mei 2025 | 10:43 WIB
FILIP DEBELVA, HEAD OF THE KU LEUVEN TAX LAW INSTITUTE:
Kamis, 15 Mei 2025 | 10:00 WIB
TIPS PAJAK
Selasa, 13 Mei 2025 | 14:30 WIB
KAMUS PAJAK
Komunitas
Jum'at, 16 Mei 2025 | 11:19 WIB
DDTC ACADEMY - ADIT EXAM PREPARATION COURSE
Kamis, 15 Mei 2025 | 11:37 WIB
DDTC ACADEMY - EXCLUSIVE SEMINAR
Selasa, 13 Mei 2025 | 16:09 WIB
DDTC EXECUTIVE INTERNSHIP PROGRAM
Selasa, 13 Mei 2025 | 13:35 WIB
DDTC ACADEMY - ADIT EXAM PREPARATION COURSE
Fokus
Reportase

Ada Tren Proteksionisme Global, RI Ikut Dorong Reformasi WTO

A+
A-
0
A+
A-
0
Ada Tren Proteksionisme Global, RI Ikut Dorong Reformasi WTO

Ilustrasi. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/Spt.

JAKARTA, DDTCNews - Indonesia telah menyampaikan dukungan kepada World Trade Organization (WTO) untuk melaksanakan reformasi.

Hal itu disampaikan Menteri Perdagangan Budi Santoso saat bertemu dengan Dirjen WTO Ngozi Okonjo-Iweala di sela APEC Ministers Responsible for Trade 2025 di Korea Selatan. Menurutnya, WTO memiliki tugas untuk meredakan ketegangan perdagangan dan mencegah tindakan sepihak yang dapat merusak sistem perdagangan multilateral.

"Kami percaya bahwa reformasi WTO akan memperkuat relevansi dan efektivitas WTO dalam mengatasi tantangan global saat ini dan masa mendatang," katanya, Jumat (16/5/2025).

Baca Juga: Tangkal Lonjakan Impor karena Kebijakan AS, Trade Remedies Disiapkan

Budi mengatakan Indonesia memiliki beberapa kekhawatiran mengenai situasi perdagangan global, termasuk peningkatan tren proteksionisme. Indonesia pun mendukung WTO memperkuat sistem perdagangan multilateral yang berbasis aturan.

WTO dinilai perlu meningkatkan perannya dalam mengatasi masalah perdagangan, meredakan ketegangan perdagangan, serta mencegah tindakan sepihak yang dapat merusak sistem perdagangan multilateral.

Dia menjelaskan WTO menjadi satu-satunya sistem perdagangan multilateral yang transparan, inklusif, dan berbasis aturan. Perdagangan multilateral ini ditegakkan WTO berdasarkan prinsip-prinsip fundamental, termasuk prediktabilitas, transparansi, nondiskriminasi, dan komitmen terhadap persaingan yang adil.

Baca Juga: Wamenkeu Sebut Ekonomi Bisa Stabil pada 2026 Jika APBN Fokus untuk Ini

Dengan berbagai tantangan tersebut, Indonesia turut mendukung penguatan fungsi WTO, khususnya melalui reformasi WTO dengan mempertimbangkan aspek pembangunan serta prinsip special and differential treatment.

Dirjen WTO Ngozi Okonjo-Iweala mengharapkan dukungan penuh dari seluruh anggota, termasuk Indonesia, guna menyukseskan proses reformasi WTO yang bertujuan memperkuat efektivitas dan relevansi organisasi tersebut. Dia juga setuju mekanisme dialog harus menjadi pendekatan utama dalam penyelesaian permasalahan.

"Pendekatan melalui dialog harus menjadi prioritas utama dalam menyelesaikan berbagai tantangan perdagangan, bukan melalui tindakan retaliasi," ujarnya.

Baca Juga: Masih Ada Lonjakan Impor, BMTP Produk Plastik Ini Diperpanjang 3 Tahun

Sebelumnya, WTO telah memperkirakan volume perdagangan barang dunia akan turun sebesar 0,2% pada 2025 seiring dengan memanasnya situasi perdagangan global. Dalam laporan Global Trade Outlook and Statistics yang diterbitkan WTO pada 16 April 2025, bahkan tertulis kinerja perdagangan global dapat mengalami kontraksi lebih dalam hingga 1,5% pada 2025 jika situasinya memburuk. (dik)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : WTO, bea masuk, perang dagang, perdagangan internasional, proteksionisme perdagangan

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Jum'at, 02 Mei 2025 | 15:00 WIB
PEREKONOMIAN INDONESIA

Jelang Diumumkan BPS, Ini Kata Sri Mulyani Soal Ekonomi Kuartal I

Jum'at, 02 Mei 2025 | 14:30 WIB
PMK 25/2025

PMK Terbaru soal Impor Barang Pindahan, Unduh di Sini

Jum'at, 02 Mei 2025 | 09:00 WIB
PMK 25/2025

Pelajar Manfaatkan Impor Barang Pindahan, Syaratnya Kini Fleksibel

Kamis, 01 Mei 2025 | 09:00 WIB
PENERIMAAN BEA DAN CUKAI

Setoran Bea dan Cukai Kuartal I/2025 Capai Rp77,5 Triliun, Tumbuh 12%

berita pilihan

Jum'at, 16 Mei 2025 | 19:30 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Modernisasi Pemeriksaan Barang Diklaim Efektif Perlancar Arus Logistik

Jum'at, 16 Mei 2025 | 19:00 WIB
KONSULTASI PAJAK

Wajib Pajak Hadapi Pemeriksaan Terfokus, Pahami Hak dan Kewajibannya

Jum'at, 16 Mei 2025 | 18:33 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Ada Usulan Batas PTKP Perlu Dinaikkan, Begini Respons Airlangga

Jum'at, 16 Mei 2025 | 18:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Kini Elektronik, WP Perlu Ajukan Permohonan Jika Butuh Kartu NPWP

Jum'at, 16 Mei 2025 | 18:19 WIB
MATERI USKP I/2025

Belajar USKP A tentang Kode Etik Profesi? Ini Materi yang Bisa Dibaca

Jum'at, 16 Mei 2025 | 17:43 WIB
MATERI USKP I/2025

Persiapan USKP A tentang PBB P5L dan Bea Meterai? Coba Baca Materi Ini

Jum'at, 16 Mei 2025 | 15:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Jangan Asal Transfer Uang, Waspadai Penipuan yang Atasnamakan DJP

Jum'at, 16 Mei 2025 | 15:11 WIB
MATERI USKP I/2025

Belajar USKP A tentang PPN dan SPT PPN? Ini Materi yang Bisa Anda Baca