Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Literasi
Jum'at, 18 April 2025 | 15:30 WIB
RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI
Kamis, 17 April 2025 | 17:00 WIB
TIPS PAJAK DAERAH
Kamis, 17 April 2025 | 14:00 WIB
KELAS PPh Pasal 21 (12)
Selasa, 15 April 2025 | 18:15 WIB
KETUA MA 1974-1982 OEMAR SENO ADJI:
Fokus
Reportase

AS Minta India Turunkan Tarif Bea Masuk Impor Produk Pertanian

A+
A-
0
A+
A-
0
AS Minta India Turunkan Tarif Bea Masuk Impor Produk Pertanian

Ilustrasi.

WASHINGTON D.C., DDTCNews – Pemerintah Amerika Serikat (AS) meminta India untuk dapat menurunkan tarif bea masuknya guna mendukung tercapainya kesepakatan bilateral antara kedua negara.

Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengatakan India merupakan salah satu negara dengan tarif bea masuk tertinggi di dunia. Dia menilai India perlu mengevaluasi kebijakan bea masuknya jika hendak meningkatkan hubungan bilateral dengan AS.

Secara khusus, Lutnick mendorong India untuk menurunkan bea masuk atas impor produk pertanian. "Pasar pertanian India tidak bisa tertutup selamanya. Pasar harus terbuka," katanya, dikutip pada Selasa (11/3/2025).

Baca Juga: Temui Delegasi Uni Eropa, Wamendag Bahas Strategi Hadapi Bea Masuk AS

Selama ini, India menerapkan bea masuk yang tinggi atas impor produk pertanian dalam rangka melindungi petani lokal. Ketimbang menerapkan bea masuk yang tinggi, Lutnick mendorong India untuk menerapkan kuota impor atas komoditas-komoditas tertentu yang dianggap perlu.

"Pasar pertanian India perlu dibuka. Ada beberapa cara untuk melakukannya, salah satunya dengan memperkenalkan kuota atau batasan impor," ujar Lutnick seperti dilansir cnbctv18.com.

Selain itu, Lutnick juga mendorong India untuk meningkatkan pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) dan peralatan militer dari AS. Menurutnya, India selama ini terlalu banyak bergantung pada Rusia untuk memenuhi kebutuhan pertahanannya.

Baca Juga: Bea Masuk Tembus 120%, Kantor Pos Hong Kong Setop Kirim Barang ke AS

"Secara historis, India telah membeli peralatan militer dari Rusia dengan jumlah yang besar. Kami pikir ini adalah sesuatu yang perlu diakhiri," tuturnya.

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri India Randhir Jaiswal menuturkan pemerintah berkomitmen menurunkan hambatan tarif dan nontarif guna meningkatkan hubungan bilateral antara kedua negara.

"Tujuan dari perjanjian bilateral ini ialah untuk memperkuat hubungan perdagangan India-AS, meningkatkan akses pasar, mengurangi hambatan tarif dan nontarif, serta memperkuat integrasi rantai antara kedua negara" katanya seperti dilansir voanews.com.

Baca Juga: Pemprov Luncurkan Relaksasi Pajak Kendaraan Jilid II, Seperti Apa?

Sebagai informasi, AS dan India berencana menyepakati perjanjian bilateral guna mengakhiri sengketa dagang antara kedua negara. Bagian pertama dari perjanjian ditargetkan tercapai pada musim gugur tahun ini.

Tanpa perjanjian bilateral, India berpotensi turut dikenai bea masuk resiprokal oleh AS. (rig)

Baca Juga: Susun Pembukuan dengan Stelsel Kas, Jangan Lupa Kirimkan Pemberitahuan

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : amerika serikat, tarif bea masuk, senjata, alutsista, produk pertanian, ekspor-impor, pajak, pajak internasional

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Sabtu, 19 April 2025 | 08:00 WIB
PROVINSI LAMPUNG

Ada Pemutihan Mulai 1 Mei, Seluruh Denda dan Pokok Tunggakan Dihapus

Sabtu, 19 April 2025 | 07:00 WIB
BERITA PAJAK SEPEKAN

Konsultan Pajak Siap-Siap! Laporan Tak Lagi Tahunan, Tapi Bulanan

Jum'at, 18 April 2025 | 16:30 WIB
PMK 81/2024

PPh Final Pengalihan Real Estat ke SPC Wajib Masuk SPT Masa Unifikasi

Jum'at, 18 April 2025 | 15:30 WIB
RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa Perbedaan Penentuan Harga Jual Tanah

berita pilihan

Minggu, 20 April 2025 | 15:00 WIB
KEBIJAKAN BEA MASUK

Diversikasi Ekspor, Indonesia Sasar Uni Eropa dan Negara Eurasia

Minggu, 20 April 2025 | 14:30 WIB
PEREKONOMIAN GLOBAL

Pemerintah Diminta Dorong WTO Sehatkan Iklim Perdagangan Internasional

Minggu, 20 April 2025 | 14:00 WIB
KERJA SAMA INTERNASIONAL

Temui Delegasi Uni Eropa, Wamendag Bahas Strategi Hadapi Bea Masuk AS

Minggu, 20 April 2025 | 13:00 WIB
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Pemprov Luncurkan Relaksasi Pajak Kendaraan Jilid II, Seperti Apa?

Minggu, 20 April 2025 | 12:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Susun Pembukuan dengan Stelsel Kas, Jangan Lupa Kirimkan Pemberitahuan

Minggu, 20 April 2025 | 11:00 WIB
INFOGRAFIS PAJAK

Pengkreditan Pajak Masukan bagi PKP yang Belum Lakukan Penyerahan

Minggu, 20 April 2025 | 10:30 WIB
INSENTIF FISKAL

Dorong Pertumbuhan Sektor Tekstil, Pemerintah Siapkan Aneka Insentif

Minggu, 20 April 2025 | 10:00 WIB
KINERJA PEREKONOMIAN

Utang Luar Negeri Indonesia Tembus US$427 Miliar, Tumbuh 4,7 Persen

Minggu, 20 April 2025 | 09:30 WIB
KANWIL DJP JAKARTA BARAT

DJP Jakbar Perpanjang Kerja Sama Tax Center dengan MNC University