Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Literasi
Jum'at, 18 April 2025 | 15:30 WIB
RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI
Kamis, 17 April 2025 | 17:00 WIB
TIPS PAJAK DAERAH
Kamis, 17 April 2025 | 14:00 WIB
KELAS PPh Pasal 21 (12)
Selasa, 15 April 2025 | 18:15 WIB
KETUA MA 1974-1982 OEMAR SENO ADJI:
Fokus
Reportase

Ekonomi Sulit, Pengusaha Hotel dan Restoran Minta Tarif PPN Dipangkas

A+
A-
1
A+
A-
1
Ekonomi Sulit, Pengusaha Hotel dan Restoran Minta Tarif PPN Dipangkas

Ilustrasi.

SOFIA, DDTCNews - Pengusaha hotel dan restoran di Bulgaria mendesak pemerintah memberlakukan tarif PPN yang lebih rendah untuk sektor usaha tersebut.

Desakan tersebut disampaikan oleh pengusaha yang tergabung dalam Bulgarian Hotel and Restaurant Association (BHRA), Association of Establishments in Bulgaria (AEB), dan Bulgarian Association of Establishments (BAE). Para pengusaha ini meminta pengenaan tarif PPN sebesar 9% untuk sektor hotel dan restoran, dari tarif umum sebesar 20%.

"Pemangkasan tarif PPN telah menjadi langkah jangka panjang di hampir semua negara Eropa, termasuk negara yang menjadi pesaing langsung pariwisata di regional kita," bunyi pernyataan pengusaha, dikutip pada Selasa (18/3/2025).

Baca Juga: Ingat Lagi Ketentuan Pengkreditan Pajak Masukan sebelum Pengukuhan PKP

Para pengusaha memaparkan ribuan bisnis di sektor hotel dan restoran sedang mengalami tekanan berat akibat krisis ekonomi, perang, hilangnya pangsa pasar, dan kelangkaan pegawai. Banyak perusahaan juga dilaporkan mengalami defisit keuangan yang signifikan.

Pemerintah diminta mengambil tindakan untuk menyelamatkan sektor pariwisata dan ribuan pengusaha yang terlibat di dalamnya. Salah satu kebijakan yang mendesak diambil adalah pemangkasan tarif PPN.

Apabila desakan ini tidak dipenuhi, perwakilan industri menyatakan bakal melakukan aksi protes secara langsung, dengan mengusung slogan 9 Menit Kegelapan untuk PPN 9%. Aksi ini dilaksanakan dengan mematikan lampu dan musik di tempat-tempat usaha pada pukul 09.00 malam selama 9 menit.

Baca Juga: Ada Insentif Pajak untuk Perusahaan yang Pakai Bus dan Truk Listrik

Protes akan terus berlanjut setiap hari hingga pemungutan pengambilan kesepakatan APBN 2025 di Parlemen.

Sebelumnya, BHRA menyatakan tarif PPN yang lebih rendah akan menarik lebih banyak wisatawan yang mencari harga makanan dan minuman terjangkau. Dengan tarif PPN rendah, restoran lokal bakal lebih kompetitif dibandingkan dengan tempat usaha serupa di negara-negara tetangga.

BHRA pun menunjukkan tarif PPN efektif di sektor tersebut rata-rata sekitar 15%. Hal ini terjadi karena penjualan produk didominasi oleh minuman beralkohol, anggur, dan bir, yang dikenakan pajak sebesar 20%. Sementara itu, tarif 9% hanya berlaku untuk makanan dan minuman ringan.

Baca Juga: Pungutan Windfall Tax Diperpanjang 3 Tahun, Perbankan Kompak Protes

Pada pertemuan Komisi Pariwisata DPR pada akhir Februari lalu, Menteri Pariwisata Miroslav Borshosh juga menyatakan setuju dengan pengenaan tarif PPN lebih rendah untuk sektor pariwisata. Namun, pelaksanaan kebijakan tersebut berpotensi menurunkan penerimaan negara.

"Terlepas dari sektor mana yang dikenakan, penurunan tarif bakal bermanfaat dan penting bagi pengembangan usaha," ujarnya dilansir bta.bg.

Tarif PPN di Bulgaria sempat dipangkas untuk sektor restoran ketika pandemi Covid-19 pada musim panas 2020, serta beberapa kali diperpanjang. Namun, mulai Januari 2024, tarif PPN normal sebesar 20% sudah kembali berlaku. (sap)

Baca Juga: Respons Tarif AS, Pengusaha Perlu Diberi Insentif Pajak dan Subsidi

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : pajak internasional, tarif pajak, PPN, insentif pajak, fasilitas fiskal, Bulgaria

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Senin, 14 April 2025 | 11:45 WIB
LITERATUR PAJAK

Gaji Pegawai di Industri Padat Karya Bisa Bebas Pajak, Cek Panduannya

Senin, 14 April 2025 | 11:30 WIB
AMERIKA SERIKAT

Elektronik Tak Kena Bea Masuk Resiprokal, AS Bilang Cuma Sementara

Minggu, 13 April 2025 | 14:00 WIB
AMERIKA SERIKAT

Trump Bebaskan Produk-Produk Elektronik dari Bea Masuk Resiprokal

berita pilihan

Sabtu, 19 April 2025 | 16:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Ingat Lagi Ketentuan Pengkreditan Pajak Masukan sebelum Pengukuhan PKP

Sabtu, 19 April 2025 | 14:00 WIB
PROVINSI SULAWESI TENGAH

Ada Pemutihan! Kendaraan Mati 10 Tahun, Cukup Bayar 1 Tahun Saja

Sabtu, 19 April 2025 | 11:35 WIB
KOLABORASI LeIP-DDTC

Gratis 25 Buku Terbaru DDTC untuk PERTAPSI! Beri Komentar Terbaik Anda

Sabtu, 19 April 2025 | 11:30 WIB
INFOGRAFIS PAJAK

Siapa yang Masuk Keluarga Sedarah dan Semenda dalam Aturan Pajak?

Sabtu, 19 April 2025 | 10:30 WIB
PMK 81/2024

Ketentuan PPh atas Pengalihan Partisipasi Interes, Apa yang Berubah?

Sabtu, 19 April 2025 | 10:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

WP Badan Masih Bisa Perpanjang Waktu Lapor SPT Tahunan, Tambah 2 Bulan

Sabtu, 19 April 2025 | 09:30 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

DPR Khawatir Efek Lemahnya Daya Beli Merembet ke Kinerja Cukai Rokok

Sabtu, 19 April 2025 | 09:05 WIB
LAPORAN FOKUS

Meluruskan Fungsi Pengadilan Pajak sebagai Lembaga Yudisial