Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Komunitas
Selasa, 13 Mei 2025 | 16:09 WIB
DDTC EXECUTIVE INTERNSHIP PROGRAM
Selasa, 13 Mei 2025 | 13:35 WIB
DDTC ACADEMY - ADIT EXAM PREPARATION COURSE
Rabu, 07 Mei 2025 | 07:48 WIB
DDTC ACADEMY - EXCLUSIVE SEMINAR
Selasa, 06 Mei 2025 | 13:05 WIB
DDTC EXECUTIVE INTERNSHIP PROGRAM
Fokus
Reportase

Indonesia Masuk Resesi?

A+
A-
13
A+
A-
13
Indonesia Masuk Resesi?

Petugas Pemadam Kebakaran menyemprotkan cairan disinfektan di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Rabu (17/6/2020). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020 minus 3,1%. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/foc)

PENGUMUMAN resmi pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020 masih sebulan lagi. Namun, suara-suara yang meramal mampirnya badai resesi ke Indonesia, yang diprediksi menerpa sejumlah negara maju sekaligus perekonomian global, lamat-lamat sudah semakin kencang.

The winter is coming.” Boleh kita ingat pernyataan Presiden Joko Widodo dalam pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank 2 tahun silam. The winter, ancaman ekonomi itu, terbukti benar. Hal yang tidak terduga adalah ia datang langsung ke halaman rumah kita.

Optimisme kadang memang terlampau mudah. Pada 18 Maret 2020, setengah bulan setelah Presiden mengumumkan pasien pertama virus Corona di Indonesia, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi laju pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2020 akan mencapai 4,5%-4,9%.

Baca Juga: Ketua Umum AKP2I Suherman Dukung Pembentukan Badan Penerimaan Negara

Dua hari setelah itu, Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi RI 2020 mencapai 4,2%-4,6%, terpangkas dari prediksi Februari 5,0%-5,4% dan Januari 5,1%-5,5%. Pada akhir Maret, World Bank memprediksi Indonesia bakal lolos dari resesi, dengan pertumbuhan ekonomi 2,1%.

Setengah bulan berikutnya, giliran IMF meramal pertumbuhan ekonomi Indonesia 0,5%. Pada saat yang sama, World Bank dan IMF memprediksi resesi di sejumlah negara maju. Akibatnya, perekonomian global pun terseret, mengingat besarnya kontribusi produk domestik bruto negara maju.

Pada 6 April, dalam rapat kerja Komite Stabilitas Sistem Keuangan bersama Komisi XI DPR, Menkeu menyampaikan asumsi dasar pertumbuhan ekonomi 2020 sebesar 2,3%. Perinciannya, pada kuartal I ekonomi tumbuh 4,7%, kuartal II 1,1%, kuartal III 1,3%, ditutup kuartal IV 2,4%.

Baca Juga: Suherman Saleh Terpilih sebagai Ketua Umum AKP2I periode 2025 - 2030

Namun, terutama setelah pengumuman Badan Pusat Statistik awal Mei tentang pertumbuhan ekonomi kuartal I/2020 dan awal Juni mengenai inflasi Mei 2020, disusul realisasi APBN akhir Mei 2020 yang dirilis paruh Juni, tanda-tanda akan datangnya ‘the winter’ itu kian nyata.

Pada 9 Juni, World Bank mengoreksi prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 menjadi 0% dari sebelumnya 2,1% dan 5,1% (9/1/2020). Menteri Keuangan sendiri, setelah merilis data realisasi APBN 2020 per Mei 2020, memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020 akan minus 3,1%.

Dengan laju pertumbuhan ekonomi kuartal I/2020 yang hanya 2,97%, kalau prediksi Menkeu itu terbukti, berarti pada kuartal II/2020 pertumbuhan ekonomi kita sudah berada pada teritori negatif. Lantas, bagaimana dengan pertumbuhan ekonomi kuartal III/2020?

Baca Juga: Dorong Aktivitas Ekonomi, Anggota DPR Minta Pemerintah Genjot Belanja

Ini yang berat. Kalau laju pertumbuhan ekonomi kuartal III negatif, dan ekonomi kita terkontraksi dua kuartal berturut-turut, berarti perekonomian kita masuk ke dalam resesi. Namun, jika berbalik positif, kita selamat dari resesi. Mana lebih besar peluangnya, masuk resesi atau selamat?

Kita melihat meski 2 pekan terakhir nadi perekonomian mulai sedikit berdenyut, nyatanya konsumsi masyarakat belum juga pulih. Sejak Maret, konsumsi masyarakat masih berada pada teritori negatif, terlihat dari indeks penjualan riil April 2020 yang -16,9% dan perkiraan Mei yang -22,9%.

Neraca perdagangan Mei yang surplus US$2,09 miliar juga belum terhindar dari koreksi. Ekspor turun 13,40% (mtm) dan 28,95% (yoy), sedangkan impor turun lebih dalam 32,65% (mtm) dan 42,20% (yoy). Impor barang konsumsi -23,08%, bahan baku -34,66%, dan barang modal -29,01%.

Baca Juga: Login Website DDTC Academy, Akses Ilmu Perpajakan dari Para Ahli

Di sisi lain, setoran pajak penghasilan (PPh) badan per Mei terkontraksi kian dalam 20,46% (yoy), melanjutkan kontraksi April sebesar 15,23% (yoy). Setoran pajak pertambahan nilai (PPN) juga terkontraksi 8,0% (yoy) dari posisi April yang masih tumbuh 1,9% (yoy).

Pada saat yang sama, insentif yang diberikan sebagai respons atas Covid-19 seperti PPh Pasal 21 Ditanggung Pemerintah (DTP), PPh final DTP, pembebasan PPh Pasal 22 impor, diskon 30% angsuran PPh Pasal 25, serta restitusi PPN dipercepat, baru terealisasi 6,8% dari Rp120,61 triliun.

Harus diakui, dengan fakta-fakta itu, situasinya berat. Namun, harapan agar kita lolos dari resesi tetap terbuka. Misalnya ada percepatan penyerapan insentif, dan percepatan pemutusan rantai penyebaran Covid-19. Kalau itu terjadi, situasi ekonomi niscaya bisa segera pulih kembali.

Baca Juga: Webinar Kadin - IAPI: Audit Keuangan Bisa Naikkan Reputasi Perusahaan

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : resesi, pertumbuhan ekonomi, tajuk, indonesia

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Kamis, 24 April 2025 | 07:45 WIB
BERITA PAJAK HARI INI

Performa Coretax Lebih Stabil, Tapi Masih Riskan saat Transaksi Tinggi

Rabu, 23 April 2025 | 15:17 WIB
KEBIJAKAN MONETER

Ditahan, BI Rate Tetap di Level 5,75 Persen pada April 2025

Senin, 21 April 2025 | 09:15 WIB
LAPORAN FOKUS

Mengamankan Penerimaan Pajak Itu Tugas Eksekutif, Bukan Yudikatif

Minggu, 20 April 2025 | 10:00 WIB
KINERJA PEREKONOMIAN

Utang Luar Negeri Indonesia Tembus US$427 Miliar, Tumbuh 4,7 Persen

berita pilihan

Selasa, 13 Mei 2025 | 16:43 WIB
KEPPRES 45/P 2025

Prabowo Tunjuk Hadi Poernomo Jadi Penasihat Bidang Penerimaan Negara

Selasa, 13 Mei 2025 | 16:09 WIB
DDTC EXECUTIVE INTERNSHIP PROGRAM

Collaborative Discussion untuk Intern DDTC, Kini Soal Problem Solving

Selasa, 13 Mei 2025 | 14:30 WIB
KAMUS PAJAK

Apa Itu Surat Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi?

Selasa, 13 Mei 2025 | 14:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Ingat, 3 Simpulan Ini Bisa Buat SP2DK Naik ke Pemeriksaan

Selasa, 13 Mei 2025 | 13:35 WIB
DDTC ACADEMY - ADIT EXAM PREPARATION COURSE

Masih Dibuka, Daftar Kelas Persiapan Ujian ADIT Transfer Pricing

Selasa, 13 Mei 2025 | 13:30 WIB
PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

DPR Soroti PNBP setelah Pembentukan Danantara, Ini Penjelasan Kemenkeu

Selasa, 13 Mei 2025 | 13:00 WIB
KOTA CIMAHI

Pemda Beri Keringanan Pajak Daerah bagi Pensiunan dan Veteran

Selasa, 13 Mei 2025 | 12:00 WIB
PERDAGANGAN INTERNASIONAL

AS dan China Sepakat Pangkas Bea Masuk Selama 90 Hari

Selasa, 13 Mei 2025 | 11:00 WIB
INFOGRAFIS PAJAK

Aspek Perpajakan atas Jasa Sewa Kendaraan Bermotor

Selasa, 13 Mei 2025 | 10:30 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Simak! Perbedaan Perlakuan PPh antara WP Dalam Negeri dan Luar Negeri