Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Literasi
Jum'at, 18 April 2025 | 15:30 WIB
RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI
Kamis, 17 April 2025 | 17:00 WIB
TIPS PAJAK DAERAH
Kamis, 17 April 2025 | 14:00 WIB
KELAS PPh Pasal 21 (12)
Selasa, 15 April 2025 | 18:15 WIB
KETUA MA 1974-1982 OEMAR SENO ADJI:
Fokus
Reportase

Jelang Diumumkan BPS, Ekonomi RI Diperkirakan Tumbuh 5 Persen di 2024

A+
A-
0
A+
A-
0
Jelang Diumumkan BPS, Ekonomi RI Diperkirakan Tumbuh 5 Persen di 2024

Seorang pria memotret deretan gedung bertingkat di Jakarta, Senin (16/12/2024). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/Spt.

JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2024 akan mencapai 5%, jelang diumumkan oleh Badan Pusat Statistik pada 5 Februari 2025.

Sri Mulyani mengatakan ekonomi Indonesia menunjukkan ketahanan yang kuat di tengah ketidakpastian global. Menurutnya, berbagai indikator ekonomi menggambarkan ekonomi Indonesia tumbuh secara positif pada tahun lalu.

"Ekonomi Indonesia kami perkirakan akan tumbuh 5% year on year untuk keseluruhan tahun 2024," katanya, dikutip pada Sabtu (25/1/2025).

Baca Juga: Pemerintah Diminta Dorong WTO Sehatkan Iklim Perdagangan Internasional

Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2024 juga diperkirakan tetap baik ditopang terutama oleh kenaikan investasi dan terjaganya konsumsi rumah tangga, serta peningkatan belanja pemerintah.

Beberapa yang mendorong kinerja ekonomi pada kuartal terakhir 2024 di antaranya pelaksanaan pilkada serentak pada November 2024 dan musim libur di akhir tahun, termasuk Natal dan tahun baru. Sementara di sisi eksternal, Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan berturut-turut untuk tahun kelima pada 2024, disertai indeks PMI Manufaktur Indonesia pada Desember 2024 kembali ke zona ekspansif.

Dia menjelaskan divergensi pertumbuhan ekonomi dunia telah melebar dengan disertai peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global. Pada kuartal IV/2024, perekonomian Amerika Serikat (AS) diperkirakan tumbuh lebih kuat, sedangkan ekonomi Eropa dan Jepang masih lemah.

Baca Juga: Temui Delegasi Uni Eropa, Wamendag Bahas Strategi Hadapi Bea Masuk AS

Sementara itu, berdasarkan rilis terbaru pada Januari 2025, pertumbuhan ekonomi China terakselerasi menjadi sebesar 5,4% pada kuartal IV/2024 karena didorong oleh stimulus ekonomi.

Arah kebijakan pemerintah dan bank sentral AS turut berpengaruh pada ketidakpastian pasar keuangan global. Kuatnya ekonomi AS dengan pasar tenaga kerja yang membaik, serta dampak kebijakan tarif menahan proses disinflasi di AS yang meningkatkan ketidakpastian terhadap ekspektasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).

Kebijakan fiskal AS yang lebih ekspansif mendorong yield US Treasury tetap tinggi, baik pada tenor jangka pendek maupun panjang. Bersamaan dengan ketegangan politik global yang meningkat, preferensi investor makin besar terhadap aset keuangan AS.

Baca Juga: Utang Luar Negeri Indonesia Tembus US$427 Miliar, Tumbuh 4,7 Persen

Pada 2025, IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2025 stagnan sebesar 3,3% yoy. Di sisi lain, kebijakan Presiden AS Donald Trump yang diumumkan pascapelantikan dipandang lebih moderat dibandingkan yang diprakirakan sebelumnya oleh pasar.

Menurut Sri Mulyani, pemerintah akan terus memantau perkembangan kebijakan yang dirilis Trump serta mengantisipasi dampaknya pada perekonomian nasional tahun ini.

"Untuk tahun 2025, sesuai dengan pembahasan dengan DPR di APBN, pertumbuhan diperkirakan di 5,2%," ujarnya.

Baca Juga: Menlu AS dan Indonesia Bertemu, Bahas Bea Masuk Resiprokal

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : pertumbuhan ekonomi, perekonomian nasional, kinerja fiskal, Donald Trump

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Kamis, 10 April 2025 | 13:00 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

BKF Klaim Pemeriksaan Lebih Efisien, Beri Kepastian Bagi Wajib Pajak

Kamis, 10 April 2025 | 11:30 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Tertekan Tarif Trump, Pengusaha Minta Lagi Relaksasi Angsuran PPh 25

Kamis, 10 April 2025 | 10:48 WIB
AMERIKA SERIKAT

Trump Tunda Bea Masuk Resiprokal, Khusus China Naik Jadi 125 Persen

berita pilihan

Minggu, 20 April 2025 | 15:00 WIB
KEBIJAKAN BEA MASUK

Diversikasi Ekspor, Indonesia Sasar Uni Eropa dan Negara Eurasia

Minggu, 20 April 2025 | 14:30 WIB
PEREKONOMIAN GLOBAL

Pemerintah Diminta Dorong WTO Sehatkan Iklim Perdagangan Internasional

Minggu, 20 April 2025 | 14:00 WIB
KERJA SAMA INTERNASIONAL

Temui Delegasi Uni Eropa, Wamendag Bahas Strategi Hadapi Bea Masuk AS

Minggu, 20 April 2025 | 13:00 WIB
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Pemprov Luncurkan Relaksasi Pajak Kendaraan Jilid II, Seperti Apa?

Minggu, 20 April 2025 | 12:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Susun Pembukuan dengan Stelsel Kas, Jangan Lupa Kirimkan Pemberitahuan

Minggu, 20 April 2025 | 11:00 WIB
INFOGRAFIS PAJAK

Pengkreditan Pajak Masukan bagi PKP yang Belum Lakukan Penyerahan

Minggu, 20 April 2025 | 10:30 WIB
INSENTIF FISKAL

Dorong Pertumbuhan Sektor Tekstil, Pemerintah Siapkan Aneka Insentif

Minggu, 20 April 2025 | 10:00 WIB
KINERJA PEREKONOMIAN

Utang Luar Negeri Indonesia Tembus US$427 Miliar, Tumbuh 4,7 Persen

Minggu, 20 April 2025 | 09:30 WIB
KANWIL DJP JAKARTA BARAT

DJP Jakbar Perpanjang Kerja Sama Tax Center dengan MNC University