Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Rabu, 26 Februari 2025 | 08:15 WIB
KURS PAJAK 26 FEBRUARI 2025 - 04 MARET 2025
Rabu, 19 Februari 2025 | 09:45 WIB
KURS PAJAK 19 FEBRUARI 2025 - 25 FEBRUARI 2025
Rabu, 12 Februari 2025 | 09:27 WIB
KURS PAJAK 12 FEBRUARI 2025 - 18 FEBRUARI 2025
Rabu, 05 Februari 2025 | 11:07 WIB
PAJAK MINIMUM GLOBAL
Fokus
Reportase

Masih Ada Harapan

A+
A-
1
A+
A-
1
Masih Ada Harapan

Seorang penjual sayuran dan buah menggunakan masker dan alat pelindung wajah saat melayani pembeli di pasar tradisional Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (4/6/2020). Badan Pusat Statistik mengumumkan inflasi nasional pada Mei 2020 hanya sebesar 0,07% (month to month), dengan deflasi harga makanan, minuman dan tembakau minus 0,32%. (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/aww.)

AWAL pekan ini Badan Pusat Statistik (BPS) merilis statistik ekonomi bulan Mei 2020. BPS mencatat, laju inflasi pada momentum Hari Raya Idulfitri itu hanya 0,07% (month to month) atau 2,19% (year on year). Laju inflasi pada momentum Lebaran ini adalah yang terendah sejak 41 tahun terakhir.

Yang lebih fenomenal, untuk harga makanan, minuman dan tembakau malah terjadi deflasi alias minus 0,32%, dengan deflasi khusus subkelompok makanan minus 0,47%. Pada saat yang sama, nilai tukar petani (NTP) bulan Mei anjlok 0,85% ke level 99,47.

Pergerakan laju inflasi kali ini jelas di luar kebiasaan jika dibandingkan dengan periode tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, pada bulan tersebut ada momentum ramadan dan Idulfitri. Pada momentum itu, permintaan biasanya akan meningkat karena berbagai kebutuhan Lebaran.

Baca Juga: Masuk RPJMN 2025-2029, Pertumbuhan Ekonomi 2029 Ditarget Tembus 8%

Menurut Kepala BPS Suhariyanto, penyebab utama rendahnya laju inflasi kali ini adalah kebijakan pembatasan sosial berskala besar. Kebijakan itu membuat aktivitas perekonomian menurun tajam. “Selain itu pendapatan masyarakat juga menurun karena terdampak pandemi Covid-19,” katanya.

Pembatasan sosial berskala besar sebagai respons kebijakan pandemi Covid-19 memang memperlambat aktivitas ekonomi, termasuk produksi barang dan jasa. Hal itu pada gilirannya berdampak pada berkurangnya permintaan tenaga kerja, hingga menurunkan pendapatan masyarakat.

Kita tentu harus mewaspadai pengumuman BPS itu. Deflasi bahan makanan pada momentum Idulfitri adalah kabar buruk, dan semakin buruk dengan menurunnya NTP. Dari data itu juga terlihat, konsumsi rumah tangga berikut daya beli masyarakat cenderung melemah.

Baca Juga: Awal 2025, Neraca Perdagangan Kembali Surplus US$3,45 Miliar

Perlu diingat, di Indonesia, deflasi, juga inflasi yang terlalu rendah, sering merefleksikan perlemahan daya beli, bukan keberhasilan pemerintah menjaga pasokan. Sebaliknya inflasi yang terlalu tinggi merefleksikan ketidakmampuan pemerintah menjaga pasokan, bukan peningkatan daya beli.

Dengan deflasi makanan itu, ditambah koreksi ekspor dan investasi berikut prospek kontraksi perekonomian global dan penurunan harga komoditas, hampir pasti kita akan melihat pertumbuhan ekonomi yang menurun pada kuartal II/2020, dan besar kemungkinan berlanjut ke kuartal III/2020.

Lalu, apakah kita akan mengalami resesi, atau pertumbuhan ekonomi negatif? Tunggu dulu. Harapan akan daya tahan perekonomian Indonesia tentu masih ada. Misalnya apabila program stimulus yang digelontorkan pemerintah dapat berjalan efektif, produktif, dan terutama, tepat sasaran.

Baca Juga: Ekonomi 2024 Tumbuh 5,03 Persen, Sri Mulyani Beberkan Peran APBN

Dengan kata lain, aspek politik dalam pemberian stimulus itu dapat dihindari. Apalagi jika volume stimulus ditambah, misalnya menjadi lebih ultra-akomodatif seperti dilakukan sejumlah negara maju untuk mengantisipasi resesi, dan pada saat bersamaan tren pandemi Covid-19 sudah menurun.

Namun sejujurnya, dengan ruang fiskal yang sudah sempit, dan selalu adanya praktik politik pada semua program stimulus pemerintah, harapan itu tipis. Rencana pemerintah memberlakukan era new normal juga masih belum pasti, mengingat tren pandemi Covid-19 yang terus meningkat.

Kita tentu berharap dapat melewati masa kuartal II-III/2020 ini dengan selamat dan lancar, hingga pada kuartal IV kita dapat melihat roda-roda industri bergerak kembali, dengan penyerapan tenaga kerja, hingga akhirnya berdampak pada peningkatan konsumsi, ekspor dan investasi.

Baca Juga: Pakai NPWP 9990000000999000, Bupot Tak Ter-Prepopulated ke SPT Tahunan

Namun, dalam situasi seperti ini, dapatkah kita bertahan sampai Oktober 2020, sementara banyak para pelaku usaha besar sudah mengaku ‘napasnya hanya sampai Juli’? Jawaban dari pertanyaan ini kembali ke progam stimulus tadi. Itu yang perlu diingat.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : tajuk, inflasi Mei 2020, BPS, pertumbuhan ekonomi

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Rabu, 04 Desember 2024 | 10:00 WIB
PEREKONOMIAN INDONESIA

Ekonomi Ditarget Tumbuh 8%, Investasi Harus Tumbuh 16,75% per Tahun

Senin, 02 Desember 2024 | 11:31 WIB
PEREKONOMIAN INDONESIA

Inflasi November 2024 Sebesar 1,55%, Masih Didorong Rokok dan Beras

Senin, 02 Desember 2024 | 11:00 WIB
KEBIJAKAN FISKAL

Ekonomi Stabil, Sri Mulyani Ungkap Defisit dan Utang RI Terjaga Rendah

Senin, 02 Desember 2024 | 08:00 WIB
SURAT DARI KELAPA GADING

Coretax: Membangun Kebiasaan Baru dalam Mematuhi Kewajiban Perpajakan

berita pilihan

Minggu, 02 Maret 2025 | 16:30 WIB
AMERIKA SERIKAT

Hindari Bea Masuk Trump, Apple Komitmen Investasi US$500 Miliar di AS

Minggu, 02 Maret 2025 | 15:30 WIB
PMK 15/2025

Pemeriksaan Pajak Dilakukan Tanpa SPHP atau PAHP, SKP Bisa Batal

Minggu, 02 Maret 2025 | 13:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Aturan Impor Barang Bawaan Penumpang Bakal Direvisi, Ini Bocorannya

Minggu, 02 Maret 2025 | 12:30 WIB
PMK 17/2025

Sanksi Pasal 44B Diperinci, Bisa Secara Alternatif dan Kumulatif

Minggu, 02 Maret 2025 | 12:00 WIB
KOTA SAMARINDA

Ayo Manfaatkan! Pemutihan PBB Berlaku hingga 30 Juni 2025

Minggu, 02 Maret 2025 | 11:30 WIB
THAILAND

World Bank Sarankan Thailand Optimalkan Pajak untuk Danai Bansos

Minggu, 02 Maret 2025 | 11:00 WIB
INFOGRAFIS PAJAK

Penghitungan PPN Besaran Tertentu atas Penyerahan Aset Kripto