Pacu Ekonomi Nasional, Indonesia Siapkan Stimulus pada Kuartal II/2025

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/tom.
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah berencana memberikan stimulus kepada masyarakat guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II/2025.
Stimulus dipandang perlu untuk merespons perekonomian global yang diproyeksikan melambat dan pelemahan purchasing managers index (PMI) sektor manufaktur Indonesia pada bulan ini.
"Pemerintah akan mengeluarkan kebijakan yang berfokus pada peningkatan daya beli, stimulus ekonomi, dorongan investasi, dan akselerasi belanja pemerintah," kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, dikutip pada Selasa (6/5/2025).
Pada kuartal II/2025, pemerintah akan menyalurkan bansos PKH dan kartu sembako pada Mei hingga Juni serta mencairkan gaji ke-13 ASN. Pencairan bansos diharapkan mendorong konsumsi rumah tangga.
Terkait dengan perpajakan, pemerintah melanjutkan pemberian insentif PPN ditanggung pemerintah (DTP) atas penyerahan rumah tapak, PPN DTP atas penyerahan kendaraan bermotor listrik, dan PPh Pasal 21 DTP atas penghasilan yang diterima pegawai sektor padat karya.
Guna mendorong investasi, pemerintah akan membentuk satgas perluasan lapangan kerja, melakukan deregulasi, menyelesaikan revisi perpres bidang usaha penanaman modal (BUPM), memberikan kredit investasi untuk industri padat karya, mengoptimalkan capital expenditure BUMN, dan mengoptimalkan penyaluran KUR.
"Kami berkomitmen memperbaiki iklim investasi melalui deregulasi dan penyederhanaan perizinan. implementasi kredit investasi untuk industri padat karya juga kami dorong untuk menciptakan lapangan kerja baru," tutur Airlangga.
Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal I/2025 hanya sebesar 4,87%, lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada kuartal-kuartal sebelumnya yang setidaknya mampu mencapai 5%.
Konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh sebesar 4,89%, sedangkan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) tumbuh sebesar 2,12%. Adapun konsumsi pemerintah mencatatkan kontraksi sebesar 1,38% pada kuartal I/2025. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.