Uang Beredar Naik Saat Ramadan, BI Sebut Konsumsi Masyarakat Membaik

Warga mengantre membeli kue kering yang dijajakan pedagang musiman di kawasan Pasar Atjeh, Banda Aceh, Aceh. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/YU
JAKARTA, DDTCNews - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan uang yang diedarkan (UYD) alias uang beredar selama periode Ramadan 2025 mencapai Rp160,3 triliun atau tumbuh 8,63%, lebih tinggi dari pertumbuhan tahun sebelumnya yang sebesar 8,44%.
Perry mengatakan pertumbuhan uang beredar mencerminkan konsumsi masyarakat yang membaik. Faktor itu turut mendorong peningkatan transaksi ekonomi di dalam negeri lantaran masyarakat membutuhkan uang untuk berbagai jenis transaksi.
"Tentu saja konsumsi masyarakat itu menunjukkan pertumbuhannya cukup baik, tecermin dari UYD tumbuhnya 8,63%," ujarnya, dikutip pada Sabtu (26/4/2025).
Tidak hanya dari peningkatan uang beredar, Perry mengatakan konsumsi masyarakat yang membaik juga terlihat dari volume transaksi digital. Misalnya, pembayaran menggunakan Quick Response Indonesian Standard (QRIS ).
BI mencatat transaksi melalui QRIS tumbuh sebesar 169%. Selain itu, volume penggunaan BI Fast juga tumbuh sebesar 57,7%.
"Pertumbuhan sistem pembayaran, baik UYD maupun digital QRIS, BI Fast, mobile internet yang tinggi, mencerminkan aktivitas transaksi ekonomi di masyarakat yang masih tumbuh baik," tutur Perry.
Deputi Gubernur BI Doni P Joewono menambahkan realisasi uang beredar tersebut berada di level yang cukup baik. Data uang beredar ini menunjukkan peningkatan aktivitas masyarakat selama bulan puasa dan Lebaran 2025.
Dia melaporkan secara spasial, perputaran uang paling banyak terjadi di Jawa yang sebesar 63%, disusul Sumatera sebesar 19,5%, Sulawesi dan Papua sebesar 7%, Kalimantan sebesar 6,4%, serta Bali dan Nusa Tenggara sebesar 4,1%. (dik)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.