Vietnam Segera Terapkan Cukai Minuman Manis

Ilustrasi.
HANOI, DDTCNews - Pemerintah Vietnam berencana mengenakan cukai terhadap minuman berpemanis.
Menteri Keuangan Nguyen Van Thang mengatakan penerapan cukai minuman berpemanis tidak boleh ditunda untuk mencegah peningkatan penyakit tidak menular. Menurutnya, kebijakan ini bahkan seharusnya diberlakukan lebih awal untuk melindungi generasi muda di Vietnam.
"Meskipun pada prosesnya menuai beragam pandangan, terdapat dasar yang kuat bagi kita untuk segera melaksanakan cukai minuman berpemanis," katanya saat menyampaikan RUU Cukai kepada Majelis Nasional, dikutip pada Rabu (14/5/2025).
Dalam RUU Cukai yang disampaikan pemerintah, terdapat usulan untuk mengenakan cukai terhadap minuman yang mengandung lebih dari 5 gram gula per 100 mililiter. Kebijakan ini direncanakan mulai berlaku pada 2027.
Cukai akan mulai diterapkan sebesar 8% pada tahun pertama, serta akan naik menjadi 10% mulai 2028 dan seterusnya.
Thang dalam pidatonya juga mengutip laporan World Health Organization (WHO) yang menyatakan Vietnam sebagai salah satu negara dengan konsumsi minuman manis yang meningkat pesat dan memiliki risiko obesitas tinggi. Kondisi tersebut membuat cukai minuman berpemanis mendesak diterapkan.
Pada kesempatan terpisah, perwakilan WHO di Vietnam Angela Pratt menyebut konsumsi minuman berpemanis dalam jumlah besar akan meningkatkan risiko diabetes tipe 2, penyakit jantung, stroke, dan kanker. Penyakit-penyakit ini dilaporkan sebagai pembunuh terbesar di Vietnam.
WHO telah menerbitkan pedoman bahwa setiap orang tidak boleh mengonsumsi lebih dari 50 gram gula dari semua makanan dan minuman per hari. Namun di Vietnam, rata-rata orang meminum hampir 70 liter minuman manis dalam setahun pada 2023.
Data WHO menunjukkan saat ini sekitar 110 negara telah mengenakan cukai pada minuman bermanis. Kebijakan tersebut dinilai efektif membawa manfaat pada sisi kesehatan dan mengurangi biaya perawatan pasien, serta menguntungkan bagi penerimaan negara.
Anggota parlemen Nguyen Thi Viet Nga menyuarakan dukungannya terhadap pengesahan RUU Cukai untuk mengenakan cukai minuman berpemanis. Selain meningkatkan penerimaan negara, dia menilai kebijakan cukai akan membantu mengarahkan perilaku konsumen, melindungi kesehatan masyarakat, serta mendorong industri mengembangkan produk yang lebih sehat.
Meski demikian, dia merekomendasikan agar RUU Cukai lebih jelas mendefinisikan ambang batas gula sebesar 5 gram per 100 mililiter berdasarkan standar Vietnam, untuk menghindari penerapan cukai secara menyeluruh pada produk-produk yang bermanfaat bagi kesehatan seperti susu dan jus buah.
Di sisi lain, anggota parlemen lainnya Tran Van Khai memandang usulan cukai minuman berpemanis tidak sepenuhnya masuk akal. Dalam RUU yang disampaikan pemerintah, belum ada penegasan soal jenis minuman yang dikenakan cukai sehingga produk alami seperti air kelapa dan jus buah berpotensi diperlakukan sama dengan minuman soda.
Menurutnya, 200.000 petani kelapa dan ratusan pengusaha pengolahan khawatir air kelapa olahan mereka akan diklasifikasikan sebagai minuman kena cukai.
"Menerapkan tarif cukai sebesar 10% yang sama dengan minuman soda tidaklah tepat dan dapat berdampak negatif pada produksi pertanian," ujarnya dilansir theinvestor.vn. (dik)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.