Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Fokus
Reportase

Sri Mulyani: Defisit APBN 2026 Bakal Dirancang Maksimal 2,53% dari PDB

A+
A-
0
A+
A-
0
Sri Mulyani: Defisit APBN 2026 Bakal Dirancang Maksimal 2,53% dari PDB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri).

JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merancang anggaran belanja dan pendapatan negara (APBN) tahun fiskal 2026 dengan defisit pada rentang 2,48%-2,53% dari produk domestik bruto (PDB).

Batas atas defisit APBN 2026 tersebut sama dengan target defisit APBN 2025 sebesar 2,53%. Menurut Sri Mulyani, rancangan defisit tersebut sudah mempertimbangkan tekanan dan dinamika ekonomi global.

"Defisit fiskal 2026 dijaga pada kisaran 2,48%-2,53% dari PDB," katanya dalam Sidang Paripurna DPR untuk Masa Persidangan III Tahun Sidang 2024-2025, Selasa (20/5/2025).

Baca Juga: Susun Arah dan Strategi Kebijakan Fiskal 2026, Ini Kata Sri Mulyani

Dalam sidang paripurna tersebut, Sri Mulyani memaparkan seluruh postur makro fiskal untuk tahun anggaran 2026. Untuk komponen pendapatan negara dan hibah, pemerintah menargetkan pada kisaran 11,71% - 12,22% dari PDB.

Komponen pendapatan negara terdiri atas penerimaan perpajakan yang dirancang dengan porsi 10,08%-10,45% dari PDB. Lalu, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dirancang 1,63%-1,76% dari PDB, serta hibah sebesar 0,002%-0,003% PDB.

Postur penerimaan negara 2026 juga didesain dengan mempertimbangkan berbagai kebijakan, seperti ekstensifikasi dan intensifikasi perpajakan, peningkatan kepatuhan wajib pajak, reformasi administrasi perpajakan, penerapan global taxation agreement, hingga insentif fiskal.

Baca Juga: Pengumuman! Situs Resmi DJP Tak Bisa Diakses Sementara Malam Ini

"Berbagai kebijakan itu akan meningkatkan pendapatan negara tahun 2026 antara 11,71% hingga 12,22% dari PDB," tutur Sri Mulyani.

Selanjutnya, belanja negara 2026 ditargetkan berada pada 14,19%-14,75% dari PDB. Komponen belanja terdiri dari belanja pemerintah pusat ditargetkan 11,41%-11,86% dan transfer ke daerah sebesar 2,78%-2,89%.

Sri Mulyani menerangkan pemerintah akan fokus melakukan peningkatan kualitas belanja melalui langkah efisiensi, belanja operasional, dan rekonstruksi belanja. APBN juga didesain mendukung belanja untuk sejumlah program prioritas Presiden Prabowo Subianto.

Baca Juga: Pemerintah Kembali Wacanakan Objek Cukai Baru pada Tahun Depan

"Program unggulan nasional, seperti Makan Bergizi Gratis, pembangunan sekolah rakyat, sekolah unggulan, lumbung pangan, koperasi desa dan kelurahan merah putih, akan didukung melalui instrumen belanja yang efektif," ujar menkeu.

Berikutnya, postur keseimbangan primer dalam APBN 2026 dirancang dengan defisit 0,18% hingga 0,22% dari PDB. Kemudian, komponen pembiayaan dirancang dengan porsi 2,48%-2,53% dari PDB.

Sri Mulyani menegaskan pembiayaan fiskal terus dijaga secara inovatif, prudent dan sustainable melalui pengendalian rasio utang dalam batas aman dan prudent. APBN 2026 dirancang dengan rasio utang (debt ratio) pada kisaran 39,69%-39,85% dari PDB.

Baca Juga: Pemerintah Targetkan Ekonomi 2026 Tumbuh Minimal 5,2%

Selain itu, pemerintah juga akan mendorong efektivitas pembiayaan investasi dengan memberdayakan BUMN, termasuk Danantara, BLU dan SMV Kemenkeu. Pemerintah juga akan memanfaatkan sisa anggaran lebih (SAL) untuk mengantisipasi ketidakpastian ekonomi. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : defisit fiskal, RAPBN 2026, belanja negara, pendapatan negara, PDB, ekonomi, nasional

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Minggu, 18 Mei 2025 | 12:00 WIB
KEBIJAKAN BEA MASUK

Tak Penuhi Kriteria, Importir Produk Plastik Ini Siap-siap Bayar BMTP

Minggu, 18 Mei 2025 | 11:30 WIB
KEBIJAKAN CUKAI

Rokok Ilegal Rugikan Negara, DJBC Minta Warga Lokal Aktif Lapor

Minggu, 18 Mei 2025 | 10:30 WIB
CORETAX SYSTEM

Tak Dipisah! Alamat Email pada Coretax untuk Cabang Sama dengan Pusat

berita pilihan

Selasa, 20 Mei 2025 | 18:30 WIB
KEBIJAKAN EKONOMI

Susun Arah dan Strategi Kebijakan Fiskal 2026, Ini Kata Sri Mulyani

Selasa, 20 Mei 2025 | 18:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Pengumuman! Situs Resmi DJP Tak Bisa Diakses Sementara Malam Ini

Selasa, 20 Mei 2025 | 17:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Beri Asistensi, DJBC Minta Penerima Fasilitas MITA Jaga Integritas

Selasa, 20 Mei 2025 | 16:30 WIB
KEM-PPKF 2026

Pemerintah Kembali Wacanakan Objek Cukai Baru pada Tahun Depan

Selasa, 20 Mei 2025 | 16:00 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Amankan Penerimaan, Prabowo Minta Bimo dan Djaka Gabung ke Kemenkeu

Selasa, 20 Mei 2025 | 15:30 WIB
KONSULTASI CORETAX

Bagaimana Cara Pemotongan PPh Final UMKM Lewat Coretax?

Selasa, 20 Mei 2025 | 14:45 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Hingga April 2025, Penerimaan Pajak Masih Kontraksi 10,8%

Selasa, 20 Mei 2025 | 14:30 WIB
KEM-PPKF 2026

Pemerintah Targetkan Ekonomi 2026 Tumbuh Minimal 5,2%

Selasa, 20 Mei 2025 | 14:15 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Awas Penipuan! DJP Minta WP Jangan Asal Unduh Aplikasi M-Pajak