Tren Positif Berlanjut, Neraca Dagang Maret Surplus US$4,33 Miliar

Ilustrasi. Foto udara suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (8/4/2025). ANTARA FOTO/Makna Zaezar/Spt.
JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan pada Maret 2025 mengalami surplus senilai US$4,33 miliar.
Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan Indonesia mencetak realisasi ekspor senilai US$23,25 miliar, lebih besar dari impor senilai US$18,92 miliar. Adapun neraca perdagangan ini melanjutkan tren surplus sejak Mei 2020 atau selama 59 bulan berturut-turut.
"Pada Maret 2025, neraca perdagangan barang mencatat surplus sebesar US$4,33 miliar atau naik US$1,23 miliar secara bulanan," katanya dalam konferensi pers, Senin (21/4/2025).
Amalia menjelaskan surplus neraca perdagangan pada Maret 2025 ditopang oleh komoditas nonmigas senilai US$6 miliar. Sementara itu, perdagangan komoditas sektor migas mengalami defisit senilai US$1,67 miliar.
Dia menyebut komoditas penyumbang surplus utama ekspor nonmigas berasal dari lemak dan minyak hewan nabati (HS 15), bahan bakar mineral (HS 27), besi dan baja (HS 72).
Selanjutnya, terdapat 3 negara penyumbang surplus neraca dagang Indonesia terbesar, yaitu AS senilai US$1,98 miliar, India US$1,04 miliar, dan Filipina US$714,1 juta.
"Namun, Indonesia juga mengalami defisit perdagangan dengan beberapa negara. Yang paling besar antara lain China sejumlah US$1,11 miliar, Australia US$353 juta, dan Thailand US$195,4 juta," sebut Amalia.
Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia sepanjang Januari-Maret 2025 mengalami surplus senilai US$10,92 miliar. Angka ini naik US$3,51 miliar dibandingkan dengan neraca dagang pada Januari-Maret 2024.
Amalia menerangkan surplus tersebut didapatkan dari capaian ekspor kumulatif yang lebih besar dari kinerja impor. Realisasi ekspor dalam kuartal I/2025 tercatat sejumlah US$66,62 miliar dan realisasi impor senilai US$55,7 miliar.
Dia menjelaskan surplus neraca perdagangan secara kumulatif tersebut ditopang kinerja nonmigas US$15,76 miliar. Sementara itu, neraca perdagangan migas mengalami defisit sejumlah US$4,84 miliar.
"Hingga Maret 2025, neraca perdagangan barang tercatat surplus US$10,92 miliar. Apabila kita bandingkan dengan periode sama tahun lalu maka neraca perdagangan mengalami kenaikan US$3,51 miliar," ujarnya. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.