Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Literasi
Jum'at, 18 April 2025 | 15:30 WIB
RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI
Kamis, 17 April 2025 | 17:00 WIB
TIPS PAJAK DAERAH
Kamis, 17 April 2025 | 14:00 WIB
KELAS PPh Pasal 21 (12)
Selasa, 15 April 2025 | 18:15 WIB
KETUA MA 1974-1982 OEMAR SENO ADJI:
Fokus
Reportase

Turun dari Bulan Lalu, BPS: Inflasi September 2024 Capai 1,84 Persen

A+
A-
0
A+
A-
0
Turun dari Bulan Lalu, BPS: Inflasi September 2024 Capai 1,84 Persen

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti saat memberikan paparan.

JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada September 2024 secara tahunan sebesar 1,84%. Angka inflasi ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 2,12%.

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan makanan, minuman, dan tembakau masih menjadi kelompok pengeluaran dengan andil terbesar untuk inflasi tahunan pada September 2024.

"Komoditas dengan andil inflasi terbesar pada kelompok ini adalah beras dan sigaret kretek mesin, di mana masing-masing memberikan andil sebesar 0,23% untuk beras dan 0,13% untuk sigaret kretek mesin," katanya, Selasa (1/10/2024).

Baca Juga: Kemenkeu Vietnam Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk untuk 10 Barang Ini

Amalia menuturkan inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau tercatat sebesar 2,57% dan memberikan andil sebesar 0,73% terhadap inflasi umum. Komoditas yang juga memberikan andil inflasi besar pada kelompok ini adalah kopi bubuk, gula pasir, dan cabai rawit.

Lalu, komoditas lain di luar kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang turut memberikan andil inflasi cukup signifikan antara lain emas perhiasan dan nasi dengan lauk dengan andil inflasi masing-masing 0,3% dan 0,04%.

Dia menambahkan komponen inti pada September 2024 mengalami inflasi sebesar 2,09% dengan andil terhadap inflasi 1,34%. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi di antaranya emas perhiasan, kopi bubuk, gula pasir, nasi dengan lauk, dan minyak goreng.

Baca Juga: Ada Insentif Pajak untuk Perusahaan yang Pakai Bus dan Truk Listrik

Setelahnya, komponen harga diatur pemerintah mengalami inflasi 1,4%, dengan andil yaitu 0,27%. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada komponen ini yakni sigaret kretek mesin, sigaret kretek tangan, dan sigaret putih mesin, dan tarif angkutan udara.

Untuk komponen harga bergejolak, terjadi inflasi sebesar 1,43% dengan andil 0,23%. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi yakni beras, cabai rawit, dan bawang putih.

Amalia menyatakan seluruh provinsi di Indonesia mengalami inflasi pada September 2024. Inflasi tertinggi terjadi di Papua Pegunungan sebesar 4,14% dan inflasi terendah di Kepulauan Bangka Belitung sebesar 0,49%.

Baca Juga: Meluruskan Fungsi Pengadilan Pajak sebagai Lembaga Yudisial

Secara bulanan, lanjutnya, September 2024 mengalami deflasi sebesar 0,12% dengan inflasi tahun kalender 0,74%.

"Deflasi pada bulan September 2024 ini terlihat lebih dalam dibandingkan dengan Agustus 2024 dan ini merupakan deflasi kelima pada tahun 2024 secara bulanan," ujarnya.

Kelompok pengeluaran penyumbang deflasi terbesar pada September 2024 secara bulanan adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan deflasi sebesar 0,59% dan memberikan andil deflasi sebesar 0,17%.

Baca Juga: Pungutan Windfall Tax Diperpanjang 3 Tahun, Perbankan Kompak Protes

Sementara itu, terdapat komoditas penyumbang utama inflasi antara lain ikan segar dan kopi bubuk dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,02%. Setelahnya, biaya kuliah, akademi, atau perguruan tinggi, tarif angkutan udara, dan sigaret kretek mesin juga turut menyebabkan inflasi. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : BPS, inflasi, makroekonomi, ekonomi, deflasi, nasional

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Rabu, 16 April 2025 | 13:53 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Perlu Justifikasi yang Tepat untuk Adakan Tax Amnesty Lagi

Rabu, 16 April 2025 | 12:30 WIB
AMERIKA SERIKAT

Trump Ancam Status Bebas Pajak Universitas Harvard Dicabut, Ada Apa?

Rabu, 16 April 2025 | 12:00 WIB
LAPORAN KINERJA DJBC 2024

DJBC Sebut Sengketa Perpajakan Akibat Impor Produk IT Cukup Tinggi

berita pilihan

Sabtu, 19 April 2025 | 16:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Ingat Lagi Ketentuan Pengkreditan Pajak Masukan sebelum Pengukuhan PKP

Sabtu, 19 April 2025 | 14:00 WIB
PROVINSI SULAWESI TENGAH

Ada Pemutihan! Kendaraan Mati 10 Tahun, Cukup Bayar 1 Tahun Saja

Sabtu, 19 April 2025 | 11:35 WIB
KOLABORASI LeIP-DDTC

Gratis 25 Buku Terbaru DDTC untuk PERTAPSI! Beri Komentar Terbaik Anda

Sabtu, 19 April 2025 | 11:30 WIB
INFOGRAFIS PAJAK

Siapa yang Masuk Keluarga Sedarah dan Semenda dalam Aturan Pajak?

Sabtu, 19 April 2025 | 10:30 WIB
PMK 81/2024

Ketentuan PPh atas Pengalihan Partisipasi Interes, Apa yang Berubah?

Sabtu, 19 April 2025 | 10:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

WP Badan Masih Bisa Perpanjang Waktu Lapor SPT Tahunan, Tambah 2 Bulan

Sabtu, 19 April 2025 | 09:30 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

DPR Khawatir Efek Lemahnya Daya Beli Merembet ke Kinerja Cukai Rokok