Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Literasi
Senin, 03 Maret 2025 | 15:30 WIB
KAMUS KEPABEANAN
Senin, 03 Maret 2025 | 08:00 WIB
FOUNDER DDTC DARUSSALAM:
Jum'at, 28 Februari 2025 | 17:03 WIB
RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI
Jum'at, 28 Februari 2025 | 17:00 WIB
KAMUS KEPABEANAN
Fokus
Reportase

WP OP Lebih Bayar Rp100 Juta, Restitusi akan Dipercepat Sesuai PMK 119

A+
A-
3
A+
A-
3
WP OP Lebih Bayar Rp100 Juta, Restitusi akan Dipercepat Sesuai PMK 119

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 119/2024 mengatur permohonan restitusi oleh wajib pajak orang pribadi dengan nilai lebih bayar maksimal Rp100 juta akan langsung ditindaklanjuti berdasarkan ketentuan restitusi dipercepat bagi wajib pajak persyaratan tertentu.

Restitusi dipercepat secara otomatis bagi wajib pajak orang pribadi dengan nilai lebih bayar maksimal Rp100 juta sesungguhnya telah diatur dalam PER-5/PJ/2023. Namun, Kemenkeu memilih untuk kembali mengaturnya dalam PMK 119/2024.

"Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak yang disampaikan wajib pajak orang pribadi dengan nilai lebih bayar paling banyak Rp100 juta ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 sampai dengan Pasal 12," bunyi Pasal 19 ayat (4) PMK 119/2024, dikutip Sabtu (1/2/2025).

Baca Juga: Perbedaan Pengkreditan Pajak Masukan dan Restitusi Kelebihan PPN

Mengingat permohonan restitusi oleh wajib pajak orang pribadi atas lebih bayar maksimal Rp100 juta akan ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan restitusi dipercepat bagi wajib pajak persyaratan tertentu, permohonan restitusi oleh wajib pajak dimaksud hanya akan diteliti berdasarkan Pasal 10 PMK 119/2024.

Penelitian dilakukan atas kebenaran penulisan dan penghitungan pajak, bukti potong/pungut atau bukti pembayaran PPh yang dikreditkan wajib pajak pemohon, dan pajak masukan yang dikreditkan atau dibayar sendiri oleh wajib pajak pemohon.

Surat keputusan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak (SKPPKP) akan diterbitkan DJP dalam hal penelitian menunjukkan adanya kelebihan pembayaran pajak. SKPPKP atas permohonan restitusi dipercepat wajib pajak orang pribadi diterbitkan dalam waktu maksimal 15 hari kerja sejak permohonan restitusi diterima.

Baca Juga: Wawancarai Direktur Perusahaan, Petugas Pajak Cek Kebenaran Informasi

Bila jangka waktu 15 hari kerja tersebut terlampaui, permohonan wajib pajak dianggap dikabulkan dan dirjen pajak menerbitkan SKPPKP setelah jangka waktu dimaksud berakhir.

Dalam hal di kemudian hari DJP melakukan pemeriksaan atas wajib pajak orang pribadi dan menerbitkan surat ketetapan pajak kurang bayar (SKPKB), sanksi administrasi yang dikenakan bukanlah kenaikan sebesar 100% sebagaimana diatur dalam Pasal 17D ayat (5) UU KUP.

"... diberikan pengurangan sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) huruf a UU KUP menjadi sebesar sanksi administratif berupa bunga berdasarkan Pasal 13 ayat (2) UU KUP," bunyi Pasal 19 ayat (5) PMK 119/2024.

Baca Juga: Status Faktur Pajak ‘Waiting for Amendment’, Bagaimana Solusinya?

Dengan demikian, sanksi bunga yang dikenakan adalah sebesar tarif bunga per bulan ditambah uplift factor 15% dibagi 12 yang berlaku pada tanggal dimulainya penghitungan sanksi.

PMK 119/2024 telah diundangkan pada 27 Desember 2024 dan dinyatakan mulai berlaku pada 1 Januari 2025. (sap)

Baca Juga: PM Bisa Dikreditkan pada Masa Pajak Lain, PMK 81/2024 Tak Perlu Revisi

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : restitusi dipercepat, restitusi, PKP berisiko rendah, PKP, PMK 119/2024

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Senin, 03 Februari 2025 | 08:55 WIB
BERITA PAJAK HARI INI

PIC Coretax Jangan Bingung! DJP Beri Panduan, Bahas Soal Role Akses

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30 WIB
PMK 119/2024

Bertambah! Aspek Penelitian Restitusi Dipercepat WP Kriteria Tertentu

Sabtu, 01 Februari 2025 | 12:45 WIB
BERITA PAJAK SEPEKAN

Tenang! Surat Teguran ‘Gaib’ karena Coretax Eror Bisa Dibatalkan DJP

Sabtu, 01 Februari 2025 | 09:45 WIB
REKAP PERATURAN

Simak! Ini Daftar Peraturan Perpajakan yang Terbit pada Januari 2025

berita pilihan

Selasa, 04 Maret 2025 | 19:43 WIB
EXCLUSIVE SEMINAR – DDTC ACADEMY

Optimalkan Insentif Pajak dengan Manajemen yang Tepat

Selasa, 04 Maret 2025 | 18:00 WIB
KPP MADYA TANGERANG

Gagal Daftar NPWP di Coretax, WP Pilih Datang Langsung ke Kantor Pajak

Selasa, 04 Maret 2025 | 17:30 WIB
KEP-67/PJ/2025

Ingat! Tidak Ada Penghapusan Sanksi Telat Upload Faktur Pajak

Selasa, 04 Maret 2025 | 17:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Kode Verifikasi untuk Login DJP Online Tak Masuk-Masuk? Coba Cara Ini

Selasa, 04 Maret 2025 | 15:30 WIB
KABUPATEN BULELENG

Piutang Pajak Menumpuk Rp108 Miliar, Pemkab Didesak Kebut Penagihan

Selasa, 04 Maret 2025 | 15:00 WIB
PMK 17/2025

Simak! Ini Sederet Hak Tersangka dalam Pemeriksaan Penyidikan

Selasa, 04 Maret 2025 | 14:45 WIB
PEREKONOMIAN INDONESIA

Deflasi 0,09 Persen, Kemenkeu Klaim Daya Beli Rakyat Masih Terjaga

Selasa, 04 Maret 2025 | 14:30 WIB
APBN 2025

Dari Uang Pajak! Danantara Bakal Modali Proyek-Proyek Hilirisasi

Selasa, 04 Maret 2025 | 14:00 WIB
KONSULTASI CORETAX

Sudah Bayar PPN dalam PIB, tapi di Coretax PPN-nya Tetap Nol?