Realisasi Pajak Jakarta Rp225 Triliun, 69% dari Penerimaan Nasional

Petugas melayani wajib pajak di kantor pelayanan pajak (KPP). ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/foc.
JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi penerimaan pajak di Jakarta mencapai Rp225,91 triliun atau 14,75% dari target yang ditetapkan.
Penerimaan pajak tersebut dikumpulkan oleh kantor wilayah (kanwil) DJP yang berlokasi di Jakarta yakni Kanwil DJP Wajib Pajak Besar, Kanwil DJP Jakarta Khusus, Kanwil DJP Jakarta Pusat, Kanwil DJP Jakarta Selatan I, Kanwil DJP Jakarta Selatan II, Kanwil DJP Jakarta Barat, Kanwil DJP Jakarta Utara, dan Kanwil DJP Jakarta Timur.
“Dengan total penerimaan sebesar Rp225,91 triliun, Kanwil DJP se-Jakarta memiliki proporsi sebesar 69,56% dari total penerimaan pajak secara nasional," kata Kepala Kanwil DJP Jakarta Pusat Eddi Wahyudi, dikutip pada Senin (5/5/2025).
Penerimaan PPh nonmigas di Jakarta tercatat mencapai Rp146,16 triliun atau 15,76% dari target, sedangkan PPN mencapai Rp54,92 triliun atau hanya sebesar 9,59% dari target. Sementara itu, realisasi PPh migas tercatat mencapai Rp10,13 triliun atau 16,13% dari target, sedangkan realisasi PBB dan pajak lainnya sudah mencapai Rp24,83 triliun atau 78,2% dari target.
Menurut Eddi, penerimaan pajak hingga Maret 2025 ditopang oleh perbaikan kinerja PPh Pasal 21, perbaikan kinerja PPN dalam negeri, dan mulai stabilnya coretax administration system.
"Efisiensi belanja serta perang dagang secara jangka pendek belum terlihat berpengaruh pada penerimaan negara," ujar Eddi.
Khusus untuk penerimaan pajak pada Kanwil DJP Jakarta Pusat, Eddi mengatakan realisasi penerimaan pajak hingga Maret 2025 mencapai Rp22,24 triliun. Bila dibandingkan dengan tahun, penerimaan pajak Kanwil DJP Jakarta Pusat terkontraksi 3,26%.
Meski secara kumulatif masih terkontraksi, realisasi penerimaan pajak bruto bulanan tercatat naik 207,17%.
“Realisasi penerimaan bruto bulan Maret 2024 mengalami lonjakan yang dipengaruhi kenaikan seluruh subsektor perdagangan dengan tumbuh di atas 2 kali. Komposisi penerimaan terbesar dari sektor perdagangan berasal dari perdagangan besar bukan mobil dan sepeda motor sebesar 73,4%," kata Eddi. (dik)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.