Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Rabu, 26 Februari 2025 | 08:15 WIB
KURS PAJAK 26 FEBRUARI 2025 - 04 MARET 2025
Rabu, 19 Februari 2025 | 09:45 WIB
KURS PAJAK 19 FEBRUARI 2025 - 25 FEBRUARI 2025
Rabu, 12 Februari 2025 | 09:27 WIB
KURS PAJAK 12 FEBRUARI 2025 - 18 FEBRUARI 2025
Rabu, 05 Februari 2025 | 11:07 WIB
PAJAK MINIMUM GLOBAL
Fokus
Reportase

Masih Ada Importir Belum Padankan NIK-NPWP, DJBC Singgung Tarif PPh 22

A+
A-
0
A+
A-
0
Masih Ada Importir Belum Padankan NIK-NPWP, DJBC Singgung Tarif PPh 22

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) menyatakan ketentuan tarif PPh Pasal 22 impor yang lebih tinggi jika orang tidak ber-NPWP masih berlaku, meski Ditjen Pajak (DJP) telah mengintegrasikan NIK sebagai NPWP.

Kepala Subdirektorat Impor DJBC Chotibul Umam mengatakan DJBC masih menemukan importir yang belum memadankan NIK sebagai NPWP. Untuk itu, impor yang dilakukan tersebut dikenakan PPh impor 100% lebih tinggi ketimbang importir yang memiliki NPWP.

"Di beberapa kondisi memang kami temukan di lapangan bahwa masih ada yang belum dipadankan [NIK sebagai NPWP]," katanya, dikutip pada Rabu (26/2/2025).

Baca Juga: Negara Tetangga Ini Bakal Berlakukan Pajak Turis pada Akhir Tahun

PPh Pasal 22 merupakan pajak yang dikenakan atas penyerahan barang dan jasa, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. UU PPh s.t.d.t.d UU HPP menyatakan PPh Pasal 22 salah satunya dikenakan atas impor barang yang tercantum dalam lampiran PMK 34/2017 s.t.d.t.d PMK 41/2022.

Dalam UU PPh pun dijelaskan pengenaan PPh Pasal 22 terhadap wajib pajak yang tidak memiliki NPWP akan 100% lebih tinggi dibandingkan dengan yang dapat menunjukkan NPWP.

Chotibul menuturkan DJBC telah berkoordinasi dengan DJP dalam penerapan NIK sebagai NPWP. Dalam prosesnya, pemadanan NIK sebagai NPWP tersebut dapat dilakukan oleh sistem DJP dan masyarakat.

Baca Juga: Pemeriksaan Terfokus, Pemeriksa Wajib Sampaikan Pos SPT yang Diperiksa

Jika ternyata NIK belum padan sebagai NPWP, lanjutnya, masyarakat dapat melakukan pemadanan secara mandiri melalui DJP Online.

DJBC juga turut mendorong masyarakat melakukan pemadanan NIK sebagai NPWP. Sebab dengan memiliki NPWP, masyarakat ketika mengimpor barang, baik melalui barang bawaan maupun barang kiriman, akan dikenakan tarif PPh Pasal 22 yang lebih rendah.

Di sisi lain, penyelenggara pos juga diimbau meminta NPWP pemilik barang terlebih dulu sebelum memproses barang kiriman agar PPh Pasal 22 yang dipungut lebih rendah.

Baca Juga: Sengketa PPN atas Penyerahan Jasa Asuransi Unit Link

"Memang kami temukan kondisi tersebut, tetapi akhirnya begitu kena tarif yang lebih tinggi, yang bersangkutan mengurus ke pajak, kemudian dilakukan pembetulan," ujar Chotibul.

Melalui PMK 136/2023, pemerintah mengatur implementasi penuh penggunaan NIK sebagai NPWP orang pribadi dilakukan bersamaan dengan implementasi coretax administration system (CTAS). Adapun coretax system telah diterapkan sejak 1 Januari 2025. (rig)

Baca Juga: Apa Itu Pemeriksaan Fisik Barang Impor?

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : pph pasal 22, bea, cukai, DJBC, kepabeanan, importir, pajak, DJP, NIK-NPWP, NIK, NPWP, nasional

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Jum'at, 28 Februari 2025 | 06:30 WIB
BERITA PAJAK HARI INI

DJP Perinci Penghapusan Sanksi pada Masa Transisi Penerapan Coretax

Kamis, 27 Februari 2025 | 20:31 WIB
KEP-67/PJ/2025

Pengumuman! DJP Akhirnya Rilis Keputusan Penghapusan Sanksi Coretax

Kamis, 27 Februari 2025 | 20:30 WIB
KEPATUHAN PAJAK

WP Perlu segera Lapor SPT Tahunan, Ada Sanksi yang Dibayar Kalau Telat

Kamis, 27 Februari 2025 | 20:00 WIB
PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Ada Insentifnya, Pemprov Harap Investor Buka Kantor dan Kantongi NPWPD

berita pilihan

Jum'at, 28 Februari 2025 | 19:30 WIB
THAILAND

Negara Tetangga Ini Bakal Berlakukan Pajak Turis pada Akhir Tahun

Jum'at, 28 Februari 2025 | 19:00 WIB
PMK 15/2025

Pemeriksaan Terfokus, Pemeriksa Wajib Sampaikan Pos SPT yang Diperiksa

Jum'at, 28 Februari 2025 | 17:03 WIB
RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa PPN atas Penyerahan Jasa Asuransi Unit Link

Jum'at, 28 Februari 2025 | 17:00 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu Pemeriksaan Fisik Barang Impor?

Jum'at, 28 Februari 2025 | 16:30 WIB
REKAP PERATURAN

Simak! Daftar Peraturan Perpajakan yang Terbit sepanjang Februari 2025

Jum'at, 28 Februari 2025 | 16:00 WIB
LAYANAN PAJAK

Hati-Hati Penipuan Berkedok Pemutakhiran Data NPWP via Coretax

Jum'at, 28 Februari 2025 | 15:30 WIB
RPJMN 2025-2029

Masuk RPJMN 2025-2029, Pertumbuhan Ekonomi 2029 Ditarget Tembus 8%

Jum'at, 28 Februari 2025 | 15:21 WIB
KONSULTASI PAJAK

Bangun Usaha di Kawasan Industri? Ini Menu Insentif Perpajakannya

Jum'at, 28 Februari 2025 | 15:00 WIB
SELEBRITAS

Ajak WP Segera Lapor SPT Tahunan, Jonatan Christie: Jangan Ditunda

Jum'at, 28 Februari 2025 | 14:30 WIB
KEP-67/PJ/2025

Tak Kena Sanksi! PPh Masa Januari 2025 Disetor Paling Lambat Hari Ini