Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Fokus
Reportase

WTO: Kebijakan Tarif AS Tingkatkan Ketidakpastian Perdagangan Global

A+
A-
0
A+
A-
0
WTO: Kebijakan Tarif AS Tingkatkan Ketidakpastian Perdagangan Global

Ilustrasi : Kegiatan Ekspor Impor (Foto: Istimewa).

JENEWA, DDTCNews - World Trade Organization (WTO) memperkirakan volume perdagangan barang dunia akan turun sebesar 0,2% pada 2025 seiring dengan memanasnya situasi perdagangan global.

Dirjen WTO Ngozi Okonjo-Iweala mengatakan kebijakan tarif bea masuk di Amerika Serikat di (AS) telah meningkatkan ketidakpastian dalam perdagangan global. Terlebih, ketika China merespons kebijakan AS tersebut dengan ikut menaikkan tarif bea masuknya.

"Saya sangat prihatin dengan ketidakpastian seputar kebijakan perdagangan, termasuk kebuntuan AS-China," katanya dalam keterangan pers WTO, dikutip pada Selasa (22/4/2025).

Baca Juga: DPR Usul Regulasi Fasilitas Kepabeanan Disederhanakan

Pada laporan Global Trade Outlook and Statistics yang diterbitkan WTO pada 16 April 2025 tertulis proyeksi volume perdagangan barang global bakal menurun hampir 3 poin persen pada tahun ini. Proyeksi ini didasarkan pada situasi tarif bea masuk per 14 April 2025.

Menurut WTO, kinerja perdagangan global dapat mengalami kontraksi lebih dalam hingga 1,5% pada 2025 jika situasinya memburuk.

Perdagangan jasa, meskipun tidak secara langsung dikenakan tarif, juga diperkirakan turut terpengaruh. Volume perdagangan jasa komersial global diproyeksi hanya akan tumbuh sebesar 4,0%, melambat dari yang semula diharapkan.

Baca Juga: Senat AS Setujui RUU Pembebasan Pajak atas Tip

Keputusan Presiden AS Donald Trump menunda penerapan tarif resiprokal memang telah meredakan sebagian tekanan pada perdagangan global, tetapi risiko kontraksi yang kuat akan tetap ada.

"Ketidakpastian yang terus berlanjut mengancam akan menghambat pertumbuhan global, dengan konsekuensi negatif yang parah bagi dunia, khususnya ekonomi yang paling rentan," ujar Okonjo-Iweala.

Pada awal tahun, Sekretariat WTO memperkirakan perluasan perdagangan global yang berkelanjutan pada 2025 dan 2026. Perdagangan barang diyakini tumbuh sejalan dengan PDB dunia, serta perdagangan jasa komersial meningkat dengan lebih cepat.

Baca Juga: AS Makin Proteksionis, Penanganan BEPS Global Kian Terpecah-pecah

Namun, kebijakan tarif bea masuk yang diambil beberapa negara besar belakangan ini membuat situasi perdagangan tidak sebaik perkiraan awal. Kebijakan tarif bea masuk resiprokal diperkirakan mengurangi pertumbuhan volume perdagangan barang global sebesar 0,6 poin persen pada 2025, sedangkan perluasan ketidakpastian kebijakan perdagangan dapat memangkas pertumbuhan 0,8 poin persen.

Kepala Ekonom WTO Ralph Ossa menyebut telah melakukan simulasi yang menunjukkan ketidakpastian kebijakan perdagangan dapat berefek pada penurunan ekspor dan melemahkan aktivitas ekonomi. Selain itu, kebijakan tarif juga dapat memicu kebijakan dengan konsekuensi yang luas.

Pada 2024, volume perdagangan barang global dilaporkan mampu tumbuh 2,9%, sedangkan pertumbuhan ekonomi dunia tumbuh 2,8%. Kinerja ini menjadikan 2024 sebagai tahun pertama sejak 2017, tidak termasuk saat situasi Covid-19, di mana perdagangan barang tumbuh lebih cepat daripada output. (dik)

Baca Juga: Genjot Ekspor, Pemerintah Optimalkan Fasilitas Kepabeanan di 2026

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : bea masuk, perdagangan internasional, WTO, tarif impor, bea masuk, Amerika Serikat

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Rabu, 07 Mei 2025 | 14:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Siapkan Eksportir Hadapi Kebijakan Tarif AS, Begini Langkah DJBC

Selasa, 06 Mei 2025 | 19:00 WIB
AMERIKA SERIKAT

Trump Ingin Kenakan Bea Masuk 100% atas Impor Film

Selasa, 06 Mei 2025 | 13:30 WIB
MALAYSIA

Gara-Gara Trump, Malaysia Tunda Perluasan Objek Pajak Konsumsi

Senin, 05 Mei 2025 | 13:00 WIB
PEREKONOMIAN INDONESIA

Bertemu Menkeu Jepang, Sri Mulyani Bahas Dampak Tarif AS ke Otomotif

berita pilihan

Kamis, 22 Mei 2025 | 19:31 WIB
KPP PRATAMA BADUNG SELATAN

Tanah WP Disita, Kantor Pajak Tetap Cek Dulu Legalitasnya ke ATR/BPN

Kamis, 22 Mei 2025 | 18:45 WIB
STRATEGIC DIALOGUES - DDTC FRA

Diskusikan Pajak Minimum Global, WP Multinasional Ungkap Kerumitannya

Kamis, 22 Mei 2025 | 18:30 WIB
TIPS PAJAK

Cara Daftarkan Objek PBB-P5L Via Coretax DJP

Kamis, 22 Mei 2025 | 18:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Ingat! Ganti Email Terdaftar Tak Lagi Bisa Dilakukan di DJP Online

Kamis, 22 Mei 2025 | 17:43 WIB
DDTC ACADEMY - EXCLUSIVE SEMINAR

Apa Hak dan Kewajiban WP dalam Pemeriksaan Pajak Pasca-PMK 15/2025?

Kamis, 22 Mei 2025 | 17:30 WIB
PMK 81/2024

Mau Hapus NPWP? WP Badan Tak Boleh Tersangkut 13 Kegiatan Ini

Kamis, 22 Mei 2025 | 17:25 WIB
PAJAK INTERNASIONAL

Ditolak AS, Prospek Tercapainya Konsensus Pilar 1 Suram

Kamis, 22 Mei 2025 | 16:30 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Gaikindo Minta Perluasan Insentif Pajak Sektor Otomotif, Termasuk LCGC

Kamis, 22 Mei 2025 | 15:45 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Kajian dan Mitigasi Penghindaran Pajak Orang Kaya Perlu Ditingkatkan