Bertemu Dubes AS, Sri Mulyani Bahas Negosiasi Tarif Dagang

Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Kamala Shirin Lakhdir.
JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membahas dampak kebijakan tarif bea masuk di Amerika Serikat (AS) saat bertemu Duta Besar AS untuk Indonesia Kamala Shirin Lakhdhir.
Sri Mulyani mengatakan pertemuannya dengan Lakhdhir menjadi kesempatan baik untuk memperkuat hubungan Indonesia-AS di tengah dinamika geopolitik dan perekonomian global. Menurutnya, Indonesia juga telah menyiapkan serangkaian langkah untuk menghadapi kebijakan tarif di AS.
"Kami berdiskusi secara terbuka mengenai langkah-langkah yang bisa ditempuh bersama agar isu ini dapat diselesaikan," katanya melalui akun Instagram @smindrawati, Kamis (17/4/2025).
Sri Mulyani mengatakan kebijakan tarif di AS telah menjadi isu global yang mempengaruhi banyak negara. Indonesia dan AS pun perlu segera menyelesaikan persoalan tersebut dengan tetap mengedepankan asas keadilan dan kepentingan ekonomi kedua negara.
Pada 2 April 2025, Presiden AS Donald Trump mengumumkan pengenaan tarif impor resiprokal ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Atas barang impor dari Indonesia, AS mengenakan bea masuk resiprokal sebesar 32%.
Kebijakan tarif AS ini semula dijawalkan mulai berlaku pada 9 April 2025, tetapi kemudian ditunda selama 90 hari.
Selain soal kebijakan tarif di AS, pada pertemuan ini juga disinggung pelaksanaan APBN 2025. Kepada Lakhdir, Sri Mulyani menceritakan APBN 2025 didesain untuk mendukung sejumlah program yang diusung Presiden Prabowo Subianto.
Contohnya, anggaran untuk mewujudkan program makan bergizi gratis, memberikan perlindungan sosial, serta membangun 3 juta unit rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Meski demikian, dia meyakinkan pelaksanaan APBN 2025 tetap prudent dan berkelanjutan.
"It was a very productive discussion," ujarnya. (dik)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.